Dijuluki 'Pembunuh Twitter', Pria ini Bunuh dan Mutilasi 9 Korban yang Dikenal Lewat Medsos
Dijuluki pembunuh Twitter, seorang pria dijatuhi hukuman mati setelah membunuh sembilan korban yang dikenal lewat Twitter.
TRIBUN-MEDAN.com - Seorang pria dijatuhi hukuman mati setelah membunuh sembilan korban yang rentan secara mental.
Ia adalah Takahiro Shiraishi dinyatakan bersalah karena membunuh, memotong-motong, dan menyimpan tubuh delapan wanita dan satu pria di apartemennya di kota Zama di Kanagawa, di pinggiran Tokyo, Jepang.
Dijuluki 'Pembunuh Twitter', ternyata pria berusia 30 tahun itu melakukan kontak dengan para korban melalui media sosial Twitter, setelah korban menyatakan pikiran untuk bunuh diri.
Shiraishi biasa mengundang mereka ke apartemennya, berjanji untuk membantu mereka mati, mengutip dakwaan.
Biografi profil Twitternya mengatakan: "Saya ingin membantu orang yang benar-benar kesakitan.
"Tolong DM saya kapan saja."
Baca juga: Ingat Sony Wakwaw? Sang Artis Cilik Ngetop yang Kini Beralih Jadi Penjual Gorengan, Sudah Jual Rumah
Pengacara Shiraishi membantah bahwa dia membunuh para korban dengan persetujuan mereka, kata Kyodo.
Hakim Ketua Naokuni Yano memutuskan para korban tidak setuju untuk dibunuh, dan Shiraishi secara mental sehat untuk dimintai pertanggungjawaban atas pembunuhan mereka.
"Tidak ada dari sembilan korban yang setuju untuk dibunuh, termasuk persetujuan diam-diam," kata hakim, menurut penyiar publik NHK.
"Sungguh sangat menyedihkan bahwa nyawa sembilan orang muda diambil. Martabat para korban diinjak-injak."
Dia menambahkan bahwa pembunuhan itu "sangat keji".
Ayah dari satu korban, berusia 25 tahun, mengatakan di pengadilan bulan lalu bahwa dia "tidak akan pernah memaafkan Shiraishi bahkan jika dia meninggal", lapor NHK.
"Rasa sakit ini tidak akan pernah hilang. Kembalikan dia padaku."
Baca juga: Deretan Artis yang Menikah di Sepanjang Tahun 2020, Zaskia Gotik hingga Nikita Willy
Polisi pertama kali memeriksa Shiraishi pada pagi hari Halloween 2017 setelah dia terlihat di CCTV berjalan dengan seorang wanita yang dilaporkan hilang.
Sembilan mayat yang terpotong-potong, dengan sebanyak 240 bagian tulang disimpan dalam pendingin dan kotak, telah ditaburi kotoran kucing untuk menyembunyikan bukti.
Menurut dakwaan, korban Shiraishi berusia antara 15 hingga 26 tahun yang dibunuh dari Agustus hingga Oktober 2017, kata Kyodo.
Dia juga dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap semua korban perempuannya, tambah laporan itu.
Korban laki-lakinya dilaporkan adalah pacar dari salah satu korban perempuannya, yang kemudian dia bunuh untuk mencegah pembunuhan itu terikat padanya.
Shiraishi dilaporkan menerima hukuman yang dijatuhkan padanya, bahkan jika itu hukuman mati, dia tidak akan melakukan banding.
Di Jepang hukuman mati dilakukan dengan cara digantung, dengan tanggal pelaksanaan tidak diumumkan sampai hukuman tersebut dilaksanakan. (sal/tribun-medan.com)