Oknum Dosen USU Non Nakes Ikut Divaksin, Kadinkes Sumut: Gak Apa-apa, Satu Dua Lolos Biasalah

Dosen bernama Wara Sinuhaji ini tampak memposting 18 foto dirinya saat divaksin oleh nakes dan saat menunggu pendaftaran vaksin pada Kamis (11/2/2021)

TRIBUN MEDAN/HO
FOTO di akun Facebook seorang dosen Fakultas Ilmu Budaya USU bernama Wara Sinuhaji yang divaksin pada Pekan Vaksinasi Covid-19, Kamis (12/2/2021). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Ajang pekan vaksinasi Covid-19 di Pendopo Universitas Sumatera Utara yang seharusnya diperuntukkan bagi para tenaga kesehatan, ternyata tutur dinikmati oleh yang bukan tenaga kesehatan. 

Pekan vaksinasi yang dilaksanakan pada Rabu (10/2/2021) lalu notabene dicanangkan untuk menjangkau para tenaga medis yang belum menerima vaksin juga dimanfaatkan seorang dosen di USU dengan latar belakang non medis yaitu dosen di Fakultas Ilmu Budaya. Saat itu total orang yang divaksin berjumlah 2.175 orang.

Pantauan tribun-medan.com, dosen bernama Wara Sinuhaji ini tampak memposting 18 foto dirinya saat divaksin oleh nakes dan saat menunggu pendaftaran vaksin pada Kamis (11/2/2021).

Saat dilihat tribunmedan.com, pada akun Facebook bernama Wara Sinuhaji pada Jumat (12/2/2021) postingan tersebut mendapat 317 like dan 101 komentar.

Dimana foto-foto tersebut disertakan caption foto: 

"Aku Mau Hidup Seribu Tahun

Kata kata Chairil Anwar tetap terngiang ditelingaku.Ketika aku keluar rumah berangkat ke Ladang. Aku lihat di pesbuk Jolly Sikumbang, pakar dan dosen Doktor Kesehatan Masyarakat USU duduk santai, lagi disuntik vaksin Covid-19.

Doktor Kesehatan masyarakat ini langsung aku kontak, ucapkan kata kata puisi Chairil Anwar. Dia lalu menyuruh saya datang ke Pendopo USU. Baru aku tau, ternyata hari ini ada pencanangan Pekan Vaksinisasi Covid -19 untuk daerah Sumut.

Jolly lalu mengatakan kepada petugas dari Depkes. Woiiiii bro, Erdianta Sitepu kau bawa dulu "preman kampus" ini untuk di vaksin. Anak muda lincah dan energetik ini, lalu mengajak saya.

Ternyata Ardianta dah lama mengenal dan tau siapa saya. Dari bahasanya yang ramah dan familier, ayo "bulang" kata beliau, dalam bahasa Karo. Kata beliau, dia sudah lama kenal sama saya, maklum saja Ardianta, bulang kam ini sudah tua kataku.

Setelah urusan administrasi diselesaikan Ardianta Sitepu, tensiku diukur. Hasilnya tinggi, sampai 155. Aku di suruh istirahat beberapa lama. Setelah satu jam tensi diukur lagi, hasilnya bukan turun,tetapi semakin tinggi menjadi 160. Aku tak ada rasa gentar, tapi orangnya emang tempramen. Apa ini yang membuat tensiku naik turun, hatiku bertanya.

Aku kembali disuruh dokter istirahat, lalu DR. Kintoko menyuruh mahasiswanya, mencari segelas jus belimbing di luar kampus. Setelah tiba, lalu dia suruh aku habiskan. Setelah kuminum habis, aku istrahat dan ngobrol santai dengan para pakar ini, sambil kami merokok. Lima belas menit kemudian, dia perintahkan Ardianta bawa aku periksa tensi kembali, untuk ke tiga kalinya..

Seorang dokter, secara telaten dan berulang mengukur tensi darahku. Hasilnya luar biasa, tensiku turun derastis, menjadi hanya 120. Aku lalu direkomendasi untuk di vaksin. Dokter lain segera mempersiapkan Vaksin, menyuntikkan di lengan kiriku sebelah atas.

Rasanya, teringat seperti ketika aku suntik cacar waktu anak anak. Insya Allah, kini aku sudah suntik vaksin anti Covid. Akan menyusul, disuntik kembali setelah dua minggu yang akan datang. Dimana? Nanti aku diajak Jolly Sikumbang, pakar kesehatan masyarakat kita ini.

Buat semua teman dan sahabat, Terutama Kepala Dinas Kesehatan Sumut, terimakasih atas semua atensinya.
Hari ini aku telah kelen fasilitasi secara luar biasa, semoga kita tetap sehat walafiat semua. Amin"

Bahkan, salah satu profesor dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU bernama Fikarwin Zuska menyematkan komentar "Kurasa satu-satunya dosen USU dari fakultas non-kesehatan yg mendapat vaksin. Betul gak bang?" 

Saat dikonfirmasi tentang pemvaksinan terhadap non medis ini, Kadis Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Alwi Mujahit Hasibuan menyebutkan bahwa hal tersebut lolos dari pengawasan petugas. 

"Ya gapapa lah itu, satu dua lolos ya biasalah. Yang penting vaksinnya tidak disalahgunakan untuk dijual atau diapa, dipakai gitu enggak papa," tuturnya saat dikonfirmasi, Jumat (12/2/2021).

Alwi menyebutkan bahwa apa yang dilakukan dosen non medis tersebut adalah bagian dari antusiasme dan sudah tidak sabar.

"Nanti semua akan divakasin, ya mungkin dia udah enggak sabar, nyelusup dia. Enggak tahu lah petugas kita, enggak papalah. Kalau itu kita lihat positifnya aja, oh itu dia bagian dari antusiasme masyarakat menerima vaksin itu aja," katanya.

Bagi Alwi yang terpenting saat ini adalah untuk menyukseskan program vaksinasi yang menargetkan 70 persen warga Indonesia.

Dirinya juga meminta agar hal tersebut dilihat dari sisi positif untuk memberantas hoaks di masyarakat. 

"Begini, vaksinasi ini harus berhasil, indikator keberhasilannya 70 persen dari penduduk Indonesia ini ikut divaksin, 70 persen itu banyak. Dan kemungkinan untuk gagal itu besar karena hoaks yang ada di medsos itu sangat mengganggu terhadap keberhasilan kita. Jadi yang kita harapkan dari antusiasme seperti ini dilihat dari sisi positifnya jangan negatifnya," katanya.(vic/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved