Partai Ummat di Sumut
Dipecat Sebagai Ketua PAN, Politisi Asal Sergai Ini Enggan Gabung Partai Ummat Karena Alasan Ini
Sayuti Nur pernah menjadi Ketua DPD PAN Sergai dan dipecat. Namun dia mengaku masih setia dengan PAN
Penulis: Indra Gunawan | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.com,RAMPAH--Partai Ummat bentukan Amien Rais rencananya akan mengembangkan sayap di Sumatera Utara.
Sebelumnya, PIC atau penanggungjawab pembentukan Partai Ummat di Sumut mengaku sudah ada 21 Kabupaten/Kota yang tengah bersiap melakukan pembentukan kepengurusan.
Namun begitu, faktanya di Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) Partai Ummat belum ada gaungnya.
Mantan Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Sergai, Sayuti Nur mengaku masih setia dengan PAN meskipun pernah dicopot jadi Ketua saat momen Pilkada tahun lalu kare6na tidak sejalan dengan partai untuk persoalan dukungan Bupati dan Wakil Bupati Sergai.
Baca juga: BREAKING NEWS Mantan Kader Demokrat Jadi Ketua DPD Partai Ummat Asahan Yakin Dapat Satu Fraksi
"Saya masih di PAN. Di Kabupaten saya kan dipecat, tapi sekarang nama saya ada di (pengurus baru) Provinsi saya lihat," kata Sayuti Nur, Minggu (2/4/2021).
Dia mengatakan, pengurus DPD PAN Sumut mempercayakan dirinya mengemban amanah Wakil Ketua Bidang Komunikasi Politik dan Ketua Badan Penguatan Dapil Sumut IV.
Disinggung mengenai Partai Ummat, Sayuti pun mengaku tidak tahu persis apakah di Sergai keberadaan kepengurusannya sudah terbentuk atau belum.
Ia mengakui jika sekitar dua bulan yang lalu sempat diajak oleh mantan kader PAN Sumut untuk ikut gabung dan membesarkan partai berlogo perisai tauhid dan bintang itu.
"Pernah didekati lewat telpon, ya sekedar-sekedar saja. Sekitar dua bulan lalu itu, semacam ngajak lah supaya ikut gabung dan besarkan,"
"Yang ngajak itu dulu orang PAN Sumut, tapi saya bilang saya belum siap. Mohon maaf lah saya belum mampu," kata Sayuti.
Baca juga: Kehadiran Partai Ummat Bisa Memecah PAN dan Warga Muhammadiyah? Berikut Pandangan Pengamat
Mantan Wakil Ketua DPRD Sergai ini mengaku banyak hal yang membuatnya menolak tawaran tersebut.
Ia mengatakan, dirinya sudah berpengalaman bagaimana mendirikan partai baru.
Untuk membangun partai baru, butuh banyak biaya saat konsolidasi politik dan macam-macam lainnya.
"Yang buat belum minat karena perlu modal logistik untuk konsolidasi. Pengalaman saya buat partai baru ini. Kayaknya dengan situasi seperti ini kita khawatir amanah itu nggak bisa kita emban,"
"Tanggung jawab besar kalau enggak bisa malu. Kalau sudah mau wajib dibesarkan, kasihan kalau enggak dibesarkan," kata Sayuti.
Ia mengatakan dirinya menjadi kader PAN sebelum partai itu berdiri.
Baca juga: 500 Orang di Asahan Sudah Bergabung dengan Partai Ummat, Tiga Diantaranya Mantan Anggota DPRD
Kala itu, persisnya di tahun 1998, PAN masih Komite Persiapan Cabang.