TRIBUNWIKI

Belajar Bikin Ecobrick, Pengelolaan Sampah Plastik Berkelanjutan

Manfaatnya ada banyak, mulai dari pembuatan benda-benda padat, hingga sebagai pengganti batu bata sebuah bangunan.

Editor: Ayu Prasandi
Tribun Medan
Kelompok binaan PT Pertamina menunjukkan botol berisi sampah plastik dengan latar belakang tembok bangunan rumah dengan kreasi ecobrick pengganti batu bata di Medan, Sumatera Utara, Rabu (22/7/2020). Metode ecobrick dilakukan dengan memasukan sampah plastik yang ditumpuk secara penuh yang kemudian dijadikan sebagai salah satu wadah untuk barang-barang kreasi seperti kursi, meja dan pengganti batu bata untuk bangunan tersebut dijual seharga Rp1.000/satu botol bekas.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI 

"Diusahakan dari dasar sudah padat dan ketika ditekan tidak kopong," katanya.

Untuk sampah plastik keras seperti bungkus bumbu mecin, lanjut Wilda harus digunting dan dimasukkan.

Awal mula Wilda memulai hidup minim sampah kira-kira tiga tahun lalu.

Dulu ia sering ikut seminar. Dari situ ia merasa permasalahan lingkungan ini kompleks dan tergerak untuk melestarikan lingkungan

Baca juga: Kencan M (27), PSK Ditiduri DC (27), Pria Hidung Belang Sok Kaya, Kesal Cuma Dibayar Rp 150 Ribu

Kelompok binaan PT Pertamina menunjukkan botol berisi sampah plastik dengan latar belakang tembok bangunan rumah dengan kreasi ecobrick pengganti batu bata di Medan, Sumatera Utara, Rabu (22/7/2020). Metode ecobrick dilakukan dengan memasukan sampah plastik yang ditumpuk secara penuh yang kemudian dijadikan sebagai salah satu wadah untuk barang-barang kreasi seperti kursi, meja dan pengganti batu bata untuk bangunan tersebut dijual seharga Rp1.000/satu botol bekas.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Kelompok binaan PT Pertamina menunjukkan botol berisi sampah plastik dengan latar belakang tembok bangunan rumah dengan kreasi ecobrick pengganti batu bata di Medan, Sumatera Utara, Rabu (22/7/2020). Metode ecobrick dilakukan dengan memasukan sampah plastik yang ditumpuk secara penuh yang kemudian dijadikan sebagai salah satu wadah untuk barang-barang kreasi seperti kursi, meja dan pengganti batu bata untuk bangunan tersebut dijual seharga Rp1.000/satu botol bekas.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI (Tribun Medan)

"Jadi aku mulai hidup mengubah sampah. Hidup minum sampah awalnya agak berat. Dari kita yang awalnya mengonsumsi sampah seperti beli minuman botol dan nasi bungkus.

Kenapa berat, karena awalnya aku menolak plastik sekali pakai. Sekarang aku sudah coba memanfaatkan apa yang ada," akunya.

"Yang jelas, untuk merawat bumi kita tidak harus memikirkan hal-hal yang besar. Kita cukup melakukan hal kecil dan berkelanjutan salah satunya peduli dan mau ikut mengurangi pemakaian plastik sekali pakai," pungkasnya.

(cr14/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved