Cerita Seleb
Jujur Selingkuh dengan Istri Piyu Padi, Adiguna Sutowo Pernah Tembak Karyawannya Gegara soal Sepele
Malam itu pergantian tahun 2004 ke 2005, putra bungsu Ibnu Sutowo, mantan Direktur Utama Pertamina, itu sedang bersama teman wanitanya sekitar pukul 0
Berikut catatan lengkap yang diberitakan Majalah Tempo melalui laman Tempo.co (cerita lengkap dapat dilihat di sini)
Dor! Tiba-tiba terdengar suara tembakan di tengah ingar-bingar musik house di Fluid Club and Lounge. Pengunjung yang sedang berjingkrak-jingkrak di bawah siraman kerlap-kerlip lampu tak terpengaruh.
Padahal di samping bar yang berdekatan dengan lantai dansa, seseorang telah tergeletak meregang nyawa.
Pengunjung baru berhenti berjoget setelah musik dimatikan dan lampu terang dinyalakan. Mereka yang semula bergembira menyambut pergantian tahun 2004 menuju 2005 itu berubah terkesiap melihat sosok berpakaian abu-abu tergolek di lantai.
Di kepalanya mengucur darah segar. Dia adalah Yohannes B. Haerudy Natong alias Rudy, 25 tahun, si penagih bill.
Sesaat kemudian, pintu masuk dan keluar klub ditutup. Pengaman hotel berbintang lima itu memeriksa pengunjung dengan metal detector. Senjata api tak ditemukan. Tapi sejumlah orang sempat melihat penembaknya.
Salah seorang saksi menyebut pelakunya adalah pereli nasional Adiguna Sutowo, 47 tahun. "Saya melihat dia menembak dari jarak dekat," kata Daniel kepada polisi. Daniel adalah salah seorang bartender Fluid Club.
Saksi mata mengungkapkan bos grup bisnis Mugi Rekso Abadi (MRA) itu masuk dari arah Restoran Peacock. "Dia sempat singgah ke Fluid Lounge. Tapi hanya melihat-lihat," katanya. Di dalam klub, dia berdiri di sisi kanan Island Bar.
Baca juga: Makin Nggak Ada Malunya, Reaksi Nobu Diajak Buat Film Edisi 2 Bareng Nikita Mirzani, Singgung Miyabi
Setelah setengah jam berada di dalam klub, teman wanita Adiguna menutup bill. Maka, dipanggillah Rudy. Teman wanita Adiguna—belakangan polisi menyebut namanya Tinul—menyerahkan kartu kreditnya. Namun tak bisa diproses.
"Rudy meminta kartu kredit lain. Dia bilang jika tak punya kartu lain bisa dengan uang kontan," kata seorang karyawan Fluid.
Tinul malah marah-marah. "Lu enggak mandang dia siapa (sambil menunjuk Adiguna)? Dia pemilik saham terbesar hotel ini," kata wanita itu.
Masih menurut penuturan karyawan itu, kemudian Adiguna ikut marah. "Dia bertanya kenapa..., kenapa. Gue tembak juga lu," katanya.
Adik kandung Pontjo Sutowo—salah seorang pemegang saham Hotel Hilton—ini disebutkan menghardik sambil menempelkan pistol ke jidat Rudy
Rudy, yang tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bung Karno, tersenyum kecut. Dia mengira si tamu bercanda.
"Lalu terdengar suara klik dua kali, dan dor," kata saksi tadi. Rudy terkapar. Kepalanya berlubang. Dua bartender, Daniel dan Cut Nina, yang berada di sampingnya berusaha menolong. Pemuda Flores ini akhirnya tewas di rumah sakit.
Baca juga: Makin Nggak Ada Malunya, Reaksi Nobu Diajak Buat Film Edisi 2 Bareng Nikita Mirzani, Singgung Miyabi
