Densus 88 Tangkap Teroris di Sumut

Istri Terduga Teroris Suhartono Ceritakan Detik-detik Tim Densus 88 Datang ke Rumahnya

HN menceritakan bahwa dirinya hingga kini belum melihat wajah suaminya lagi pascapenangkapan usai salat subuh di masjid.

Tribun Medan
Pelaku Terduga Teroris di Perumahan Graha Deli Permai Ditangkap Saat Pulang Salat Subuh 

Laporan Wartawan Tribun Medan, Victory Arrival Hutauruk

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - HN (40), istri terduga teroris Suhartono (43), menceritakan kronologi kejadian hingga akhirnya suaminya diamankan Densus 88 Mabes Polri, Jumat (19/3/2021).

Saat ditemui di rumah orangtuanya di Jalan Karya Jaya, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, HN terlihat didampingi anak-anak dan ibunya.

Ia menceritakan bahwa dirinya hingga kini belum melihat wajah suaminya lagi pascapenangkapan usai salat subuh di masjid.

"Jujur saya enggak tahu penangkapan itu, dan bahkan bingung. Saya pun nggak jumpa dengan suami, karena suami baru pulang salat langsung diamankan," bebernya kepada tribunmedan.com, Jumat (19/3/2021) malam, sambil menangis.

HN menyebutkan petugas datang dan menanyakan senjata api kepada dirinya yang disebut berada di rumahnya.

"Dan mereka datang ke rumah banyak, saya tak tahu berapa orang. Itu menanyakan senjata api. Saya tidak tahu, saya jawab tak tahu saya pak. Baru merekaa minta izin periksa. Silakan. Ya saya pun diperiksa. Tapi memang tak ditemukan senjata api," ucapnya pelan.

Baca juga: TERUNGKAP, Petugas Densus 88 dan Terduga Teroris Sempat Salat Jemaah Bersama

Baca juga: Agus Membeberkan Kronologi Penangkapan Densus 88 terhadap Suhartono alias Jarwo Terduga Teroris

Ia menerangkan selanjutnya para petugas tersebut mengamankan telepon seluler miliknya dan suami berjumlah 7 unit.

"Cuma mereka punya data, mereka ambil HP saya, HP kami. Ada juga HP tablet punya anak saya dan ada HP kami yang rusak, ada total 7 yang dibawa," jelasnya.

Wanita berjilbab hitam ini juga menerangkan pihak petugas juga mengamankan anak panah dan pisau.

Namun, HN menuturkan bahwa panah dan pisau tersebut digunakan sebagai alat resmi dari Muhammadiyah.

"Kemudian mereka ada memang ambil anak panah. Sedangkan kami inikan Muhammadiyah kan suka memanah kemarin itu. Memang sekarang sudah vakum, jadi memang kemarin anak panah itu dibawa suami ke rumah dan itu diletakkan begitu aja di atas lemari. Diambil mereka kemudian cari-cari lagi menemukan lempar pisau. Itu kan memang suami saya di Muhammadiyah ada kegiatan lempar pisau dan itu resmi. Bahkan pelatihnya pun dari tentara," jelasnya.

"Itukan sudah lama. Saya sudah enggak aktif semenjak kami jualan. Pisau itu sudah seperti dibuang. berkarat sudah lama berarti kan. Karena memang semenjak corona, vakum, kami kan jualan. Pisau itu ya begitu aja, hampir terlupakan, sudah berkarat. Kan bisa tahu kita," tambahnya.

HN juga menceritakan bahwa petugas ada menyita pisau sangkur. Kata dia, pisau itu adalah milik saudaranya.

"Pisau sangkur, ada mereka jumpai pisau sangkur, pisau satpam. Dulu saya tinggal di Jalan Amal, ada keponakan yang suaminya satpam dan punya pisau. Mereka berkelahi istri bawa pisau itu mau ngapain suaminya. Jadi suami saya datang melerai daripada khilaf, diambillah, kami yang simpan dan kami lupa mengembalikannya, sampai kami udah pindah dan mereka juga udah ke mana, pisau itu tak dibawa ke mana-mana. Jadi itu dibawa sebagai barang bukti," bebernya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved