News Video
Pembangunan Tanggul Asal-asalan, Lahan Pertanian dan Permukiman Warga Asahan Terendam Banjir
Sudah sejak lama warga Kabupaten Asahan, Sumatera Utara ditimpa bencana banjir akibat meluapnya air sungai Asahan.
Tahun 2018, masih sekitar 4 desa dan 2000 hektar lahan warga Asahan yang terkena banjir.
Tahun 2021, bencana banjir terus meningkat hingga melanda 6 desa dan 1 kotamadya, serta belasan ribu lahan pertanian dan permukiman warga Asahan.
Berdasarkan pengakuan warga Asahan, setelah dibuat tanggul sungai Asahan dengan biaya 5,5 Miliar, semakin banyak tanggul yang pecah dan masyarakat pun semakin resah.
"Informasinya pembuatan tanggul tanah di datangkan dari tempat lain, nyatanya tanah itu yang dikorek. Akibatnya tanggul sungai Asahan yang baru dibangun tidak bertahan lama dan langsung pecah," ujar Pili Nababan.
D P Gultom, warga Asahan mengatakan, sebelum ada pembangunan tanggul Sukaraja mereka masih bisa bercocok tanam, menanam jagung dan tanaman lainnya. Sesudah dibangun, lahan mereka tidak bisa digunakan lagi akibat banjir.
"Bukan cuma kami dari warga saja yang resah, orang dari kejaksaan juga sudah turun ke lapangan untuk menindaklanjuti masalah ini," kata D P Gultom.
Sebelum dibangunnya tanggul lanjutan sungai Asahan, swadaya masyarakat Kabupaten Asahan sudah mengumpulkan dana sebesar Rp 150 juta untuk menutup 4 titik dinding sungai Asahan yang pecah, dan bisa bertahan lama.
"Sebelumnya kami sudah buat penutup 4 titik dinding sungai Asahan yang pecah dari hasil swadaya masyarakat 150 juta dan bisa bertahan lama. Ini malah proyek tanggul 5,5 Miliar sehari pun tidak bertahan, besoknya langsung pecah," kata M Guntur.
Warga Asahan takut jika permasalahan banjir di kabupaten Asahan tidak segera diselesaikan di akhir tahun nanti akan menimbulkan korban jiwa.
"Kami mohon jangan sampai ada korban, apalagi mulai bulan september sampai desember nanti musim hujan, bagaimana nasib kami. Sekarang saja banjir sudah setinggi 2 meter lebih apalagi kalau dibiarkan semakin lama," kata Benson.
(Cr17/tribun-medan.com)