Mancanegara

3.000 Tahun Hilang & Terkubur Gurun Pasir, Kota Emas Peninggalan Firaun yang ada di Mesir Ditemukan

Salah satu hal baru-baru ini ditemukan oleh para arkeolog adalah adanya penemuan kota kuno yang berusia 3.000 tahun.

FACEBOOK DR ZAHI HAWASS via BBC INDONESIA
3.000 Tahun Hilang & Terkubur Gurun Pasir, Kota Emas Peninggalan Firaun yang ada di Mesir Ditemukan 

TRIBUN-MEDAN.com - Banyak hal di dunia ini masih menjadi misteri bagi umat manusia di dunia.

Berbagai penelitian dilakukan berbagai misteri yang ada di bumi termasuk mengenai peninggalan di masa lalu.

Salah satu hal baru-baru ini ditemukan oleh para Arkeolog adalah adanya penemuan kota kuno yang berusia 3.000 tahun.

Kota tersebut terkubur di gurun pasir Mesir selama ribuan tahun.

Baca juga: Artis 3 Zaman Ini Rela Cuma Makan Garam Sampai Ajalnya, Kini Para Anaknya Disebut Berebut Warisan

Ahli Mesir Kuno terkenal, Zahi Hawass, mengumumkan penemuan "kota emas yang hilang itu" di dekat Luxor pada Kamis (08/04).

Menurut dia, kota kuno dengan nama Aten itu adalah yang terpenting yang pernah ditemukan di Mesir.

Kota kuno itu ditemukan dekat lokasi beberapa monumen terkenal di Mesir.
Kota kuno itu ditemukan dekat lokasi beberapa monumen terkenal di Mesir. (REUTERS via BBC INDONESIA)

Kota hilang itu terungkap melalui penggalian yang dimulai pada September 2020.

Kota itu diduga merupakan peninggalan masa kekuasaan Amenhotep III, salah satu firaun paling kuat di Mesir, yang memerintah dari 1391 hingga 1353 Sebelum Masehi.

Kota itu selanjutnya digunakan oleh firaun Ay dan Tutankhamun, yang makamnya ditemukan di Lembah Para Raja oleh arkeolog Inggris Howard Carter pada 1922.

Artefak berharga ditemukan di lokasi kota emas yang hilang, di dekat Lembah Para Raja.
(REUTERS via BBC INDONESIA)
Artefak berharga ditemukan di lokasi kota emas yang hilang, di dekat Lembah Para Raja.

"Kota hilang ini merupakan penemuan arkeologi terpenting setelah makam Tutankhamun," kata Betsy Brian, profesor ilmu Sejarah Mesir di Universitas John Hopkins Baltimore, AS.

Bagi dia, kota itu akan "memberi kita gambaran yang langka tentang kehidupan orang Mesir kuno" pada saat kekaisaran itu berada di masa kejayaan.

Penggalian itu mengungkap banyak penemuan arkeologi berharga, seperti perhiasan, tembikar berwarna, jimat kumbang, dan batu bata lumpur bersegel Amenhotep III.

Tim arkeolog memulai penggalian di tepi barat Luxor dekat Lembah Para Raja, sejauh 500 kilometer dari sebelah selatan Ibu Kota Kairo.

"Dalam hitungan pekan, yang sangat mengejutkan tim, formasi batu bata lumpur mulai tampak di segala penjuru," kata Hawass.

"Apa yang mereka gali adalah situs suatu kota besar dalam kondisi masih terawat baik, tembok-temboknya nyaris lengkap, dengan ruangan-ruangan yang dipenuhi alat-alat pekerjaan sehari-hari."

Barang-barang yang ditemukan di lokasi penggalian
REUTERS via BBC INDONESIA
Barang-barang yang ditemukan di lokasi penggalian

Kini, tujuh bulan setelah dimulainya penggalian, beberapa wilayah atau lingkungan telah digali, termasuk tempat pembuatan roti, kompleks pemerintahan, wilayah hunian.

"Banyak delegasi-delegasi asing mencari kota ini dan gagal menemukannya," kata Hawass, yang juga mantan menteri urusan peninggalan purbakala Mesir.

Dia mengungkapkan bahwa proyek arkeologi di lokasi itu masih terus berlangsung dan timnya "berharap dapat menemukan makam-makam berisi harta peninggalan."

Tim arkeolog menemukan banyak perhiasan dan peralatan ritual.
FACEBOOK DR ZAHI HAWASS via BBC INDONESIA
Tim arkeolog menemukan banyak perhiasan dan peralatan ritual.

Mesir tengah mempromosikan peninggalan purbakala demi membangkitkan lagi sektor pariwisatanya, yang redup akibat krisis politik bertahun-tahun dan pandemi virus corona dalam setahun terakhir.

Pekan lalu, pemerintah Mesir memindahkan mumi para firaun ke museum baru di Kairo lewat prosesi yang megah dan bersejarah.

Lewat acara yang spektakuler, 22 mumi itu - terdiri dari 18 firaun dan empat ratu - dipindahkan dari Museum Mesir yang neo-klasikal ke gedung baru, yaitu Museum Nasional Peradaban Bangsa Mesir yang berjarak 5 km.

Dr Hawass, saat melihat peti Tutankhamun.
GETTY IMAGES via BBC INDONESIA
Dr Hawass, saat melihat peti Tutankhamun.

Mumi Amenhotep III dan istrinya, Ratu Tiye, termasuk yang dipindahkan. (*)

Sumber: Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved