TRIBUNWIKI

Thasya Selivya Valentine, Atlet Senam Ritmik, Sempat Tak Ingin Jadi Atlet karena Hal Ini

Thasya mengaku dirinya sempat hampir tidak mau menjadi atlet dikarenakan saat kali pertama turun jadi atlet di cabor senam artistik.

Editor: Ayu Prasandi
HO
Atlet senam ritmik yang akan mewakili Sumatera Utara pada Pekan Olahraga Nasional 2021, Thasya Selivya Valentine, beraltih di Gedung Jepta Hutabarat, Senin (8/6/2020). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Thasya Selivya Valentine anak ketiga dari empat bersaudara mengaku memiliki hal yang unik dalam dunia olahraga khususnya cabang olahraga (Cabor) senam ritmik.

Keunikan itu, kata Thasya karena atlet baik di Sumut maupun diluar Provinsi Sumut, mereka dikenal Valentine bersaudara.

"Ia, kami dikenal Valentine bersaudara. Karena kami memiliki nama valentine di nama belakang kami," katanya.

Anak dari pasangan Aiptu Subandi dan Lusiana Sitanggang ini mengaku ketiga saudaranya merupakan seorang atlet senam ritmik sama seperti dirinya.

Baca juga: Dikenal Penyayang Orang Tua, Keluarga Eko Kurniawan Berharap Pelaku Dihukum Seberat-beratnya

Mereka adalah Regina Gita Valentine, Revinta Dita Valentine, dan Vanny Vriyanti Valentine. "Saya merupakan anak ketiga yang juga atlet senam ritmik," akunya.

Thasya Selivya Valentine, Atlet senam ritmik terus berlatih bareng ibunya selama masa pandemi. Thasya merupakan atlet ritmik yang membawa nama Provinsi Sumatra Utara dalam ajang PON 2020 Papua.
Thasya Selivya Valentine, Atlet senam ritmik terus berlatih bareng ibunya selama masa pandemi. Thasya merupakan atlet ritmik yang membawa nama Provinsi Sumatra Utara dalam ajang PON 2020 Papua. (Tribun Medan)

Jadi, masih dikatakan Thasya, mereka berempat merupakan atlet senam ritmik yang dilatih oleh ibunda mereka sendiri yakni Lusiana Sitanggang.

"Jadi memang dari kakak saya Regina, sudah diajarkan mama untuk menjadi atlet senam ritmik, begitu juga dengan saya dan adik paling kecil kami juga diajarkan. Awalnya saya ingin senam artistik biar berbeda dari ketiga saudara saya. Tapi sepertinya memang jalan saya di senam ritmik karena saat di artistik, saya tidak pernah berprestasi," terangnya.

Ia mengaku mereka dikenal sebagai valentine bersaudara dikarenakan selain semua nama belakang menggunakan kata Valentine juga mereka selalu menjadi perwakilan Sumut diajang nasional.

"Makanya semua kenal kami Valentine Bersaudara," ujarnya.

Baca juga: Taman Mejuah-Juah Berastagi, Tawarkan Sejuknya Udara Karo, Cocok Jadi Tempat Wisata Bersama Keluarga

Selain itu juga, kata wanita yang juga doyan membaca novel dan menonton ini, ibu mereka Lusiana Sitanggang sangat antusias mengajarkan ilmunya kepada keempat anaknya termasuk dirinya yang merupakan anak ketiga.

Thasya mengaku dirinya sempat hampir tidak mau menjadi atlet dikarenakan saat kali pertama turun jadi atlet di cabor senam artistik dirinya tidak berkembang dan tidak berprestasi.

"Di situ saya hampir menyerah dan berniat untuk tidak menjadi atlet seperti kakaknya. Selain itu juga, karena waktu bermain saya juga berkurang karena harus latihan dan terus latihan," katanya.

Atlet senam ritmik yang akan mewakili Sumatera Utara pada Pekan Olahraga Nasional 2021, Thasya Selivya Valentine, beraltih di Gedung Jepta Hutabarat, Senin (8/6/2020).
Atlet senam ritmik yang akan mewakili Sumatera Utara pada Pekan Olahraga Nasional 2021, Thasya Selivya Valentine, beraltih di Gedung Jepta Hutabarat, Senin (8/6/2020). (HO)

Saat itu pula, dikatakan Thasya, ibunya memaksa agar ia bisa menjadi atlet seperti kedua saudaranya yang duluan menjadi atlet.

"Sampai mama bersikukuh agar saya tetap menjadi atlet. Begitu juga dengan kedua kakak saya. Akhirnya disitulah saya mengganti jadi senam ritmik dan itu masukan dari kedua kakak saya.

Ternyata, saya lebih cocok di sini dan sekarang saya mendalami sampai saya menjadi perwakilan diajang PON Papua untuk senam ritmik," ungkapnya.

Baca juga: Kirana Larasati dan Gading Marten Diisukan Dekat,Calon Pengganti Gisella Anastasia? Bagaimana Gempi?

Maka dari itulah, Thasya berpikir untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan saat dirinya terpilih untuk mewakili provinsi Sumut diajang PON Papua yang akan bergulir pada Oktober 2021 mendatang.

"Saya harus latihan serius agar bisa berprestasi dan membawa nama harum Provinsi terutama nama harum Valentine Bersaudara," katanya.

Ia menyatakan untuk saat ini dirinya tengah fokus latihan teknik dengan alat dan memperindah gerakan pada senam ritmik.

"Saya harus melakukan persiapan agar bisa berprestasi dan menghadapi lawan dari provinsi Lampung, DKI Jakarta dan Jawa Timur. Mereka bertiga termasuk lawan terberat yang harus saya waspadai," akunya.

Mengenai target medali apa yang bakal ia raih saat perhelatan empat tahun sekali, Thasya mengaku intinya dirinya harus bisa berprestasi.

"Untuk itu biar berjalan saja, yang penting persiapan saya matang dulu," pungkasnya.

Wanita yang hobi main basket ini juga mempunyai kisah menarik sebelum dirinya menobatkan diri menjadi seorang atlet senam ritmik yang sekarang tengah mempersiapkan diri untuk berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua.

Baca juga: Pulang Ziarah dari Kampung Halaman, Satu Keluarga Tewas dalam Kecelakaan di Jalan Tol Medan-Tebing

Kepada www.tribun-medan.com, wanita kelahiran 21 Juli 1996 ini mengaku bahwa dirinya ingin menjadi atlet karena melihat kakaknya sering naik pesawat untuk bertanding.

Bahkan Thasya juga sempat ikut dengan kakaknya saat hendak bertanding keluar daerah.

"Saya lihat, kok jadi atlet enak ya. Kakak saya itu, sering keluar daerah untuk bertanding. Dan dia juga naik pesawat. Nah, karena itulah saya ingin menjadi seperti kakak saya yang seorang atlet senam ritmik," ujarnya, Selasa (13/4/2021).

Ia mengaku dirinya mulai terjun ke dunia olahraga sejak tahun 2003 silam.

Seiring berjalannya waktu, ia sekarang sudah fokus menjadi atlet senam ritmik yang akan membawa nama harum provinsi Sumut dan Kota Medan.

"Pertama sekali saya masuk pada cabang olahraga (Cabor) senam artistik putri. Namun tidak ada perkembangan di cabor tersebut," akunya.

Alasan dirinya memilih cabor senam artistik biar berbeda dengan saudaranya yang merupakan atlet senam ritmik.

"Dan ternyata itu dilihat oleh orangtua saya.

Baca juga: Dikenal Penyayang Orang Tua, Keluarga Eko Kurniawan Berharap Pelaku Dihukum Seberat-beratnya

Dan mama berinisiatif untuk memasukkan saya menjadi seorang atlet. Ya kali pertama saya dididik untuk latihan dulu. Memperkenalkan bagaimana gerakan senam artistik," kenang wanita yang saat ini tengah fokus latihan teknik menggunakan alat untuk persiapan PON Papua.

Selang tiga tahun tepatnya 2006, aku Thasya dirinya tidak berprestasi dan langsung mencoba senam ritmik.

"Itu atas inisiatif mama," ujarnya. Kali pertama, Thasya dimasukkan mama ke senam artistik biar tidak semua anak mama jadi atlet senam ritmik.

"Rupanya sudah tiga tahun jalani senam artistik, saya tidak menonjol alias tidak pernah berprestasi. Makanya saya pindah ke senam ritmik," terangnya.

Kebetulan, masih dikatakan wanita yang hobi baca komik ini, orangtua perempuannya merupakan seorang pelatih senam ritmik.

Makanya, kata Tashya dirinya sangat bersyukur bisa langsung dibimbing oleh orangtuanya.

Sejak saat itulah, ia merasa ternyata jadi atlet sangat mengasyikkan hanya dengan latihan dan menambah pengalaman, dirinya bisa menggapai apa yang ia inginkan 2003 silam, yakni ingin naik pesawat.

"Cita-cita saat dulu, hanya ingin naik pesawat karena melihat kakak saya yang sering naik pesawat kalau mau bertanding," ujarnya seraya tersenyum ketika mengenang hal itu.

Saat ini, akunya, anak dari pasangan Aiptu Subandi dan Lusiana Sitanggang fokus untuk memperdalam latihan teknik dengan alat karena merupakan program latihan dari pelatih.

"Sekarang saya fokus ke situ. Lagian, ini memang pilihan saya yang saya impikan. Makanya saya harus fokus dan serius agar bisa berprestasi saat pagelaran PON di Papua," katanya.

Baca juga: Dikenal Penyayang Orang Tua, Keluarga Eko Kurniawan Berharap Pelaku Dihukum Seberat-beratnya

Profile
Nama: Thasya Selivya Valentine
Tanggal Lahir 21 Juli 1996

Orangtua
Ayah: Aiptu Subandi
Ibu: Lusiana Sitanggang

Prestasi

1. Usia dini 2007 di Jakarta juara 2
2. O2SN 2009 jakarta juara 1 dan juara 3
3. O2SN 2010 Jakarta juara 1 dan 2
4. Popnas 2009 di Yogyakarta juara 2
5. Popnas 2011 Riau juara 3
6. pra-PON 2011 Riau
7. PON 2012 Riau
8. Popnas 2013 Jakarta juara 2
9. Kejurnas 2013 Gresik juara 3
10. pra-PON 2015 Bandung juara 2
11. PON 2016 Bandung 
12. pra-PON 2019 Bandung

(Akb/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved