Breaking News

Kisah Pilu Supir Bus di Tengah Larangan Mudik: Yah Terpaksa Ngutang Lagi

Setidaknya sembako diberikan untuk meringankan tuntutan kebutuhan para sopir sehari - hari bersama keluarga. 

Goklas / Tribun Medan
Berlin Gultom selaku sopir bus Makmur saat diwawancara di gudang Bus Makmur di Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan, Sumatra Utara, Selasa (4/5/2021). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Akibat dilakukannya penyekatan arus mudik pada Kamis (6/5/2021) oleh pemerintah tentu memberi dampak signifikan terhadap pendapatan bus lintas kabupaten/kota yang ada di Kota Medan. 

Satu di antaranya ialah Bus Makmur yang biasanya menjadi tranportasi penumpang Riau - Medan. Kini, di hari bus berhenti beroperasi sementara  bahkan penumpang yang ingin mudik dari Medan - Riau sangat sepi. 

Padahal biasanya di masa mudik inilah, Bus Makmur terbilang merasakan panen penumpang. Tapi hal biasa itu kini sirna akibat situasi pandemi Covid-19 yang masih merajalela di Medan. 

Tidak heran bila pemerintah mengambil kebijakan penyekatan arus mudik. Tentu semua demi mengantisipasi penyebaran Covid-19 yang kian memperihatinkan. 

Karyawan Bus Makmur Tinton Hutapea mengungkapkan sebelum pandemi Covid-19 ini, memasuki masa lebaran penumpang membludak sampai ribuan.

Tetapi kini hanya ratusan penumpang yang tampak memesan tiket untuk mudik. 

"Turun 80 persen lah kalau dibanding tahun sebelum ada Covid-19 ini. Memang kita habis lah. Di masa panen seperti ini pun pendapatan minim," jelasnya kepada Tribun Medan, Selasa (4/4/2021). 

Bahkan di hari - hari biasa selama pandemi Covid-19 pun penumpang berkurang bahkan sampai 90 persen.

Amatan Tribun Medan ketika berada di loket Bus Makmur di Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan, Sumatra Utara pun terlihat penumpang hanya hitungan jari tangan.

Ada pun sekitar 50 bus setelah beroperasi hari ini akan diistirahatkan di gudang Makmur yang berlokasi tidak jauh dari loket. Sementara jumlah sopir dan kernet yang dipekerjakan Bus Makmur ada sekitar 200 orang. 

Bus Makmur tersebut akan berhenti beroperasi sampai 17 Mei 2021 sesuai dengan kebijakan yang telah diedarkan oleh pemerintah. 

Demikian, akibat dari kebijakan itu sopir bus adalah kelas pekerja yang paling terjepit. Sebab rata - rata mereka menggantungkan kehidupan sehari - harinya dari keringat mengantarkan penumpang lintas Riau - Medan. 

"Inilah kami bingung sekitar dua Minggu mau ngapain. Kami engga ada usaha sampingan juga. Karena skill kami pun hanya ini. Makanya dari bus ini ajalah keuangan kami," jelas Berlin Gultom selaku sopir Makmur kepada Tribun Medan saat berada di gudang bus Makmur. 

Sebelumnya, dia sangat berharap di masa mudik inilah pendapatannya bisa meningkat.

Pasalnya, dari pendapatan sopir di masa pandemi Covid-19 yang minim penumpang ini menurutnya sangat kekurangan bahkan hanya untuk kebutuhan sehari - hari.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved