Nonton Bareng Menunggu Waktu Berbuka, Masjid Abidin Juga Gelar Tahsin Qur’an dan I’tikaf
Dua tahun yang lalu, tepatnya sebelum adanya peralatan nonton bareng ini, remaja Masjid Abidin rutin mengadakan kegiatan berdongeng
Masjid Abidin saat ini sedang menjalankan suatu program yang mendidik sekaligus membina anak-anak yang telah tamat dari Sekolah Menengah Atas (SMA Sederajat). Lebih daripada itu, BKM Abidin juga menguliahkan anak binaan ini di beberapa Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Kota Medan. Program tersebut bernama Anak Masjid Masuk Kampus.
Program ini sudah berjalan 4 tahun, hingga kini ada sekitar 67 anak binaan Masjid Abidin yang dikuliahkan di beberapa Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Kota Medan, diantaranya Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Universitas Panca Budi, Universitas Pembinaan Masyarakat Indonesia (UPMI), Universitas Harapan (Unhar) dan Universitas Muslim Nusantara (UMN).
Seksi Pembinaan dan Pendidikan Masjid Abidin selalu melakukan pendaftaran secara terbuka untuk yang berminat mengikuti program tersebut.
“Yang diutamakan adalah untuk anak-anak di sekitaran Masjid Abidin, jika masih ada kuota tersisa, maka pendaftaran pun disosialisasikan ke beberapa kabupaten/kota yang ada di Sumatera Utara,” ujar Efrizal Adil Lubis, Sekretaris BKM Abidin.
Ada pun sayarat untuk bisa mengkuti program tersebut diantaranya, anak yatim-piatu, tergolong fakir miskin, kaum duafa, dan berprestasi.
Setelah termasuk ke dalam syarat yang ditentukan, selanjutnya dilakukan seleksi wawancara, kemudian tes pembacaan Al Qur’an, setelah lulus maka hanya tinggal melengkapi semua berkas administrasi yang dibutuhkan.
“Mereka hanya bisa memilih PTS yang telah memiliki MoU dengan BKM Abidin, untuk pemilihan program studinya pun hanya yang tercantum dalam MoU yang telah disepakati,” imbuh Efrizal.
Program ini diselenggarakan menggunakan anggaran dari dana sosial Masjid Abidin kemudian ditambah dengan dana beasiswa milik PTS/yayasan dan anggaran bidik misi.
Tiap anak binaan Masjid Abidin yang berkuliah ini, biaya kuliahnya digratiskan selama delapan semester.
“Kalau untuk biaya hidup dan tempat tinggal memang kami ditanggung sendiri, tapi per semesternya (enam bulan) kami selalu diberi uang saku sekitar Rp 4,2 juta,” Dinul Hamdi Nasution, anak binaan Masjid Abidin yang berasal dari luar Kota Medan.