Fenemona Gerhana Bulan

Bacaan Niat Sholat Gerhana Bulan Sendirian dan Berjamaah, Lengkap Tata Cara dan Khutbahnya

Lalu untuk waktu pelaksanaan shalat Khusuf, dimulai saat terjadi Gerhana Bulan sampai dengan Bulan terbit kembali atau sampai tampak secara utuh.

TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Fenomena Gerhana Bulan - Bacaan Niat Sholat Gerhana Bulan Sendirian dan Berjamaah, Lengkap Tata Cara dan Khutbahnya 

Dari sekian banyak, paling tidak ada dua hikmah penting untuk kita bahas pada kesempatan yang singkat ini.

            Pertama, meluruskan keyakinan yang salah dan menguatkan aqidah yang benar.

Sebagaimana kita ketahui, dahulu Rasulullah saw amat berduka atas wafatnya putera beliau yang bernama Ibrahim.

Sebelumnya putera beliau yang bernama Qasim juga meninggal dunia sehingga Ibrahim anak laki satu-satunya yang seringkali menjadi harapan besar dari orang tua untuk melanjutkan jejak perjuangan.

Duka Rasul atas wafatnya sang putera adalah sesuatu yang wajar dan manusiawi, bagian dari kasih sayangtua terhadap anaknya.

Namun, dalam suasana seperti itu tiba-tiba terjadi gerhana matahari, sehingga suasana siang yang terang tiba-tiba menjadi gelap, lalu banyak orang yang kemudian menyatakan bahwa rupanya alam turut berduka atas wafatnya Ibrahim.

Ketika mendengar hal itu, Rasulullah saw kemudian menegaskan dalam sabdanya:

عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِمَا عِبَادَهُ وَإِنَّهُمَا لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ مِنْ النَّاسِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهَا شَيْئًا فَصَلُّوا وَادْعُوا اللَّهَ حَتَّى يُكْشَفَ مَا بِكُمْ

Dari Abu Mas’ud al-Anshary ra, beliau berkata: Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda kekuasaan dari tanda-tanda kekuasaan Allah, yang dengan keduanya Allah hendak menjadikan hamba-hamba-Nya berperasaan takut. Keduanya (matahari dan bulan) tidak mengalami gerhana dengan sebab matinya seseorang manusia dan tidak pula karena hidupnya seorang manusia. Sekiranya kamu melihat salah satu dari dua gerhana tersebut, maka shalatlah dan berdoalah sampai selesai. (Hadis Riwayat Muslim)

Dengan demikian, jangan sampai kita masih memiliki keyakinan atau kepercayaan yang tidak benar berkaitan dengan gerhana.

Memang, nenek moyang kita dahulu memiliki keyakinan yang ternyata tidak berdasar, keyakinan-keyakinan yang tidak benar itu harus kita luruskan, bukan hanya yang terkait dengan gerhana, tapi keyakinan apapun yang tidak benar harus kita luruskan dan aqidah harus kita kokohkan.

Rasulullah saw dan semua Nabi membawa misi tauhid, yakni agar manusia menuhankan Allah swt saja, karenanya segala keyakinan, kepercayaan dan anggapan serta pendapat yang tidak berdasar mesti diluruskan, apalagi bila hal itu hanyalah dusta dalam aqidah yang sangat berbahaya.

Sebagai contoh sahabat Ibnu Abbas menceritakan sebagaimana yang diriwayatkan oleh Juwaibir bahwa ada tiga kabilah yakni Amir, Kinanah dan Bani Salamah yang masyarakatnya menyembah berhala.

Mereka berkata: “Kami tidak menyembahnya melainkan agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” Atas ucapan itu, Allah swt menurunkan firman-Nya:

أَلا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved