Pengunjung Pemandian Air Panas Sidebuk-debuk Keluhkan Pengutipan Berlapis

Sebelum tiba di objek wisata yang dituju pengunjung harus melewati terlebih dahulu pos pengutipan.

TRIBUN MEDAN/HO
OKNUM pemuda Desa Semangat Gunung, Kecamatan Merdeka melakukan pengutipan masuk ke objek wisata air panas Sidebuk-Debuk di pintu masuk Desa Semangat Gunung, Minggu (21/2/2021) dini hari. 

TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Objek wisata pemandian air panas Sidebuk-Debuk yang berada di Desa Doulu Kecamatan Berastagi, dan Desa Semangat Gunung, Kecamatan Merdeka, sudah sejak lama menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Karo.

Terlebih, tempatnya yang berada di pintu masuk Kabupaten Karo menjadi tujuan utama maupun akhir wisatawan yang berkunjung menikmati alam bumi turang.

Namun, niatan wisatawan untuk melepas penat dengan menikmati segarnya mandi air yang bersumber dari Gunung Sibayak ini, tak selalu berjalan mulus.

Pasalnya, sebelum tiba di objek wisata yang dituju pengunjung harus melewati terlebih dahulu pos pengutipan.

Bahkan, saat ini sudah ada dua pos pengutipan yang dilakukan oleh oknum di luar petugas dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo.

Seorang pengunjung yang berniat berwisata ke pemandian tersebut BS (29) mengungkapkan, dengan adanya hal ini dirinya mengaku sangat merasa keberatan.

Pasalnya, pengutipan berlapis ini dilakukan di setiap pintu masuk desa yang dilintasi sebelum tiba di pemandian.

"Ini kok aneh setiap masuk desa selalu dikutip, dari dua desa yang dilewati dua-duanya dikutip uang masuk. Nanti sampai di pemandian bayar tiket masuk lagi, masa double gini," ujar BS, Minggu (21/2/2021).

Dirinya mengungkapkan, saat dirinya datang ke sana pada Minggu (21/2/2021) dini hari di setiap pos pengutipan ada sejumlah pemuda yang diduga dari masing-masing desa melakukan pengutipan.

Dirinya menjelaskan, dari dua pos ini ditetapkan uang masuk yang berbeda.

"Tadi pas di depan, kita dikutip empat ribu rupiah per orang, terus di pos kedua kita diminta lagi uang masuk lima ribu rupiah. Tapi ini ada dana desa, kok mereka ngutip lagi," ungkapnya.

Dengan adanya kutipan secara berlapis ini, dirinya mengaku sangat keberatan dan tidak nyaman. Selain berlapis, ia juga mempertanyakan tentang dasar hukum dari masing-masing pos ini untuk melakukan pengutipan retribusi.

"Enggak ada dasar hukumnya lagi, bisa dibilang liar lah kalau gitu," ucapnya.

Ia mengatakan, pada malam tadi suasana di pintu masuk pemandian tersebut terlebih di pintu masuk Desa Semangat Gunung, terjadi perdebatan yang cukup panjang antara wisatawan dengan oknum yang melakukan pengutipan tersebut.

Dirinya mengatakan, pada malam tadi karena banyaknya pengunjung yang protes hingga menyebabkan arus lalulintas tersendat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved