Selingkuh dan Lahirkan Anak, Wanita Ini Dituntut Suami Bayar Kompensasi, Pengadilan Beber Kebenaran
Seorang pria terkejut ketika dia menemukan bahwa dua dari tiga anak yang dia besarkan selama bertahun-tahun ternyata tidak memiliki hubungan darah
Penulis: Liska Rahayu | Editor: Liska Rahayu
Keluarganya selalu berada dalam rumah tangga berpenghasilan rendah dan harus hidup dari tunjangan sosial.
Ketika Huang melahirkan, dia bahkan harus mengajukan tunjangan perawatan anak ke pemerintah setempat untuk membayar fasilitas medis.
“Agar anak-anak tidak kelaparan, saya harus makan roti panggang dan sayuran secukupnya secara teratur yang bahkan benar-benar menyakitkan.” Kata Huang.
Baca juga: Mpok Atiek Beberkan Rencana Pernikahan Rizky Billar dan Lesti Kejora, Bakal Nikah setelah Lebaran
Selain itu, yang paling membuat Huang takut adalah Lin tidak bisa mengendalikan emosinya.
Setiap kali dia mabuk, dia menganggap istri dan anaknya sebagai karung pasir dan dipukuli berkali-kali.
Baca juga: Usai Asmara Subuh, Remaja SMP Bagas Efendy Sijabat Hanyut Tenggelam di Sungai Ular
Baca juga: Suami Ajak Istri Rujuk dengan Selingkuhan dan Hidup Bareng, Mulanya Diiyakan, Namun Berakhir Tragis
Dia tidak pernah merawat anaknya dan bahkan ketika keduanya berpisah, dia menolak untuk membayar tunjangan anak.
Huang berkata bahwa biaya kompensasi 1 juta Yuan terlalu besar dan tidak masuk akal. Huang meminta pengadilan untuk menurunkannya menjadi 100.000 Yuan atau setara dengan Rp 223.316.000.
Dalam hal ini, seorang hakim dari Pengadilan Rakyat Kota Kaohshiung mengatakan bahwa Huang memiliki hubungan dengan selingkuhannya saat menikah dengan Lin dan melahirkan dua anak di luar nikah.
Ini melanggar hukum pernikahan dan kepentingan hukum dalam hubungan suami dan istri dengan Lin.
Jadi tidak salah bagi Huang untuk memberikan kompensasi.

Namun, hakim selanjutnya menunjukkan bahwa Huang telah sangat menderita dalam pernikahannya.
Setelah perceraiannya, Huang harus membesarkan tiga anak sendirian, bekerja selama berhari-hari di lokasi konstruksi tetapi masih tidak dapat mencari nafkah.
Sebelumnya, Huang mengalami kecelakaan kerja. Lengannya patah sehingga membuat pekerjaannya menjadi terbatas dan berkurang. Hidupnya sangat sulit.
Mempertimbangkan faktor-faktor seperti status ekonomi kedua belah pihak, pengadilan akhirnya memutuskan Huang harus memberi kompensasi kepada mantan suaminya sebesar 200.000 Yuan atau setara dengan Rp 446 juta.
Ketiga anak itu dibesarkan oleh Huang, tetapi Lin masih memiliki tanggung jawab untuk menghidupi salah satu anak mereka.
(yui/tribun-medan.com)