Tak Punya Pekerjaan dan Uang Karena Lockdown, Pria Ini Mengais Makanan dari Tempat Sampah
Raju yang tidak memiliki makanan, pada Sabtu (1/5/2021) lalu, ditemukan sedang memungut makanan di tempat pembuangan sampah di Kone Pete dekat Alur.
TRIBUN-MEDAN.com – Pemerintah India memberlakukan lockdown selama 14 hari di negaranya.
Akibat lockdown tersebut, otomatis banyak orang-orang yang akhirnya akan kehilangan pekerjaan mereka.
Imbasnya, mereka akan sulit mencari makan.
Seperti yang dialami oleh salah seorang warga India ini.
Ia bernama Raju yang berusia 35 tahun dan berasal dari Karnataka, India.
Melansir dari Tribunnews.com, sejak lockdown diberlakukan, Raju yang bekerja sebagai loader di sebuah perkebunan jahe menjadi menganggur.
Baca juga: VIRAL Laki-laki Keliling Mal Hina Pengunjung yang Pakai Masker: TOLOL, GOBLOK
Raju yang tidak memiliki makanan, pada Sabtu (1/5/2021) lalu, ditemukan sedang memungut makanan di tempat pembuangan sampah di Kone Pete dekat Alur.
Ia ditemukan di tempat pembuangan sampah oleh seorang pejalan kaki bernama Sathish yang merupakan warga Chikka Kanagal di Alur Taluk.
Dikutip dari India.com, Sathish pun menceritakan kronologi saat ia menemukan Raju.
Kala itu, Sathish sedang dalam perjalanan dari Alur, dan melihat seorang pria sedang mencari sesuatu di tempat pembuangan sampah.
Sathish pun menghentikan sepedanya dan mendekati pria tersebut.

Saat melihatnya, ia pun kaget ketika mengetahui Raju sedang memakan makanan sisa yang dibuang oleh hotel.
Sathish pun langsung menghentikannya dan meminta seorang teman untuk datang dengan membawa makanan yang layak.
Sesuai informasi, Sathish mengatakan, pria itu datang ke Alur untuk bekerja memuat tas jahe di sebuah pertanian.
Tetapi, setelah menyelesaikan pekerjaannya, dia tidak dapat kembali ke tempatnya karena diisolasi.
"Dia tidak punya makanan atau tempat tinggal selama empat hari terakhir," kata Sathish kepada The Hindu.
Merasa iba dengan cerita dari Raju, Sathish pun langsung menghubungi Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga untuk melakukan tes COVID-19.
Ia juga mengatakan, kontraktor bangunan di Alur juga telah menawarkan Raju tempat tinggal dan makanan untuk sementara.
Sathish menyampaikan, sosok yang menyedihkan seperti Raju bukan satu-satunya kasus di Karnataka.
Menurut penduduk setempat, banyak kasus seperti itu terjadi di negara bagian, dimana orang-orang berjuang untuk mendapatkan makanan setiap harinya.
Baca juga: Dian Sastrowardoyo Beberkan Alasan Nekat Pindah Agama : Aku Ingin Berserah Diri Pada Allah
Setelah meningkatnya kasus virus corona di India, pemerintah Karnataka memberlakukan lockdown selama 14 hari mulai dari 27 April hingga 12 Mei.
Selama waktu ini, layanan Metro Rail, taksi, dan bus tidak akan beroperasi.
Begitu juga dengan sekolah dan perguruan tinggi.
Baca juga: Hari Terakhir Bus ALS Beroperasi, Ratusan Penumpang Curi Start Hindari Larangan Mudik
Baca juga: Begini Nasib Pesinetron Cantik Ini Usai Suaminya Kepincut Janda Kaya, Sempat Saling Balas Komentar
Baca juga: Vandiko Ajak Kapolda Sumut Kerja Sama Vaksinasi, Total 3000 Warga Sudah Disuntik
Hotel, bioskop, pusat perbelanjaan, stadion dan kolam renang juga akan tetap ditutup.
Dalam aturan lockdown, semua acara sosial, politik, olahraga, hiburan, akademik, budaya, agama, dan pertemuan dilarang serta tempat ibadah juga akan tetap ditutup untuk umum.
Tetapi, mereka yang terlibat dalam pelayanan tempat ibadah tetap menjalankan ritual dan tugasnya tanpa melibatkan pengunjung.
Karnataka pada hari Senin (3/5/2021) melaporkan 44.438 kasus COVID-19 dan 239 kematian.
Krematorium di India Kolaps
Di New Delhi, lonjakan pasien Covid-19 yang tidak tertolong membuat krematorium kolaps dan kehabisan ruangan.
Pejabat di New Delhi pun didesak untuk menemukan lebih banyak situs untuk melakukan kremasi.
Hal itu lantaran kamar mayat di rumah sakit hingga krematorium telah dipenuhi oleh pasien Covid-19 yang meninggal dunia.

Saking penuhnya, seorang petugas polisi senior New Delhi mengatakan, orang-orang harus mengkremasi anggota keluarga yang meninggal bukan karena virus di krematorium khusus Covid-19.
"Itu sebabnya kami menyarankan lebih banyak krematorium harus didirikan," kata petugas itu kepada saluran berita NDTV
Warga Negara Indonesia (WNI) di India, Mohd. Agoes Aufiya membenarkan krematorium di India yang sudah kolaps.
Bahkan, terdapat lahan parkir yang beralih fungsi menjadi krematorium.
"Yang sebelumnya berfungsi jadi tempat parkir menjadi tempat krematorium di luar bangunan."
"Ini yang dilakukan pemerintah saat ini untuk mengatasi lonjakan jenazah yang ada," tutur Agoes dalam talkshow Tribunnews.com, Sabtu (1/5/2021).

Mahasiswa Jawaharlal Nehru University (JNU) ini mengatakan, rumah sakit di New Delhi semuanya melebihi kapasitas atau overload.
Pemandangan pasien ada di luar rumah sakit lantaran terlalu penuh pun dapat terlihat.
Baca juga: Sumut Bakal Dilanda Siklon Tropis pada Mei 2021, Mungkinkah Berbahaya? Ini Penjelasan BMKG
Baca juga: HEBOH Monyet Berkeliaran di Kantor Bupati Deliserdang
"Bahkan ada yang juga sampai meninggal dunia karena tidak tertangani."
"Dan dengan kenaikan angka masyarakat yang terdampak Covid dan meninggal dunia juga berpengaruh terkait yaitu jumlah krematorium," ucapnya.
Sehingga membuat antrean di krematorium.
Karena itu, pemerintah New Delhi berinisiatif untuk menambah ruang luar untuk kremasi.
"Yang mana saat ini begitu terbatas sebelumnya sempat terlihat antrean untuk kremasi atau pembakaran mayat," ucapnya.
Lebih lanjut, pesawat militer AS yang membawa pasokan medis darurat mendarat di Delhi pada Jumat pagi.
Pesawat tersebut membawa hampir satu juta tes Covid cepat dan 100.000 masker N95.
Direktur Eksekutif Satuan Tugas Covid di Badan Pembangunan Internasional AS, Jeremy Konyndyk mengatakan, prioritas pertama mereka adalah untuk menangani "kebutuhan darurat" India yang paling mendesak.

Ia juga menyebut, Gedung Putih akan menyumbangkan total 15 juta masker N95.
Selain AS, Inggris juga menyumbangkan ventilator ke India awal pekan ini.
Meski bantuan pasokan medis dari berbagai negara telah tiba, pasokan oksigen dan kesediaan tempat tidur rumah sakit masih sangat terbatas di seluruh India.
Banyak ahli di India juga mengatakan, pasokan medis yang dibutuhkan jauh lebih banyak.
Pada hari Selasa, Dr Zarir Udwadia yang berbasis di Mumbai mengatakan, bantuan yang ditawarkan seperti setetes air di lautan.
(*/Tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dampak Lockdown India, Seorang Pria Ditemukan Pungut Makanan dari Tempat Pembuangan