News Video
Kerap Sebabkan Kemacetan Saat Hujan, Bertahun Genangan Air di Jalan RPH Tak Kunjung Surut
Beberapa warga juga tampak mengatur lalu lintas agar mobil yang ingin lewat tidak terganggu dengan sepeda motor yang juga menggunakan ruas jalan.
"Solusinya cuma satu itu, dinaikkan jalannya setinggi 40 centimeter aja, dibuat alirannya ke parit, jadi air itu enggak tergenang tapi mengalir. Itu ajalah yang kami harapkan," katanya.
Warga lainnya, Suryani mengatakan pada waktu masa kampanye Pilkada Wali Kota Medan, sempat pihaknya dikunjungi oleh Wali Kota Medan Bobby Nasution.
Namun, kata Suryani, ketika telah menjadi Wali Kota, Bobby belum ada melakukan kunjungan kembali ke lokasi genangan air di bawah terowongan tersebut.
"Waktu itu pas banjir-banjir di sini pas kebetulan lagi kampanye ada ke sini. Tapi pas sudah jadi wali kota belum ada lagi berkunjung ke sini," katanya.
Suryani pun kecewa jika Pemerintah Kota Medan tidak melakukan tindakan terhadap genangan air yang telah bertahun-tahun tersebut. Ia mengatakan, jika hujan turun, ruas jalan tersebut macet total karena banyak kendaraan yang tidak bisa lewat.
"Yang foto-foto banyak, yang datang untuk lihat-lihat. Tapi heran kami enggak ada solusi, begini-begini saja. Kasihan lah kami warga sini yang merasakan. Kalau hujan macet karena air naik sampai menutup jalan. Banyak sepeda motor yang mogok," ungkapnya.
Ia pun mengaku, secara swadaya masyarakat sesekali melakukan pembersihan parit untuk mencegah banjir.
"Kami bukan enggak ada usaha. Kami sudah berusaha, bukan enggak pernah kami bersihkan parit. Kalau pemko ada bersihkan tapi sekali-sekali saja. Jadi tolonglah perhatian nya," tuturnya.
Terpisah, Camat Medan Deli, Ferry Suheri mengaku sudah pernah berusaha menanggulangi permasalahan genangan air di kawasan tersebut.
"Itu bukan banjir, memang itu genangan, dan enggak akan bisa surut. Kalau soal solusinya pun saya enggak tahu gimana solusinya, karena dari awal tol itu dibangun dan terowongan nya kita enggak tahu konstruksi awalnya itu bagaimana," ujar Ferry saat dihubungi tribun-medan.com, Minggu (14/3/2021).
Sekitar dua tahun lalu pada 2019, Ferry mengaku pihaknya telah mengajukan pembuatan benteng ataupun jalan alternatif agar warga bisa melalui terowongan tanpa terhalang banjir.
"Itukan tengahnya itu yang rendah. Makanya kami sekitar dua tahun lalu mengajukan supaya dibuat benteng itu. Dibuatlah yang ruas jalan kanan kiri itu. Karena banyak keluhan warga. Jadi itu untuk bisa lewat sepeda motor dan sedan. Jadi bukan tidak ada solusi, sudah pernah dibuat solusinya," katanya.
Namun, kata Ferry, mengenai ruas jalan di tengah yang lebih rendah dibandingkan saluran drainase tersebut, ia belum tahu pasti seperti apa solusinya.
"Karena itu kalau ditimbun, enggak bisa lewat truk. Jadi dibuatlah tengahnya begitu. Tapi mengenai seperti apa solusinya saya juga tidak paham karena saya bukan orang teknis," ungkapnya.
(cr14/tribun-medan.com)