Kasus Pencabulan Anak di Medan dan Asahan, Paling Bejat Perbuatan S (38) kepada 5 Anaknya Sekaligus

Seorang ayah di Medan, Sumatera Utara, tega mencabuli kelima anak kandungnya sekaligus yang masih di bawah umur.

Editor: AbdiTumanggor
TRIBUN MEDAN/ALIF ALQADRI HARAHAP
Kapolres Asahan AKBP Nugroho Dwi Karyanto saat memaparkan tersangka SS yang melakukan pencabulan terhadap anak kandungnya, di Mapolres Asahan. 

Kedua korban pun memberanikan diri untuk mengadu kepada ibundanya yang saat itu sedang berkunjung.

"Ibu korban yang berinisial A (38) langsung mengambil tindakan untuk membuat laporan.

Antara si tersangka S dan istrinya A rumah tangganya kurang harmonis dan kerap bertengkar hingga akhirnya istrinya itu meninggalkan rumah dan memilih tinggal di daerah Marelan," ujar AKP M Ginting, Jumat (19/2/2021).

"Dari hasil interogasi, tersangka mengaku hanya mencabuli satu putrinya saja. Sementara dari hasil visum kelima anak kandungnya menguatkan dugaan pencabulan," pungkasnya.

Polisi menjerat pelaku dengan pasal berlapis dengan Undang-Undang perlindungan anak dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. 

"Tersangka kita jerat dengan pasal 82 ayat 1 dan 2 Undang-undang nomor 35 tahun 2014 atas perubahan Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman 15 tahun penjara, karena dilakukan oleh ayah kandungnya, hukuman ditambah 1/3 lagi. Kami juga akan memasukan Perpres nomor 70 tahun 2020 tentang kebiri," ujarnya.

**

Kasus Lainnya dari Kabupaten Asahan, Cabuli Anak Kandung Selama 4 Tahun, Pelaku: Saya Khilaf

Seorang ayah berinisial SS warga Kecamatan Mandoge, Kabupaten Asahan, tega mencabuli anak kandungnya, AS (16). Mirisnya, perbuatan bejat itu terjadi berkali-kali selama empat tahun.

Kapolres Asahan, AKBP Nugroho Dwi Karyanto, menjelaskan, SS pertama kali mencabuli putrinya pada tahun 2016 lalu. Saat itu, korban masih berumur 12 tahun.

"Awalnya anak ini dicabuli saat masih berusia 12 tahun. Pertama kali dulu tahun 2016 dilakukan di ruang TV," kata Kapolres Nugroho, Rabu (17/2/2021).

Nugroho mengungkapkan, saat kejadian korban dan pelaku sedang tidur berdua di ruang TV.

Korban yang tengah tertidur lelap tiba-tiba terbangun karena dibekap dan dicium oleh pelaku.

"Korban menolak dan mengatakan, "Jangan Ayah". Kemudian pelaku menenangkan korban dengan mengatakan dirinya tidak akan mengapa-ngapakan anaknya tersebut," ujarnya.

Namun, ucapan itu ternyata cuma tipu muslihat SS untuk memperdaya putrinya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved