Mengenal Aplikasi Kepul, Startup Jual Beli Minyak Jelantah di Kota Medan
Sejak bulan September 2020, Kepul sudah menyelamatkan empat ton limbah minyak jelantah yang berpotensi dibuang ke drainase kota Medan.
Khusus di hari Minggu pagi, Kepul melakukan sosialisasi di berbagai tempat publik seperti lapangan untuk mengedukasi masyarakat terkait sampah dan penanganan terhadap sampah.
Atasi Tiga Aspek Permasalahan Sampah
Kepul hadir sejak tahun 2018 yang digawangi sekumpulan anak muda untuk mengatasi pengelolaan sampah yang hingga kini masih menjadi permasalahan di berbagai kota, khususnya kota Medan yang sempat masuk jajaran kota terkotor di Indonesia tahun 2019.
Latif menuturkan bahwa bergeraknya Kepul ini dapat turut membantu permasalahan sampah dengan adanya tiga aspek, yaitu aspek sosial, aspek finasial dan aspek lingkungan.
"Bergeraknya Kepul ini kita bisa selesaikan tiga aspek yaitu aspek sosial dengan kesadaran masyarakat untuk lebih peduli terhadap sampah, aspek finansial ini masyarakat bisa mendapatkan tambahan pendapatan dari sampah yang dijualnya, dan aspek lingkungan yang tentunya akan meminimalisir sampah untuk langsung merusak alam," kata Latif.
Selama tiga tahun bergerak sejak 2018, Kepul telah mengangkut 700 ton sampah dari beragam jenis sampah. Latif juga menjelaskan bahwa setelah sampah dipilah, nantinya akan dijual kembali ke masing-masing pabrik.
"Selama tiga tahun kita udah angkut 700 ton sampah. Paling banyak dijual ke Kepul itu kardus, kertas, botol plastik, kaleng, dan jelantah sekarang. Nantinya akan dipilih sesuai jenis dan dikirim ke masing-masing pabrik seperti pabrik kertas, plastik, dan kaca. Kedepannya kita juga berharap ingin jadi jasa yang lebih besar lagi dan juga lebih banyak inovasi lebih besar. Selain itu yang paling penting masyarakat lebih peduli lagi terhadap sampah," pungkas Latif.
(cr13/tribun-medan.com)