CORONA Bukan Virus dari Kelelawar atau Bocor dari Lab, Ini Hasil Spesifik Penelitian WHO Terbaru
Bukan langsung dari kelelawar apalagi kebocoran laboratorium. Ini hasil penelitian terbaru WHO soal asal muasal virus corona
Penemuan kami menunjukkan jika jalur masuk melalui spesies inang perantara adalah jalur paling mungkin dan yang memang akan dipelajari lebih lanjut
TRIBUN-MEDAN.com - Pandemi global virus corona (covid-19) benar-benar momok yang mencengkram dunia.
Meluluhlantakkan kesehatan sekaligus melimbungkan perekonomian dunia.
Ketakutan akut negara-negara telah menyembulkan ragam tuduhan yang beralamat pada China.
Kisah Gadis Diculik saat Pulang Sekolah, Dirudapaksa dan Dibunuh Sadis, Ini Foto Empat Pelakunya
Betapa tidak, virus corona pertama kali terdeteksi dari China.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengirimkan para ilmuwan berdedikasi tinggi dan super ahli di bidangnya untuk mencari detail seluk beluk dan karakter virus Corona.
Para ahli tersebut sudah dikirimkan ke China untuk melakukan investigasi menyeluruh.
Yang mengejutkan, beberapa teori konspirasi terbantahkan total.
Korea Utara Dapat Uang 4,4 Triliun lewat Cara Kotor demi Bangun Nuklir, PBB Berang dan Beri Laporan
Kepala tim WHO, ahli gizi pangan WHO Peter Ben Embarek mengutarakan penemuan dari misi 4 minggu tersebut dalam konferensi pers Selasa sore dari Wuhan.
Ben Ambrek menuturkan apbila virus itu memiliki kemungkinan tinggi menyebar ke manusia lewat loncatan penyebaran dari hewan.
Tim WHO juga mencoret kemungkinan jika virus itu merupakan virus yang bocor dari laboratorium.
Ia berbicara didampingi pejabat kesehatan senior China Liang Wannian dan ahli virologi Belanda Marion Koopmans.
SUMATERA Utara Berkabung, Dua Wali Kota Terpilih Meninggal Dunia, Ini Sosok dan Profil Dua Figur
"Penemuan kami menunjukkan jika jalur masuk melalui spesies inang perantara adalah jalur paling mungkin dan yang memang akan dipelajari lebih lanjut," ujar Ben Embarek.
Ia juga mengatakan loncatan gen virus dengan cara ini juga lebih mungkin daripada virus dari kelelawar langsung masuk ke manusia, teori yang sebelumnya ada.
Sebelumnya selain teori virus yang bocor dari laboratorium Wuhan, teori mengenai asal-usul virus Corona adalah dari hewan-hewan yang dijual di pasar basah Wuhan yang kemudian loncat masuk ke tubuh manusia.
Sementara itu Ben Embarek mengatakan teori lepasnya virus dari laboratorium itu "sangat tidak mungkin untuk menjelaskan masuknya virus ke populasi manusia."
Tim sudah mengunjungi laboratorium lokal, termasuk Institut Virologi Wuhan, sebagai bagian dari penelitian mereka di Wuhan.
Mereka juga sudah mendiskusikan protokol keamanan dan rincian mengenai riset terdahulu dengan para staff.
Ia juga menyebut teori yang didukung ilmuwan China bahwa virus dapat masuk ke Wuhan melalui makanan beku sebagai kemungkinan.
Meski begitu teori ini kurang kuat dibandingkan masuknya lewat inang perantara.
Tim internasional berisi 14 orang tersebut terdiri dari virologis, dokter dan spesialis kesehatan hewan yang telah ada di Wuhan sejak 14 Januari bekerja dengan ilmuwan China untuk mengulas data di Wuhan, tempat kasus pertama pasien Covid-19 dideteksi pertama kali.
Meski tim telah meningkatkan pemahaman mengenai penyebaran awal penyakit di Wuhan Desember lalu menurut Ben Embarek masih kurang jelas bagaimana virus mulai menyebar pertama kalinya di kota dan pasar basah Huanan, yang berkaitan dengan sejumlah kasus awal.
Ben Embarek mengatakan juga tim tidak temukan bukti "penularan besar-besaran yang berkaitan dengan kasus Covid-19 pada Desember 2019 lalu.
Secara sama, menguji virus Corona di spesies hewan di seluruh negara termasuk hewan peliharaan, hewan ternak dan hewan liar menunjukkan tidak ada sirkulasi penyebaran virus di spesies hewan apapun saat ini atau di tahun 2019, ujarnya.
Liang, yang telah menjadi pemimpin tim China dalam misi itu memberikan pemaparan lebih panjang mengenai investigasi infeksi awal.
Ia mengatakan termasuk evaluasi ribuan kasus yang tercatat dan sampel darah dari lebih 200 institut medis.
Puluhan ribu sampel hewan telah diuji mencari virus dan hasinya negatif, ujarnya.
Informasi yang sedikit selama inilah yang hanya ditawarkan China, bahkan meski Beijing telah mengatakan virus bisa saja menyebar di luar negeri sebelum menyebar di China.
Selama konferensi pers, Liang menyebutkan "studi yang tidak dipublikasi" tunjukkan jika virus dapat menyebar di luar negeri sebelum dideteksi di Wuhan.
"Hal ini mengindikasikan kemungkinan lewatnya sirkulasi pelaporan di negara lain," ujarnya.
Liang juga mengatakan kemungkinan virus dapat pindah dari kemasan makanan beku, tipe penularan yang dikaitkan ilmuwan China dengan wabah terbaru di negara tersebut, tapi dikatakan oleh ilmuwan internasional belum terbukti.
Ben Embarek mengatakan lebih banyak lagi harus dilakukan untuk memahami peran rantai dingin.
Ia juga meminta penelitian lebih lanjut mengenai jenis produk hewan yang dijual di pasar Huanan pada waktu Desember 2019, seperti halnya mengeksplor bukti yang telah meningkat di seluruh dunia.
"Sangat menarik mengikuti semua petunjuk ini, dan laporan awal serta indikasi infeksi awal di seluruh dunia dan menghubungkan titik-titik dan bagian berbeda-beda dari informasi yang ada untuk mencoba mendapat pemahaman lebih baik dari gambaran keseluruhan," ujarnya.
(Tribun-medan.com/Intisari)
Sudah Tayang di Intisari