News Video
Guru Honor Ini Memanfaatkan Momen Ramadan Dengan Berjualan Pakkat
Ia sudah menjalankan usaha jualan pakkat ini kurang lebih selama lima tahun dan hanya dilakukan saat Ramadan.
Laporan Wartawan Tribun-Medan.com/ Dian Nur Utama Saragih
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Ramadan memberikan peluang kepada beberapa kalangan untuk melakukan bisnis.
Dari pengamatan dilapangan oleh Tribun-medan.com, peluang tersebut banyak dimanfaatkan untuk berbisnis kuliner.
Seperti yang dilakukan oleh Dika Siregar, seorang honor guru di salah satu sekolah dasar yang tidak ingin ia sebutkan namanya.
Dika memanfaatkan momen Ramadan dengan mengisi waktu sorenya sambil berjualan pakkat.
Ia sudah menjalankan usaha jualan pakkat ini kurang lebih selama lima tahun dan hanya dilakukan saat Ramadan.
“Kalau hari biasa gak bisa jualan karena terbentur dengan jadwal sekolah, peminatnya pun gak banyak,” ujar Dika, penjual pakkat di sekitaran Jl. Letda Sujono, Kel. Bandar Selamat, Kec. Medan Tembung, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (13/4/2021) sore.
Pakkat merupakan sebutan untuk makanan yang terbuat dari pucuk rotan muda dan diolah dengan cara dibakar menggunakan kayu atau tempurung kelapa.
Rotan yang sudah dibakar sampai mengering dan gosong, kemudian dikupuas kulitnya menggunakan pisau dan dambil isinya.
Isi rotan yang sudah dibakar inilah disebut pakkat.
Dika mengatakan, pakkat merupakan makanan khas yang berasal dari daerah Mandailing.
Pakkat yang dijual oleh Dika sudah dikupasnya dan dipotong-potong, sehingga pembeli bisa langsung mengkonsumsi tanpa perlu mengupas bakaran rotan.
Ia mengatakan pakkat ini biasanya dikonsumsi langsung begitu saja, namun ada juga yang menambahkannya dengan cabai dan ada juga yang menggulainya.
“Kalau di konsumsi pas puasa, rasanya seperti makan daging kata orang. Pakkat ini cocok dikonsumsi saat puasa karena bisa menambah gairah makan,” imbuh Dika.
Rotan yang diolahnya ini dipasok dari pengumpul rotan yang mengambil langsung dari hutan di daerah Kota Pinang dan Padangsidempuan.
Harga yang diberlakukan oleh Dika adalah Rp 10 ribu per empat batang rotan.
Saat Ramadan, penjualan Dika bisa mencapai 300 batang rotan dalam sehari.
(cr15/ Dian Nur Utama Saragih)