HEBAT, Akhirnya Indonesia Punya Jet Tempur tak Terkalahkan F-15EX Dampingi Rafale Sukhoi dan F-16
HEBAT, Akhirnya Indonesia Punya Jet Tempur tak Terkalahkan F-15EX Dampingi Rafale Sukhoi dan F-16
TRIBUN-MEDAN.COM - HEBAT, Akhirnya Indonesia Punya Jet Tempur tak Terkalahkan F-15EX Dampingi Rafale Sukhoi dan F-16
Akhirnya terjawab tuntas jet tempur canggih generasi 4.5 yang dibidik TNI AU.
Ternyata TNI AU tidak hanya diperkuat 36 jet tempur Rafale dari Perancis, tapi juga jet tempur interceptor F-15EX dari Amerika Serikat.
Rencana kedatangan jet tempur interceptor F-15EX dari Amerika Serikat merupakan kejutan, mengingat sebelumnya dikabarkan Indonesia mengincar jet tempur F-16 Viper atau Blok 70.
Jet tempur F-15 diperkenalkan pada tahun 1972, merupakan pesawat tempur dengan angka kemenangan pertempuran udara tertinggi (mencapai lebih dari 100 kemenangan tanpa kekalahan sekali pun).
Amerika Serikat, Jepang, Arab Saudi, dan Israel menjadikan Jet tempur F-15 sebagai tulang punggung angkatan udaranya.
Baca juga: Komjen Agus Andrianto Kabareskrim Irjen Panca Putra Simanjuntak Kapolda Sumut, Daftar Mutasi Terbaru
F-15EX merupakan versi terbaru F-15 yang dilengkapi avionik modern dan lebih canggih.
Kepala Staf Angkatan Udara ( KSAU ) Marsekal TNI Fajar Prasetyo mengungkapkan Indonesia dalam waktu dekat akan mendatangkan sejumlah alat utama sistem persenjataan ( alutsista) modern.
"Mulai tahun ini hingga tahun 2024, kita akan segera merealisasikan akuisisi berbagai alutsista modern secara bertahap," ujar KSAU di Markas Besar TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (18/2/2021).
Adapun sejumlah alutsista yang segera mendarat di Indonesia meliputi, pesawat tempur F-15 EX buatan Boeing dan Dassault Rafale yang diproduksi Dassault Aviation Perancis.
Kemudian pesawat tanker multi-role tanker transport, pesawat angkut C-130J, pesawat tanpa awak atau unmanned combat AERIAL vehicle (UCAV) dengan kemampuan medium altitude long endurance (MALE).
Dikutip dari Anadolu Agency merujuk dokumen Rapim TNI 2021 beberapa waktu lalu, Indonesia rencananya akan memboyong 36 unit pesawat Rafale dan 8 unit pesawat F-15 EX.
Diharapkan, 6 unit F-15 EX sudah tiba di Tanah Air sebelum 2022.
Baca juga: Ditetapkan Sebagai Wali Kota Medan Terpilih, Ini yang Dilakukan Bobby-Aulia 100 Hari Pertama Kerja
KSAU menyebut, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto telah berupaya melaksanakan diplomasi pertahanan dengan sejumlah negara sahabat.
Diplomasi ini digelar guna mempercepat proses pembangunan kekuatan TNI, salah satunya yakni belanja alutsista mutakhir.
Selain membangunan kekuatan TNI dalam menjaga kedaualatan negara, kata dia, pengadaan alutsista juga sebagai salah satu bentuk diplomasi pertahanan yang bernilai strategis terhadap konstelasi politik global.
Walaupun begitu, ia mengakui, bahwa upaya pengadaan alutsista sempat mengalami sejumlah perubahan karena kondisi global dan kemampuan negara.
"Meskipun kita memiliki pedoman Postur, Renstra, maupun MEF, namun dalam pelaksanaannya sangat bergantung sekali pada berbagai faktor dan kondisi yang terus berubah secara dinamis," imbuh dia.
Baca juga: SOSOK Agus Andrianto, Mantan Kapolda Sumut Berkarier Bersinar, Kini Menjabat Kabareskrim Polri
Sekadar diketahui Angkatan Udara AS akan segera menerima dua unit jet tempur F-15EX dari Boeing.
Jet tempur tersebut baru saja sukses melakukan penerbangan perdana awal pekan ini.
Jet tempur F-15EX pada hari Selasa (2/2/2021) sukses melakukan penerbangan perdana Bandara Internasional Lambert di St Louis, Missouri.
Angkatan Udara AS akan menerima dua dari delapan unit jet yang dipesan pada kuartal satu tahun ini.
Dilansir dari laman resmi Boeing, jet tempur F-15EX lepas landas dan mendarat dari Bandara Internasional St. Louis Lambert, menyelesaikan uji terbang selama 90 menit sebelum kembali ke bandara.
"Penerbangan sukses hari ini (Selasa) membuktikan keamanan dan kesiapan jet untuk bergabung dengan armada tempur negara kita," kata Prat Kumar, Wakil Presiden Boeing dan Manajer Program F-15.
Baca juga: Kesetiaan Anjing Liar Dampingi Temannya yang Luka Tertabrak Mobil sampai Bantuan Datang
Kumar menjelaskan, jet tempur F-15 versi baru ini mampu menggabungkan sistem manajemen pertempuran canggih, sensor, dan senjata berkat desain badan pesawat digital serta arsitektur sistem misi terbuka yang digunakannya.
Boeing meyakinkan, kemampuan digital jet tempur tersebut bisa menjadi tulang punggung serta kemampuan kunci Angkatan Udara AS di masa depan.
Varian baru F-15 ini juga memiliki kontrol penerbangan fly-by-wire, kokpit digital baru, radar AESA modern, dan ADCP-II, komputer misi tercepat di dunia.
F-15EX yang disebut sebagai versi paling canggih hingga saat ini juga dilengkapi sistem peperangan elektronik Eagle Passive/Active Warning and Survivability System.
Kemampuan tersebut berguna untuk meningkatkan efektivitas misi dan kemampuan bertahan bagi operator.
Dua unit pertama yang akan diserahkan kuartal pertama tahun ini merupakan langkah awal dari kontrak pembelian delapan jet yang disetujui pada Juli 2020 lalu.
Boeing mengungkapkan, ke depan Angkatan Udara AS akan membutuhkan sebanyak 144 jet tempur baru lagi.
Sekadar diketahui di Asia Tenggara, negara yang mengoperasikan F-15 adalah Singapura.
F-15E menjadi varian khusus F-15SG sesuai kemauan RSAF (Republic of Singapore Air Force) disebut merupakan jet tempur terkuat di Asia Tenggara.
Singapura membeli F-15SG secara bertahap, awalnya 12 pesawat, berlanjut 12 lagi pada 2007.
Ada rumor yang beredar bahwa sesungguhnya total F-15SG yang dimiliki oleh Singapura mencapai 40 pesawat, dan bukannya 24 seperti diakui secara resmi.
Sebelumnya, sinyal Indonesia bakal membeli 36 jet temput Rafale untuk menggantikan jet tempur F-5E/F II Tiger yang sudah dipensiunkan TNI-AU sejak 2015 lalu semakin kuat.
Indikasi ini terlihat saat tim dari pabrik Dassault Aviation, produsen jet tempur Rafale mendatangi Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan) di Jakarta untuk merumuskan proses akuisisi jet tempur Rafale oleh Indonesia, Kamis, 11 Februari 2021.
Dengan perkembangan terbaru ini, Rafale menyingkirkan pesaing lain seperti F-16 Block 60 dari Amerika Serikat, Su-35 dari Rusia, Eurofighter Typhoon dari konsorsium Eropa, serta Saab Gripen oleh Swedia, yang juga dipertimbangkan menjadi pengganti jet tempur F-5E/F II Tiger.
Tim Dassault terdiri dari Vice President Dassault Aviation Business Development Jean Claude Piccirillo dan Vice President Offset Dassault Michael Paskoff.
Kedatangan mereka diterima oleh Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Ditjen Pothan) Kemhan Mayjen TNI Dadang Hendrayudha dan Direktur Teknologi Industri Pertahanan (Dirtekindhan) Laksma TNI Sri Yanto.
Dirjen Pothan menyambut baik kedatangan Tim Dassault dalam rangka kerja sama akuisisi pesawat tempur multiperan Rafale yang diproduksi oleh Dassault Aviation.
Ia berharap, kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Perancis ini banyak memberi manfaat bagi kedua belah pihak serta dapat memajukan industri pertahanan Indonesia.
Belum diketahui berapa harga 36 jet tempur Rafale ini untuk Indonesia.
Sebelumnya India memboyong 36 jet tempur Rafale seharga 9.4 miliar dolar AS.
Kontrak diteken 1996 dan pengiriman pertama dilakukan 2020.
Sebelumnya Indonesia dikabarkan berminat membeli 48 (perkembangan terbaru jadi 36) pesawat jet tempur Rafale dari Perancis.
Bahkan 2020, Prabowo dua kali bertemu Menteri Angkatan Bersenjata Perancis Florence Parly di Paris.
Pertemuan pertama 13 Januari 2020 dan pertemuan kedua 21 Oktober 2020.
Usai pertemuan 13 Januari 2020, situs berita Perancis, La Tribune pada 17 Januari 2020, memberitakan membeli jet tempur Rafale.
Menurut sumber internal La Tribune, pembelian ini bakal diwujudkan dalam kesepakatan antar-pemerintah Perancis dan Indonesia, yang diharapkan bisa dicapai dalam waktu dekat.
Selain pesawat jet tempur Rafale, La Tribune juga memberitakan pemerintah Indonesia tertarik membeli kapal selam Scorpene
Setelah pertemuan kedua 21 Oktober 2020, pada 3 Desember 2020, Reuters memberitakan perkembangan rencana akuisisi jet tempur Rafale oleh Jakarta.
Disebutkan, Florence Parly menyatakan bahwa negosiasi pemerintah Indonesia untuk membeli 36 Rafale dalam kondisi kemajuan.
“Sangat maju,” kata Parly saat itu.
Meski demikian, lanjutnya waktu itu, Perancis masih membutuhkan waktu untuk mempelajarinya sebelum melaksanakan penandatanganan bersama Indonesia.
Rafale adalah jet tempur multirole buatan Dassault Aviation.
Pesawat bermesin ganda (twin-engine) ini memiliki ciri khas sayap delta dan canard (sayap kecil) di depan bagian bawah kokpit.
Pesawat ini telah memiliki banyak pengalaman di medan perang, seperti di Afghanistan, Libya, Mali, Irak, dan Suriah.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "KSAU: RI Bakal Borong Pesawat Tempur F-15 EX hingga Dassault Rafale"
Penulis : Achmad Nasrudin Yahya
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/jet-tempur-tak-terkalahkan-f-15ex.jpg)