HURU-HARA Semakin Mencekam di Myanmar, Aparat Keamanan Berondong Warga yang Sedang Demo, Ngeri Bah

Huru-hara di Myanmar semakin mengerikan karena sudah ada 114 orang tewas.

ISTIMEWA VIA INTISARI
Kondisi Myanmar setelah menolak kudeta. Penduduk Myanmar membakar sejumlah pabrik milik China.. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Huru-hara di Myanmar semakin mengerikan karena sudah ada 114 orang tewas. 

Para warga yang tewas merupakan para demonstran bahkan aparat keamanan Myanmar melepaskan tembakan di upacara pemakaman pada Minggu (28/3/2021). 

Para warga berkumpul untuk memperingati duka mendalam atas kepergiaan untuk selama-lamanya rekan seperjuangan mereka. 

Baca juga: Gaya Rambut Kahiyang Ayu Mencuri Perhatian, Selayaknya Gadis Jawa, Disambut Suka Cita Pelaku UMKM

Baca juga: Jawaban Kompak Rizky Billar dan Lesti Kejora Soal Pernikahan, Beri Sinyal: Dede Minta Doanya Aja

Baca juga: Bom yang Dibawanya Meledak, Tubuh Pengantin Baru Ini Hancur, Pelaku Bom Bunuh Diri Gereja Katedral

Massa menggelar aksi solidaritas untuk Myanmar di depan Gedung ASEAN, Jakarta Selatan, Jumat (12/3/2021). Dalam aksi solidaritas tersebut massa mengutuk keras terjadinya kudeta militer dan mendesak penegakan demokrasi serta perlindungan HAM di Myanmar. Tribunnews/Jeprima
Massa menggelar aksi solidaritas untuk Myanmar di depan Gedung ASEAN, Jakarta Selatan, Jumat (12/3/2021). Dalam aksi solidaritas tersebut massa mengutuk keras terjadinya kudeta militer dan mendesak penegakan demokrasi serta perlindungan HAM di Myanmar. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews)

Para pelayat melarikan diri dari penembakan di sebuah layanan untuk siswa berusia 20 tahun Thae Maung Maung di Bago dekat ibukota komersial Yangon.

Hingga berita ini dilaporkan tidak ada laporan langsung tentang korban jiwa, tiga orang di kota itu mengatakan kepada Reuters.

"Sementara kami menyanyikan lagu revolusi untuknya, pasukan keamanan baru saja tiba dan menembaki kami," kata seorang wanita bernama Aye yang berada di layanan tersebut.

"Orang-orang, termasuk kami, melarikan diri saat mereka menembak."

Sementara itu 12 orang lainnya tercatat tewas dalam insiden di tempat lain di Myanmarm, seperti dilaporkan  kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik pada hari Minggu.

Ini semakin menambah jumlah korban jiwa warga sipil yang terbunuh sejak kudeta 1 Februari menjadi 459 orang.

Ribuan penduduk desa di daerah perbatasan juga melarikan diri ke Thailand setelah serangan udara militer terhadap satu dari beberapa milisi etnis yang telah meningkatkan serangan sejak kudeta, kata para saksi dan media setempat.

Tidak ada laporan protes skala besar di Yangon atau Mandalay, yang  banyak jatuh korban jiwa pada hari Sabtu, di Hari Angkatan Bersenjata Myanmar.

Tetapi orang-orang di Mandalay mengepung kantor polisi pada larut malam, menuduh pasukan keamanan melakukan pembakaran setelah lima rumah terbakar, kata warga.

Reuters tidak dapat menghubungi polisi di sana untuk berkomentar.

Setidaknya enam anak berusia antara 10 -16 tahun termasuk di antara mereka yang terbunuh pada hari Sabtu, menurut laporan berita dan saksi mata.

Baca juga: Sambangi Kota Medan, Menparekraf Sandiaga Uno: Saya Dukung The Kitchen of Asia

Baca juga: BAGIAN Tubuh Nathalie Holscher yang Paling Disukai Sule, Betah di Kamar, Nathalie: Goyang Terus aku

Baca juga: BREAKING NEWS: DENSUS 88 Tangkap 2 Terduga Teroris di Bengkel Condet, LIVE KOMPAS TV

Para Demonstran berlari menggunakan pemadam api sebagai perisai buatan di Yangon.
Para Demonstran berlari menggunakan pemadam api sebagai perisai buatan di Yangon. (AFP via Aljazeera)

Demonstran menyebut para korban sebagai "Bintang Jatuh".

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved