News Video
Kerap Sebabkan Kemacetan Saat Hujan, Bertahun Genangan Air di Jalan RPH Tak Kunjung Surut
Beberapa warga juga tampak mengatur lalu lintas agar mobil yang ingin lewat tidak terganggu dengan sepeda motor yang juga menggunakan ruas jalan.
Kerap Sebabkan Kemacetan Saat Hujan, Bertahun Genangan Air di Jalan RPH Tak Kunjung Surut
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Warga Jalan Rumah Potong Hewan, Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli mengeluhkan genangan air yang tak kunjung surut tepatnya di terowongan jalan tol.
Seorang warga yang rumahnya tepat di samping terowongan, Salimin mengatakan genangan tersebut sudah terjadi bertahun-tahun. Pasalnya, kata Salimin, jalan di bawah terowongan tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan tinggi saluran drainase.
"Oh kalau genangan itu udah lama kali lah. Waktu itu belum ada ini yang jalan di kanan kirinya. Masih rata semua. Sebenarnya itu air parit, cemana orang jalannya lebih rendah dari paritnya," ujar Salimin kepada tribun-medan.com saat ditemui di rumahnya Jalan Rumah Potong Hewan, Minggu (14/3/2021).
Salimin menuturkan, sejak tol tersebut dibangun, ruas jalan di terowongan tersebut terpaksa direndahkan. Karena, kata dia, jika truk ke arah Kawasan Industri Medan (KIM) yang akan lewat terbentur dengan terowongan karena ukuran terowongan yang tidak mencukupi.
"Kan sekarang udah ada KIM, jadi truk barang yang lewat yang waktu itu kenak atasnya. Karena enggak cukup jalannya untuk lewat. Makanya direndahkan itu. Sementara banjir terus kalau hujan," ungkapnya.
Dari amatan tribun-medan.com di lokasi, dari dua kali kedatangan, kondisi bawah terowongan Jalan Rumah Potong Hewan ini tetap tidak banyak berubah.
Genangan air setinggi betis orang dewasa tetap ada dan menggenangi ruas jalan.
Sesekali, jika mobil pick up atau truk melewati genangan air menyebabkan sisi jalan terciprat basah. Sementara jika mobil tipe kecil atau mobil sedan, melewati jalan di sisi sebelah kiri.
Beberapa warga juga tampak mengatur lalu lintas agar mobil yang ingin lewat tidak terganggu dengan sepeda motor yang juga menggunakan ruas jalan.
Salimin mengatakan, jika sisi tengah ruas jalan diratakan dengan sisi kanan-kirinya, maka truk tidak akan bisa melintas.
"Kalau truk lewat enggak bisa jika itu ditimbun semua. Cuma kereta aja lah sama mobil sedan yang bisa lewat," katanya.
Salimin mengaku telah tinggal di samping terowongan sejak tahun 1950-an. Sejak dulu, kata Salimin, kawasan tersebut memang rawan banjir.
"Ya cemana enggak banjir, paritnya saja banyak sampah. Tapi memang kalau genangan ini udah lama dan dari dulu enggak pernah ada solusinya," ungkapnya.
Lelaki berusia 70 tahun tersebut berharap pemerintah dapat mengatasi banjir dengan cara menimbun jalan dan melakukan normalisasi drainase.