Tiga Warga Dilaporkan PT TPL Ke Polisi, Masyarakat Adat Natungmika Mengadu ke DPRD Sumut

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Masyarakat adat Natungmika, Kecamatan Borbor, Kabupaten Toba, Sumatra Utara, meminta perlindungan ke DPRD Sumut atas upaya kriminalisasi oleh PT Toba Pulp Lestari (TPL), Selasa (7/4/2021). 

Natal Simanjuntak selaku ketua masyarakat adat Natungmika menjelaskan pihak PT TPL telah melakukan upaya kriminalisasi dengan melaporkan tiga masyarakat adat Natungmika ke polres Toba. 

"Pada dasarnya kasus ini berlangsung sejak 2017. Namun tepat 24 Oktober 2020 pihak PT TPL melaporkan tiga masyarakat tersebut ke polres Toba. Karena dianggap PT TPL merusak tanaman Ekaliptus perusahaan," jelas Natal, Jalan Imam Bonjol No.5, Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Sumatra Utara.

Dia menyatakan tidak setuju hak masyarakat wilayah adat Natungmika dirampas. Oleh karena itu akan tetap berjuang terus mempertahankan wilayah adat tersebut dari seluruh kegiatan PT TPL.

"Sudah ada surat panggilan beberapa kali. Tapi kami tidak menaatinya karena tidak merasa bersalah. Tanah tempat penanaman Ekaliptus itu kan punya kami," ujarnya. 

Dia pun menuturkan kedatangan mereka ke DPRD Sumut saat ini guna menyampaikan keluhan masyarakat adat Desa Natungmika. Terkait upaya kriminalisasi oleh PT TPL dengan melaporkan tiga masyarakat adat. 

"Sebelumnya kami sudah melarang supaya jangan tanami Ekaliptus di wilayah masyarakat adat kami. Tapi tetap ditanami. Itulah yang terakhir dilaporkan tiga orang masyarakat adat itu," ucapnya. 

Ia pun menceritakan kondisi di tanah adat tersebut. Masyarakat telah menduduki wilayah adat itu sejak lama.

Bahkan setiap Senin masyarakat ada menggelar gotong royong sambil menjaga wilayah agar tidak dimasuki pihak PT TPL. 

"Luas yang diklaim PT TPL ada lah sekitar 600 hektar," tandasnya.