Tak Heran Medan Sempat Dijuluki Kota Sejuta Lobang, Rupanya Ini Penyebab Kenapa Jalanan Begitu Rapuh
Yang menjadi pertanyaan besar, kenapa jalanan di Indonesia banyak dan mudah rusak? Ternyata ini penyebabnya
Penulis: Azis Husein Hasibuan | Editor: Azis Husein Hasibuan
Gani mengatakan, secara teoritis sangat mudah mengukur kebutuhan drainse suatu jalan. Caranya dengan menghitung curah hujan kemudian dikalikan dengan luasan jalannya.
Namun, dia mengaku bahwa saat ini sangat sulit karena harus mengukur luasan dari kawasan yang ada di sekitaran jalan tersebut.
"Selain itu, kawasan di sekitar jalan nasional dan jalan tol juga tidak terkontrol. Yang bsia mengontrol hanya pemerintah daerah," imbuh Gani.
Kondisi saluran drainase jalan nasional malah lebih rentan, karena banyak yang ditutup oleh pemilik bangunan untuk kepentingan aksesibilitas mereka.
"Misalnya di jalan Pantura, ada SPBU yang menutupi drainase jalan. Pemilik membeton bagian atas. Ketika hujan turun, otomatis timbul endapan. Semakin lama bikin mampet, dan airpun meluap," tutur Gani.
Faktor ketiga adalah kendaraan logistik Over Dimension Over Loading (ODOL).
Kendaraan dengan beban yang melebihi kapasitas muatan ini selain membahayakan juga berdampak buruk bagi kondisi jalan.
Gani menilai kendaraan ODOL yang melalui jalan dengan kontur basah dan tergenang dapat mempercepat usia dan kerusakan jalan.
Jika dibandingkan dengan Dubai misalnya, tidak akan ditemui kendaraan ODOL yang melintas di ruas-ruas jalan.
Artinya pengendara di sana sadar betul bahwa jika ingin mengangkut muatan yang berat dan besar otomatis akan beralih pada kendaraan truk kapasitas lebih besar dan dengan sumbu yang lebih banyak.
"Di sana itu ODOL tidak ada, tidak ada truk yang sumbu satu, itu muatannya di atas 8,2 ton, jadi beban sumbunya tidak melebihi dari 8,2 ton," jelasnya.
Lebih jauh dia mencontohkan, bahwa setiap kendaraan utamanya truk pengangkut pasti memiliki sumbu roda depan dan belakang.
Umumnya muatan barang itu akan bertumpu pada sumbu roda belakang kendaraan. Semakin banyak muatan yang diangkut otomatis akan semakin membebani sumbu roda tersebut.
Jika sumbu roda belakang hanya satu sementara muatan yang diangkut melebihi kapasitas akan menambah beban jalan.
"Pehitungan kemampuan perkerasan jalan berdasarkan sumbu yang satu yang paling berat dengan standar 8,2 ton," kata dia.