News Video

GUNUNG SINABUNG Alami Guguran Lava dan Awan Panas Selama 2 Jam, Terjauh Capai 5000 Meter

Hari ini, Selasa (2/3/2020) pagi, Gunung Sinabung mengalami peningkatan aktivitas guguran lava atau awan panas sebanyak 13 kali

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Hendrik Naipospos

TRIBUN-MEDAN.COM - Hari ini, Selasa (2/3/2020) pagi, Gunung Sinabung mengalami peningkatan aktivitas guguran lava atau awan panas.

Berdasarkan keterangan dari Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Sinabung Iing Kusnadi, awan panas guguran dari Gunung Sinabung pertama kali terjadi sekira pukul 06.42 WIB.

Dirinya mengatakan, pada guguran kali ini pihaknya mencatat aktivitas vulkanik terjadi secara terus menerus hingga pukul 08.20 WIB.

"Pada hari ini kita mencatat terjadi awan panas dari pukul 06.42 WIB, secara visual kira lihat mengarah ke Timur dan Tenggara. Dan kita lihat, awan panas ini terjadi menerus hingga pukul 08.20 WIB," ujar Iing, di Pos PGA Sinabung, Jalan Kiras Bangun, Simpangempat.

Iing menjelaskan, dari aktivitas guguran ini pihaknya mencatat jarak luncur awal sejauh 2000 meter.

Dan dari beberapa kali guguran ini, pihaknya mencatat abu vulkanik dari puncak gunung yang meluncur ini sebanyak 13 kali.

Dengan jarak luncur terjauh mencapai 5000 meter.

"Kita catat 13 kali awan panas guguran, dengan jarak luncur sejauh 2000 dan sampai terjauh 5000 meter," ucapnya.

Amatan www.tribun-medan.com, abu vulkanik dengan kondisi berwarna kelabu pekat itu terus membumbung tinggi ke atas puncak sejauh 5000 meter.

Selain itu, luncuran awan panas terlihat semakin menjauh dari puncak dan menuju ke kaki gunung.

Mengarah ke Timur

Iing menjelaskan, dari aktivitas erupsi ini pihaknya melihat arah luncuran kolom abu condong mengarah ke Timur.

Dirinya mengatakan, saat ini juga pihaknya melihat kondisi angin di atas puncak gunung tidak terlalu berhembus kencang sehingga kolom abu masih membumbung di atas puncak.

"Angin kita lihat cukup tenang, sehingga abunya kita lihat berwarna kelabu pekat. Dan dari tadi juga kondisi abunya vertikal," ucapnya.

Ketika ditanya apakah saat ini masih ada potensi awan panas guguran hingga erupsi, pria berkacamata ini mengaku belum dapat memastikannya.

Namun begitu, dirinya mengatakan aktivitas sejak beberapa waktu terakhir hingga hari ini kegempaannya masih terus meningkat.

"Kita lihat kegempaannya masih meningkat, sehingga kemungkinan untuk terjadi erupsi dan awan panas masih tinggi," pungkasnya.

(cr4/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved