News Video
Pengelola Bus Sejahtera Protes Minta Sediakan Posko pengecekan Rapid Tes di Terminal Amplas
Maratua meminta kepada pemerintah agar segera menyediakan posko kesehatan agar tidak lagi membebankan penumpang yang akan berangkat.
Penulis: Fredy Santoso |
Pengelola Bus Sejahtera Protes Minta Sediakan Posko pengecekan Rapid Tes di Terminal Amplas
TRIBUN-MEDAN.com, Medan - Pengelola Bus Sejahtera mengaku naik pitam kepada petugas dinas perhubungan dan Terminal Amplas yang sempat melarang bus yang akan berangkat dari terminal amplas menuju kota tujuan.
Ia mengatakan penyekatan dilakukan secara tiba-tiba setelah beberapa jam sudah beroperasi.
Pengelola bus Sejahtera, Maratua Ambarita menyatakan keberatannya atas penyekatan tersebut.
Menurutnya penyekatan dengan alasan menjalankan peraturan pemerintah soal perpanjangan arus balik mudik dan pemeriksaan dokumen kesehatan bagi penumpang tidak jelas.
Apalagi selama ini di terminal tidak ada disediakan posko pemeriksaan kesehatan Rapid Tes Antigen.
"Jadi maunya biar adil disini pun disediakan. Dari mulai ada Covid-19 ini enggak pernah ada namanya tes swab antigen dibuat," kata Maratua Ambarita saat ditemui di Terminal Terpadu Amplas pada Selasa (18/5/2021).
Selain itu, Maratua meminta kepada pemerintah agar segera menyediakan posko kesehatan agar tidak lagi membebankan penumpang yang akan berangkat.
Menurutnya selama ini sudah banyak penumpang yang gagal bert lantaran tidak memiliki surat kesehatan.
Sementara itu ia juga menyampaikan kecemburuannya terhadap angkutan lainnya seperti bandara, Stasiun kereta yang menyediakan posko kesehatan, tetapi di terminal sama sekali tidak ada.
Bahkan saat busnya di berhentikan oleh petugas gabungan ia mengatakan hanya satu penumpangnya yang memiliki surat kesehatan bebas Covid-19, sisanya tidak memiliki. Namun, setelah ada pembicaraan dengan pihak terminal akhirnya mereka diizinkan berangkat.
"Jadi kita bermohon kepada kepala terminal agar dibuat disini swab antigen. Jangan hanya di stasiun kereta api, bandara. Mau dibayar penumpang terserah. Jadi kita pun tidak mau membawa penumpang yang sakit. Karena kita pun takut ketularan. Sopir kita, pegawai kita takut. Jadi maunya biar adil, disini pun disediakan," tutupnya.
(Cr25/tribun-medan.com)