Tahun Terberat Telah Lewat, BRI Semakin Sehat dan Kuat, Aset Tembus Rp1.500 Triliun
BRI berhasil menutup tahun 2020 dengan capaian positif yang membuat fundamental perseroan semakin sehat dan kuat.
Laporan Wartawan Tribun Medan/Natalin
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Di tengah ketidakpastian ekonomi dunia akibat pandemi, BRI berhasil menutup tahun 2020 dengan capaian positif yang membuat fundamental perseroan semakin sehat dan kuat.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama BRI Sunarso pada acara Pemaparan Kinerja BRI Kuartal IV 2020 di Jakarta (29/12021).
Sunarso mengatakan bahwa krisis yang kita alami saat ini adalah krisis yang terberat apabila dibandingkan dengan krisis sebelumnya.
Namun BRI Group telah melewati tahun terberat dengan pertumbuhan positif berkat strategi yang fokus pada penyelamatan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta menjadi mitra utama pemerintah dalam mendukung keberhasilan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
BRI berkontribusi lebih dari 60% dalam setiap program PEN yang memberi dampak positif tidak hanya bagi nasabah namun juga bagi perekonomian Indonesia.
Peran BRI menjalankan counter cyclical melalui fungsi agent of development terlihat dari penyaluran kredit yang tetap tumbuh positif meskipun ekonomi nasional terkontraksi.
Hingga akhir Desember 2020, secara konsolidasian BRI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp 938,37 triliun atau tumbuh 3,89 persen year on year. Angka ini jauh lebih baik apabila dibandingkan dengan pertumbuhan kredit nasional di tahun 2020 yang diperkirakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berada di kisaran minus 1 hingga 2 persen.
Tercatat kredit mikro BRI tumbuh double digit sebesar 14,18 persen, kredit kecil dan menengah tumbuh 3,88 persen dan kredit konsumer tumbuh 2,26 persen.
Kinerja positif tersebut berdampak pada peningkatan porsi atau portofolio kredit UMKM BRI yang menyentuh angka 82,13 persen dari total seluruh kredit BRI.
"Tantangannya sekarang adalah mencari sumber pertumbuhan baru. Strateginya yakni BRI akan fokus di dua area, pertama, yang existing kita naik kelaskan. Kedua, cari sumber pertumbuhan baru, yaitu mencari yang lebih kecil daripada mikro,” katanya.
Pertumbuhan kredit BRI Group mampu diiringi dengan perbaikan kualitas kredit yang sehat dan terjaga,
Hal ini ditunjukkan dengan rasio NPL BRI Group yang tercatat 2,99 persen dengan NPL Coverage mencapai 237,73 persen.
Besarnya pencadangan ini merupakan bentuk strategi perseroan untuk menjaga kinerjanya agar terus tumbuh secara sustainable melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang baik.
Sementara itu Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI tercatat tumbuh sebesar 9,78 persen menjadi sebesar Rp 1.121,10 triliun, dengan komposisi dana murah (CASA) mencapai 59,67 persen.
