Ternak Babi Langka di Sumut

Jeritan Hati Peternak Babi di Sumut, Heri Ginting: Saya Mengadu ke Mana-mana, Tak Ada yang Berempati

Kasus kematian puluhan ribu ekor babi ternak akibat Hog Cholera atau kolera babi dan African Swine Fever (ASF) sejak 2019 lalu.

Penulis: Arjuna Bakkara | Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN/ARJUNA BAKKARA
Para peternak babi curhat saat diskusi bertema "Siapa Peduli Peternak Babi" di Literacy Coffee, Kamis (1/4/2021) malam 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kasus kematian puluhan ribu ekor babi ternak akibat Hog Cholera atau kolera babi dan African Swine Fever (ASF) sejak 2019 lalu, masih menimbulkan persoalan di Sumut sampai saat ini.

Para peternak babi di Sumut kehilangan mata pencaharian gara-gara hewan ternaknya mati kena wabah ASF.

Saking langkanya ternak babi, di pasaraan saat ini harga daging babi melonjak hingga Rp 130 ribu per kg.

Meski begitu, peternak babi tak merasakan dampak harga yang menjulang tersebut lantaran minimnya hewan ternak yang bisa dijual.

Berbagai macam gerakan sosial berkaitan dengan babi digelar di Sumut, namun tak satu pun menjawab persoalan inti peternak babi.

Para peternak babi merasa tidak ada perubahan nasib sejak wabah kolera babi dan ASF di Sumut.

Persoalan ini terungkap pada acara diskusi yang dimotori Literacy Coffee membahas nasib peternak babi era ini.

Para para peternak babi pada diskusi bertema "Siapa Peduli Peternak Babi" yang dipandu Sutrisno Pangaribuan, membeberkan keluhannnya kepada Balai Veteriner Medan, Ketapang Provsu, Toman Purba (Ketua Germas Save Babi).

Heri Ginting salah satunya, dia merupakan peternak babi asal Jalan Bunga Rampe Raya Kelurahan Simalingkar B Medan.

Heri mengatakan, pada Oktober 2020 Ketua DPRD Sumut telah menyurati Gubernur Sumut sesuai dengan keputusan rapat Banmus DPRD Sumut untuk mengadakan RDP.

Pada 19 Oktober 2020 tersebut para peternak babi ini pun diundang ikut RDP oleh Komisi B DPRD Sumut juga Dinas Ketapang Porvisi Sumut, namun ada poin yang tak tercapai dari RDP itu hingga saat ini.

Hasil RDP itu, pemerintah akan mempersiapkan langkah-langkah pemulihan ekonomi masyarakat peternak babi.

Lalu, pada 31 Januari 2021 Heri berkomunikasi via telepon dengan Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting.

Dan, Baskami menyampaikan hasil RDP digugat ke pengadilan, dan kemungkinan antara dikabulkannya tuntutan atau RDP ulang.

”Saya sudah mengadu ke mana-mana tapi tak ada yang berempati. Banyak yang hebat, baik itu Batak Karo, Batak, Toba, Batak Simalungun dan segala macam, banyak yang jenderal tapi tak ada yang berempati ke kami," keluh Heri.

Baca juga: Jokowi Gembar-gembor BBM Satu Harga, TERNYATA di Sumut Harga BBM Naik Mulai 1 April 2021

Baca juga: Beli Ribuan Ayam dari Ahok Tapi Tak Kunjung Dibayar, Haji Ahmad Diadili di PN Medan

Baca juga: Curhat Pedagang Kesawan City Walk, Hampir Satu Minggu Tak Dapat Untung Malah Merugi

Menimbangi persoalan tersebut, Sutrisno Pangaribuan selaku pemantik diskusi mengajak peternak tetap optimistis dan terus memperjuangkan nasib mereka.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved