Fenemona Gerhana Bulan

Bacaan Niat Sholat Gerhana Bulan Sendirian dan Berjamaah, Lengkap Tata Cara dan Khutbahnya

Lalu untuk waktu pelaksanaan shalat Khusuf, dimulai saat terjadi Gerhana Bulan sampai dengan Bulan terbit kembali atau sampai tampak secara utuh.

TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Fenomena Gerhana Bulan - Bacaan Niat Sholat Gerhana Bulan Sendirian dan Berjamaah, Lengkap Tata Cara dan Khutbahnya 

Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.

Tata Cara Sholat Gerhana

Sholat gerhana dilakukan sebanyak dua raka’at dan ini berdasarkan kesepakatan para ulama.

Namun, para ulama berselisih mengenai tata caranya. Ada yang mengatakan bahwa shalat gerhana dilakukan sebagaimana shalat sunnah biasa, dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada sekali ruku’, dua kali sujud.

Ada juga yang berpendapat bahwa shalat gerhana dilakukan dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada dua kali ruku’, dua kali sujud.

Pendapat yang terakhir inilah yang lebih kuat sebagaimana yang dipilih oleh mayoritas ulama

Ringkasnya, tata cara shalat gerhana sama seperti shalat biasa dan bacaannya pun sama, urutannya sebagai berikut.

Baca juga: Gerhana Bulan Darah Akan Terjadi Pada 26 Mei 2021, Pertanda Bencana? Apa Kaitannya dengan Israel?

Proses terjadinya Gerhana Matahari Cincin (GMC) yang dilihat dari tepian pantai Kampung Bunsur, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Kamis (26/12/2019). Durasi terjadinya GMC selama 3 jam 51 menit 4 detik, sedangkan durasi cincin berlangsung selama 3 menit 17 detik. Tribun Pekanbaru/Doddy Vladimir
Proses terjadinya Gerhana Matahari Cincin (GMC) yang dilihat dari tepian pantai Kampung Bunsur, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Kamis (26/12/2019). Durasi terjadinya GMC selama 3 jam 51 menit 4 detik, sedangkan durasi cincin berlangsung selama 3 menit 17 detik. Tribun Pekanbaru/Doddy Vladimir (Tribun Pekanbaru/Doddy Vladimir)
  1. Berniat di dalam hati;
  2. Takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa;
  3. Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih). Hal tersebut sesuai dalam hadits yang diriwayatkan Siti Aisyah: “Nabi Saw. menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika salat gerhana.”(HR. ukhari no. 1065 dan Muslim no. 901); 
  4. Ruku’ sambil memanjangkannya;
  5. Bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan “Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd”;
  6. Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama;
  7. Ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya; 
  8. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal);
  9. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali;
  10. Bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya;
  11. Tasyahud
  12. Salam. 
  13. Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jemaah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdoa, beristighfar, bersedekah.

Setelah shalat, imam membaca dua kali khotbah seperti khotbah pada shalat Jumat.

Baca juga: FENOMENA Gerhana Bulan Malam Ini Terjadi Jam Berapa dan Gerhana Disaksikan di mana

Contoh Naskah Khutbah Shalat Gerhana

Berikut teks khutbah shalat Gerhana seperti disusun oleh Drs. H. Ahmad Yani, Sekretaris Dewan Syura IKADI periode 2016-2021.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى اَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الاِيْمَانِ  وَاْلاِسْلاَمِ  وَهِيَ اَعْظَمُ النِّعَمِ. اَشْهَدُ اَنَّ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَاِركْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ . اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Sebagai muslim, kita tidak melewatkan begitu saja waktu, kesempatan dan berbagai kejadian, kecuali ada hikmah yang harus kita peroleh.

Karena itu, setiap peristiwa yang terjadi di dunia ini harus kita ambil hikmah atau pelajarannya untuk kehidupan kita, salah satunya peristiwa terjadinya gerhana matahari atau gerhana bulan.

Kita bersyukur, Allah swt memberikan kesempatan kepada kita sekali lagi untuk merasakan suasana peristiwa gerhana matahari pada saat ini.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved