Viral Medsos

Sosok dan Potret Nani Aprilliani si Pengirim Sate Beracun (Sianida) yang Salah Sasaran, Ini Motifnya

Jajaran Satreskrim Polres Bantul akhirnya menangkap Nani Aprilliani Nurjaman, pengirim sate sianida atau sate beracun.

Editor: AbdiTumanggor
kolase tribun timur
Penampakan wajah Nani Aprilliani Nurjaman Wanita Pengirim Sate Beracun di Bantul 

TRIBUN-MEDAN.COM -- Jajaran Satreskrim Polres Bantul akhirnya menangkap Nani Aprilliani Nurjaman, pengirim sate sianida.

Sate sianida kiriman Nani Aprillia Nurjaman menewaskan anak driver ojek online, Naba Faiz Prasetya (10).

Padahal sate sianida itu dikirim Nani untuk mantan kekasihnya, Tomi.

Nani sendiri merupakan warga Majalengka, Jawa Barat.

Nani Aprillia bekerja di sebuah salon di Yogyakarta.

Nani ditangkap pada Jumat (30/4/2021) di kediamannya, Potorono, Bantul.

"Tersangka tidak melarikan diri, kami amankan di rumahnya," kata Direskrimum Polda DIY, Kombes Pol Burkhan Rudy Satria dikutip dari Tribun Jogja.

Menurutnya, identitas Nani terungkap dari bungkus sate sianida.

Burkhan mengatakan bungkus sate tersebut sangat spesifik dan dapat menunjukan tempat pembeliannya.

"Dari bungkusnya kami bisa tahu belinya dimana. Kemudian bungkus lontongnya juga berbeda, seperti lopis. Jadi kami tahu belinya di mana. Kemudian kami telusuri," bebernya.

Polisi masih menggali keterangan dari Nani.

Dari pengakuannya, Nani memesan kalium sianida di e-dagang sebanyak 250 gram.

Tersangka Pengiriman Sate NA di Mapolres Bantul Senin (3/5/2021)
Tersangka di Mapolres Bantul Senin (3/5/2021) (KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)

Namun polisi belum mendapat keterangan seberapa banyak Nani menabur sianida itu ke dalam bumbu sate.

"Sebanyak apa ditaburkan kita masih dalami," kata Burkan.

Burkan mengakui cukup sulit menggali keterangan dari Nani Aprillia Nurjaman.

"Ini introvert banget tidak semudah yang anda bayangkan, Awalnya saya mengira sesimpel itu tapi agak tertutup ini," kata Burkan dikutip dari Kompas.com.

Dikutip dari TribunnewsBogor.com dengan judul:Foto Nani Aprilliani Pengirim Sate Sianida, Wanita Introvert yang Jadi Pujaan Hati Pelanggan Salon

Dilihat dari akun Facebooknya, Nani Aprillia Nurjaman memang tak eksis.

Terakhir 13 Oktober 2014 silam ia mengupate statusnya.

Nani Aprialliani Nurjaman
Nani Aprialliani Nurjaman.

"Jika aku kelaparan, menangis dan kesepian, aku punya Tuhan yang selalu ada bersamaku.." tulisnya.

Pantauan TribunnewsBogor.com saat berdiri di antara dua orang Polwan, Nani terlihat menonjol.

Pasalnya tubuh wanita asal Majalengka itu tinggi semampai.

Bahkan, tingginya melebihi tinggi kedua polwan yang berdiri di sisi kanan dan kirinya.

Nani juga terlihat sesekali berbincang dengan polwan di sampingnya, lalu kembali menundukan wajah.

Nani Aprilliani Nurjaman
Nani Aprilliani Nurjaman

Dengan perawakan demikian, wajar bila Nani Aprillia Nurjaman disukai oleh seorang pria.

Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Ngadi mengatakan sebenarnya ada seorang pria yang jatuh hati pada Nani Aprillia.

Dia adalah, R, pelanggan Nani di salon.

Sayangnya, Nani justru menjatuhkan pilihannya pada Tomi.

R tak mundur begitu saja meski cintanya bertepuk sebelah tangan.

Selama menjalin hubungan dengan Tomi, Nani justru justru menjadikan R sebagai tempat curhatnya.

Malahan, R pula yang menyarankan Nani untuk mengirim makanan bercampur sianida pada Tomi.

Menurut R kepada Nani, efeknya hanya muntah dan diaere.

"Akhirnya tersangka pun mengikuti anjuran pelanggan inisial R dengan cara membeli (KCN) secara online," kata Ngadi.

KCN tersebut dicampurkan dalam bumbu makanan sate ayam yang sudah dibeli sebelumnya oleh tersangka.

Ketika hendak memberikan makanan tersebut kepada pelanggan berinisial T, tersangka juga mendapatkan anjuran dari R agar dikirimkan melalui ojek online.

Namun, tanpa aplikasi agar tidak diketahui siapa yang mengirim.

"Tersangka mengikuti saran tersebut," kata Ngadi.

Tersangka dijerat Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman pidana mati atau seumur hidup atau paling lama 20 tahun. 

Berikut Kronologisnya

Sebelumnya diberitakan seorang bocah bernama NFP (10) meninggal dunia setelah menyantap sate yang dibawa oleh Bandiman, ayahnya, Minggu (25/04/2021).

Sate yang dibawa Bandiman tersebut pemberian sosok perempuan misterius yang memesan jasa pengiriman secara offline. 

Polisi melakukan penyelidikan terkait kasus Paket Sate Bakar di Bantul
Polisi melakukan penyelidikan terkait kasus Paket Sate Bakar di Bantul (Dok Polsek Sewon | Ilusrasi paket sate)

Perempuan misterius tersebut meminta Bandiman mengirimkan makanan ke Bangunjiwo, Kasihan, Bantul kepada seseorang bernama Tomy.

Namun saat sampai di lokasi, Tomy sedang berada di luar kota. Tomy juga tidak mengenal pengirim dan merasa tidak memesan makanan. 

Kemudian makanan tersebut diberikan kepada Bandiman. Sesampainya di rumah, Bandiman dan keluarganya menyantap sate tersebut saat berbuka puasa.

Namun sayangnya sate tersebut mengandung racun dan akhirnya merenggut nyawa putra sulungnya, NFP. 

Racun Dibeli via Daring

Direskrimum Polda DIY, Kombes Pol Burkhan Rudy Satria, juga menyebut kandungan racun yang ada di bumbu sate tersebut adalah kalium sianida (KCN).

Racun tersebut memang sengaja ditaburkan bumbu sate oleh tersangka.

Racun tersebut dibeli oleh tersangka secara daring. 

"Makanya kami sebut ini sebagai pembunuhan berencana. Karena racun tersebut sudah dibeli sejak tiga bulan lalu. Selain itu dia sengaja memesan ojek online tanpa aplikasi, karena dianggap lebih aman. Tersangka mengaku tidak memiliki aplikasi saat memesan,"sambungnya.

Kapolres Bantul, AKBP Wachyu Tri Budi, menambahkan bahwa tersangka membeli kalium sianida (KCN) secara daring melalui e-commerce. 

"Racun tersebut dibeli secara online. Beli sebanyak 250 gram, harganya Rp224.000,"katanya.

Motif Sakit Hati

Terkait motif rencana pembunuhan, Polisi menyebut tersangka merasa sakit hati oleh Tomy, sosok asli yang seharusnya menerima paket sate beracun  tersebut.

Tersangka mengaku sakit hati karena Tomy menikah dengan perempuan lain. 

Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan, sebab tersangka masih banyak diam saat pemeriksaan. 

"Masih kami dalami, apakah nanti ada tersangka lain, kami masih mendalami,"ujar Direskrimum Polda DIY, Kombes Pol Burkhan Rudy Satria. 

Diberitakan, sasaran utama pengirim paket sate misterius yang telah dicampur racun pada Minggu (25/4/2021) lalu adalah penyidik senior di jajaran Satreskrim Polresta Yogyakarta.

Hal itupun dibenarkan oleh Kasubbag Humas Polresta Yogyakarta, AKP Timbul Sasana Raharja, kepada TribunJogja.com, Minggu (2/5/2021).

Ia menjelaskan, penyidik yang dimaksud berinisial T berpangkat Aiptu, dan kini masih berstatus sebagai penyidik senior di Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Yogyakarta.

"Betul, yang bersangkutan adalah penyidik senior di Reskrim Polresta Yogyakarta, pangkatnya Aiptu," jelasnya.

Timbul mengatakan ratusan kasus kriminal pernah ditangani oleh T, namun ditanya terkait kasus kriminal paling krusial yang pernah ditangani oleh T, Timbul belum memastikan lebih lanjut.

"Belum tahu pasti kalau itu, banyak ya," kata Timbul

Penelusuran Tribun Jogja, T pernah mendapatkan penghargaan dari Polda DIY pada 2017 silam sebagai penyidik terbaik.

Timbul pun membenarkan adanya informasi tersebut dan menegaskan bahwa T memang penyidik senior dengan kinerja yang baik.

"Ya karena sudah senior direskrim Polresta, artinya memang bisa bekerja," terang dia.

Namun demikian, Timbul belum memastikam sudah berapa lama T bertugas sebagai penyidik di Satreskrim Polresta Yogyakarta.

"Kalau itu belum tahu pasti, yang jelas dia sudah senior," tegasnya.

Menurut Timbul, selama mengabdi di jajaran Satreskrim Polresta Yogyakarta, T dikenal ramah dan baik kepada siapa pun.

Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman pidana mati atau seumur hidup atau paling lama 20 tahun.

NA, tersangka pengiriman paket sate beracun, di Mapolres Bantul Senin (3/5/2021)
NA, tersangka pengiriman paket sate beracun, di Mapolres Bantul Senin (3/5/2021) (KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)

Kronologi Lengkap Kasus Sate Beracun

NFP (10) warga Pedukuhan Salakan, Kalurahan Bangunharjo, Sewon, meninggal seusai memakan sate yang dibawa ayahnya, Minggu (25/4/2021).

Kejadian itu bermula Bandiman, ayah korban, yang merupakan driver ojek online tengah beristirahat di sekitar Masjid daerah Gayam, Yogyakarta.

Bandiman tiba-tiba datangi seorang perempuan muda yang bermaksud meminta tolong mengantarkan paket takjil.

Dari pengakuannya, perempuan itu berciri-ciri masih muda, berkulit putih, dengan tinggi sekitar 160 cm dan mengenakan baju berwarna krem.

"Dia mengatakan bahwa tidak punya aplikasi, dan meminta mengirimkan paket takil ke seseorang bernama Tomi di Villa Bukit Asri, Sembungan, Kasihan, Bantul," ujarnya saat ditemui Selasa (27/4/2021).

Bandiman pun menyanggupi permintaan tersebut.

Perempuan itu pun menanyakan berapa tarif untuk mengantarkan paket berisi sate dan snack tersebut.

"Saya minta Rp 25 ribu, lalu saya dikasih Rp 30 ribu. Saya juga minta nomor HP orang yang dituju.

"Dan minta nama si pengirim, dia mengatakan bahwa pengirim atas nama Hamid dari Pakualaman," ujarnya.

Bandiman pun mengantarkan paket tersebut, namun sesampai di alamat yang dituju, rumah orang yang bernama Tomi tersebut terlihat sepi.

Bandiman pun berusaha menghubungi Tomi.

"Setelah saya hubungi, benar yang mengangkat bernama Tomi dan alamatnya juga benar.

"Tapi dia mengatakan bahwa tidak merasa memiliki teman yang bernama Hamid di Pakualaman. Lalu tomi mengatakan bahwa paket tersebut untuk saya saja untuk berbuka puasa," paparnya.

Bandiman pun pulang dengan membawa paket makanan tersebut.

Sesampainya di rumah, ia bertemu dengan anaknya, Naba yang baru pulang dari masjid. Naba membawa bungkusan gudeg untuk berbuka puasa.

"Kebetulan anak saya tidak begitu suka gudeg, anak saya memberikan gudeg ke saya itu dan memilih sate yang saya bawa. Tapi saya sempat makan dua tusuk sate, anak saya yang besar juga, tapi tidak merasakan apa-apa."

Bandiman memperlihatkan foto anaknya yang meninggal usai menyantap paket sate misterius, Senin (26/4/2021)
Bandiman memperlihatkan foto anaknya yang meninggal usai menyantap paket sate misterius, Senin (26/4/2021) (TRIBUNJOGJA.COM / Miftahul Huda)

"Anak saya (Naba) kemudian disuapin istri saya, pakai lontong dengan bumbu sate. Tiba-tiba anak saya mengeluh pahit dan panas. Lalu lari ke kulkas untuk minum, tapi sampai dapur dia terjatuh, istri saya mutah-mutah," katanya.

Melihat anaknya tak sadarkan diri, Bandiman pun langsung melarikan anaknya ke RS Wirosaban. Di perjalanan Naba sempat mengeluarkan buih dari mulutnya.

"Ditangani sekitar seperempat jam, mengatakan sudah tidak tertolong lagi. Kalau kata dokter itu positif kena racun, tapi racunnya apa masih menunggu hasil lab," tuturnya yang dikutip dari TribunJogja.com yang berjudul:Pengakuan Pelaku Pengirim Sate Beracun: Beli Racun Sianida via Daring hingga Motif Sebenarnya

Istri Bandiman yang bernama Titik Rini (43) juga mengeluhkan hal yang sama, ia sempat memutahkan sate tersebut. Titik juga sempat mendapat perawatan dokter dan keadaannya berangsur membaik dan diperbolehkan pulang pada Minggu malam.

(*/Tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved