Korea Utara Dapat Uang 4,4 Triliun lewat Cara Kotor demi Bangun Nuklir, PBB Berang dan Beri Laporan
Korea Utara justru memeroleh uang dalam jumlah yang sangat besar saat krisis kesehatan dan ekonomi tengah melanda dunia.
TRIBUN-MEDAN.com - Pandemi global dalam rupa serangan virus corona (Covid-19) telah meluluhlantakkan perekonomian global.
Banyak negara yang limbung kondisi finansialnya imbas pandemi global ini di sepanjang tahun 2020.
Tentunya, masih berimbas jelas di pembuka tahun 2021.
Namun demikian, Korea Utara berada dalam kondisi sebaliknya.
• SUMATERA Utara Berkabung, Dua Wali Kota Terpilih Meninggal Dunia, Ini Sosok dan Profil Dua Figur
Korea Utara justru memeroleh uang dalam jumlah yang sangat besar saat krisis kesehatan dan ekonomi tengah melanda dunia.
Bagaimana bisa?
PBB berhasil mengendus fenomena aneh dari Korea Utara.

PBB berang dan memberikan laporan yang mengernyitkan dahi masyarakat global.
Betapa tidak, Korea Utara sanggup memeroleh uang 316 dolar Amerika Serikat.
Uang itu setara dengan Rp 4,4 triliun.
• Nasib Donald Trump Semakin Miris, Ini Data dan Bukti Dirinya Ditinggalkan Pendukungnya
Peliknya, uang sebanyak itu digunakan untuk membangun senjata nuklir.
Fakta lain yang lebih mengejutkan diungkap PBB.
Korea Utara menggunakan cara kotor dan ilegal untuk mendapatkan pendanaan sebanyak itu.
Menurut laporan Korea Utara menggunakan hacker untuk mendapatkan uang tersebut, kemudian mencuri dana virtual, lapor Dewan PBB sebagaimana dinukil dari Daily Star, Selasa (9/2/2020).
• TERKUAK Misteri Kematian Jenghis Khan, Ternyata Sang Penakluk Tak Meninggal karena Diracun
Negara itu mencuri dana virtual, dari 2019 hingga November 2020, menurut sebuah laporan panel.
Korea Utara memang terkenal melakukan serangan dunia maya dengan memanfaatkan hacker untuk mencuri dana virtual, untuk pembiayaan nuklirnya.
Serangan dunia maya Korea Utara menargertkan lembaga keuangan dan rumah pertukaran mata uang virtual telah menghasilkan uang untuk program pengembangan senjatanya, kata panel tersebut.
Laporan itu menambahkan, "Ini menampilkan sistem rudal balistik jarak pendek, jarak menengah, kapal selam dan antarbenua baru di parade militer."
"Mereka mengumumkan persiapan untuk pengujian dan produksi hulu ledak rudal balistik baru dan, pengembangan senjata nuklir taktis, dan meningkatkan infrastruktur rudal balistiknya," katanya.
Laporan itu juga mencatat bahwa Korea Utara telah mampu menghindari sanksi, mengembangkan senjatanya, mengimpor minyak sulingan secara ilegal, mengakses saluran perbankan internasional dan melakukan aktivitas cyber yang berbahaya.
• Berang Dilabeli Perempuan Murahan, Begini Respons Menohok Awkarin yang Bungkam Netizen Julid
"total pencurian aset virtual dari 2019 hingga November 2020 bernilai sekitar 316,4 juta dollar AS (Rp4,4 triliun)," lapor Independent .
Laporan itu mengklaim bahwa dalam perkembangannya bangsa Asia telah menghasilkan bahan fisil yang dibutuhkan untuk senjata nuklir.
Diktator Korea Utara Kim Jong-un bulan lalu telah berbicara tentang memperkuat pencegah nuklir negaranya selama kongres raksasa partai yang berkuasa.
Meski, negara itu pernah menghadapi sanksi berat dari dewan keamanan PBB karena melakukan uji coba nuklir pada 2006.
Tetapi Korea Utara terus menguji senjatanya dan laporan itu juga menyatakan bahwa Korea Utara terus mencuci mata uang kripto yang dicuri.
Para ahli mengatakan Korea Utara melakukan pencurian, melalui broker aset virtual over-the-counter di China untuk memperoleh mata uang yang didukung pemerintah, seperti dolar AS.
Mereka mencatat bahwa "analisis awal" sangat menyarankan kaitannya dengan Korea Utara.
Microsoft mengaitkan Korea Utara November lalu dengan serangkaian percobaan serangan dunia maya oleh operasi bayangan yang disebut Lazarus Group.
Kelompok itu berada di bawah sanksi AS karena diduga sebagai unit peretasan yang didukung negara, yang diduga menyamar sebagai perekrut pekerjaan dalam upaya mencuri kredensial masuk.
Adik perempuan diktator Kim Jong-un yang menakutkan dikatakan memimpin unit spesialis peretasan bernama Bureau 325.
Korea Utara juga telah mengembangkan vaksin Covid menggunakan data yang diretas dari ilmuwan asing, kata laporan lain.
Surat kabar Korea Selatan, Daily NK melaporkan bahwa vaksin buatan negara nakal itu sudah menjalani uji coba pada manusia Tahap III.