BAHAS Proyek Jet Tempur Korea Indonesia KF-X/IF-X, Prabowo Disambut Hangat Menhan & Presiden Korea

Presiden Moon mengungkapkan harapan untuk memproduksi jet tempur secara massal, mentransfer teknologi, dan memasuki pasar luar negeri bersama-sama.

Editor: Tariden Turnip
Yonhap
BAHAS Proyek Jet Tempur Korea Indonesia KF-X/IF-X, Prabowo Disambut Hangat Menhan & Presiden Korea. Menhan Prabowo bertemu Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Seoul, Kamis 8 April 2021. 

Dua kapal selam dibuat di Korea yakni KRI Nagapasa-403 dan KRI Ardadeli-404.

Sedangkan KRI Alugoro-405 dibangun di PAL Indonesia Surabaya.

Selain itu, Indonesia juga membeli pesawat terbang latih turboprop KT-1B Wong Bee, pesawat tempur ringan latih lanjut/multi peran jet T-50i Golden Eagle dari Korea. 

Sedangkan rilis Kemenhan yang dibagikan ke media, tidak disinggung spesifik kelanjutan proyek jet tempur bersama Korea Fighter Experimental (KF-X)/Indonesian Fighter Experimental (IF-X).

Hanya disebutkan Prabowo bertemu Suh Wook dalam rangka kunjungan ke Negeri Ginseng guna meningkatkan kerja sama kedua negara di bidang pertahanan.

"Dalam acara yang berlangsung sangat hangat ini, kedua negara sepakat mempererat kerjasama militer yang selama ini sudah berjalan dengan baik," demikian keterangan tertulis Kementerian Pertahanan RI terkait pertemuan Prabowo dan Suh Wook, Kamis (8/4/2021).

Dalam pertemuan itu, Prabowo dan Suh Wook juga membicarakan tentang beberapa hal strategis di bidang pertahanan dan keamanan, di antaranya pertukaran pandangan keamanan regional dan kerja sama bilateral.

Diskusi tentang topik tersebut telah membuahkan sejumlah pembaruan informasi dan referensi.

Kementerian Pertahanan Indonesia siap membangun hubungan kerja sama pertahanan yang lebih kuat dengan Korea Selatan.

Prabowo pun berharap hubungan bilateral Indonesia dan Korea Selatan di bidang pertahanan dapat memberikan kontribusi yang positif.

"Tidak hanya untuk kepentingan nasional kedua negara, tetapi juga untuk menjaga keamanan, perdamaian dan stabilitas kawasan." 

Prabowo juga melihat masih banyak peluang kerja sama pertahanan yang perlu dijajaki bersama, terutama dalam rangka membangun rasa saling percaya dan meningkatkan kerja sama industri pertahanan.

Indonesia menanggung 20 persen dari total biaya KF-X/IF-X senilai 8.8 triliun won atau 7.9 miliar dolar AS.

Namun Indonesia menghentikan pembayaran setelah menginvestasikan 227.2 miliar won atau hampir Rp 3 triliun.

Atau Indonesia masih berutang sekitar 600 miliar won atau Rp 7.8 triliun. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved