News Video
Kronologi Warga Takut Vaksin Hingga Mengadu ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit
Mendengar adanya ribut-ribut, Jenderal Kapolri Listyo Sigit lalu bertanya kepada kedua orang tersebut.
Kronologi Warga Takut Vaksin Hingga Mengadu ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit
TRIBUN-MEDAN.COM - Beredar video memperlihatkan seorang pria berbadan gempal dibawa Aipda Herman Hadi Basuki untuk menemui Jenderal Kapolri Listyo Sigit.
"Ayo Dul," kata Herman.
"Aku pokoknya aku enggak mau Pak Bhabin," kata Dul.
"Lah kok enggak mau gimana," tanya Herman.
"Takut aku ah," jawab Dul.
Melihat ada sang Jenderal Kapolri Listyo Sigit, Aipda Herman lalu menyarankan Dul untuk langsung bertanya.
"Ini mumpung ada bapak Kapolri. Selamat siang Jenderal," sapa Herman ke Kapolri.
Mendengar adanya ribut-ribut, Jenderal Kapolri Listyo Sigit lalu bertanya kepada kedua orang tersebut.
"Ada apa ini kok takut-takut apa," tanya Jenderal Listyo.
Mohon izin mohon wejangannya. Ini ada warga saya jenderal yang tidak mau disuntik vaksin," kata Herman.
Mendengar adanya warga yang takut disuntik vaksin, Jenderal Listyo langsung memberikan informasi bahwasanya vaksin harus dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
"Iya, jadi vaksin itu sengaja di datangkan buat masyarakat, supaya masyarakat bisa punya daya tahan tubuh terhadap virus Covid-19," tutur Jenderal Listyo.
Bripka Herman lalu mengingatkan warga yang ia bawa agar mau untuk di vaksin.
"Sudah tahu kan, habis ini vaksin ya," kata Herman.
"Enggak mau pak Bhabin, pengalaman pribadiku," katanya.
"Kok pengalaman pribadi gimana maksudnya," tanya Herman.
"Dulu aku habis divaksin di cerai istriku," katanya.
"Hah, emang vaksin apa," tanya Bripka Herman.
"Vaksin campak, lah kok campak. Aku dicampakkan istriku Pak Bhabin," jawabnya sambil menangis.
Mendengar jawaban si Dul, polisi yang berada disekitar lokasi sontak langsung tertawa termasuk Jenderal Kapolri Listyo Sigit yang ikut menggelengkan kepala.
Eits jangan baper, ini sebenarnya hanyalah komedi yang dibuat oleh Aipda Herman Hadi Basuki.
Dilansir dari TribunJateng, nama Aipda Herman Hadi Basuki cukup familiar bagi sebagian masyarakat belakangan ini.
Bukan karena pangkat yang tinggi, atau prestasinya memberantas kejahatan sebagai polisi, melainkan aksi kocaknya dalam video-videonya yang viral di media sosial.
Perlahan ia berhasil mengubah pandangan miring sebagian masyarakat terhadap aparat Kepolisian.
Ia berhasil menampilkan diri sebagai sosok polisi yang ramah dan dekat dengan masyarakat.
Ia bahkan sangat jauh dari kesan polisi garang dan ditakuti orang.
Institusinya punya banyak program untuk mendekatkan diri dengan masyarakat.
Tetapi Herman punya cara sendiri untuk memenuhi harapan institusinya itu.
Bekerja di bagian Humas Polres Purworejo, sudah menjadi tugas Herman memproduksi konten positif untuk disebarluaskan ke masyarakat.
Ternyata video-video dengan konten normatif dan kaku itu kurang manarik masyarakat untuk menonton.
Karena hanya sedikit yang menonton, pesan positif yang disampaikan ke masyarakat kurang mengena.
Herman putar otak
Ia menyelamami konten video di channel Youtube yang digemari masyarakat.
Ia kembali membuat konten, namun kali ini sedikit berbeda dengan konten-konten yang sebelumnya ia buat.
Ia menyelipkan adegan-adegan kocak dalam setiap konten yang dia bikin.
"Saya terus buat komedi, ternyata dalam semalam direpost akun-akun IG (viral), saya kaget," katanya ketika dihubungi Tribunjateng.com, Rabu (1/7/2020) lalu.
Herman akhirnya menemukan cara yang lebih efektif untuk mengenalkan pesan Polri ke masyarakat.
Dengan banyak masyarakat yang menonton, pesan yang disampaikan tentunya akan lebih mengena.
Konten jenaka yang dibuat bukan hanya membuat penontonnya terpingkal.
Ada pesan positif yang menyentuh kesadaran. Ini sekaligus menjadi ciri khas kontennya yang membedakan dengan konten sejenis pada umumnya.
Banyak pesan Kamtibmas yang dikemasnya ke dalam bentuk film komedi berdurasi pendek.
Termasuk, video baru-baru ini tentang new normal yang mengedukasi masyarakat agar tetap memerhatikan protokol kesehatan.
"Kami sadar membawa nama baik institusi. Jadi kontennya harus membawa pesan,"katanya.
Herman kini ketagihan membuat konten komedi dengan tema yang lebih meluas.
Namanya kian melambung seiring peningkatan jumlah penggemarnya di dunia maya.
Akunnya bernama Polisi Motret dengan cepat memiliki ratusan ribu subscriber. Video terbarunya yang penuh kejutan selalu dinantikan penggemar.
Bicara penghasilan, meski ia enggan menyebut, sepertinya sudah menggiurkan.
Tetapi semua capaian itu tak membuatnya jemawa.
Herman pun tak berambisi mendongkrak viewer dengan membuat konten sensasional, hingga "ngeprank" yang tidak bermutu.
Ia akan konsisten pada prinsipnya sejak awal.
Ia masih seorang anggota polisi yang mengemban tugas mulia di masyarakat.
Setiap konten yang dia buat, nama institusinya akan ikut melekat.
Karenanya, ia sangat berhati-hati dalam menentukan dan memproduksi konten.
"Saya gak pernah ngejar view, buat sensasi, prank,"katanya
Herman memegang teguh pendiriannya. Ia tak tergoda melepas profesi untuk beralih menjadi artis karena sudah punya bekal tenar.
Herman sempat direkrut untuk mengisi program sebuah stasiun televisi nasional. 150 an judul film pendek dengan aktor utama Herman sempat dihasilkan.
Tetapi Herman memutuskan tak melanjutkan karirnya di industri hiburan. Ia khawatir kesibukannya di dunia hiburan akan menghambat tugasnya di Kepolisian.
Ini bukti loyalitasnya kepada pimpinan institusi yang membesarkannya.
Ia memilih setia menjadi anggota Polri yang membuatnya bangga hingga saat ini.
Selesai tugas negara, saat libur atau sore hari, baru ia mau memproduksi konten-konten kŕeatif bersama teman-temannya.
"Bahkan kalau pimpinan meminta saya berhenti produksi konten, saya akan berhenti," katanya.(*)