Kisah Razon, Tentara Israel tak Tenang Didatangi 40 Korban Palestina yang Dihabisinya
Cerita Ido Gal Razon sebagian kecil dari kejamnya peperangan, sebab perang Israel vs Palestina ini, tak hanya mendatangkan korban dari pihak sipil
Hal inilah yang membuat Razon dicekam ketakutan dan trauma, sulit tidur bahkan buang air di tempat tidurnya.
"Saya selalu buang iar kecil di ksur saat ditur selama ini akibat trauma, mereka mendatangi saya dan berkumpul serta berkata, kenapa kamu membunuhku," kata Razon.
9 Tahun Tak Tenang
Diapun selama 9 tahun terakhir ini mengaku tak bisa hidup dengan tenang, karena trauma tersebut. Namun, saat dia meminta fasilitas perawatan dari pihak pemerintah Israel, justru tidak mendapatkan perawatan maksimal dan terkesan dibiarkan begitu saja.
Pengakuan ini dibuat Razon pada tahun 2016, bagaimana dia tidak mendapatkan perawatan yang layak dan semua biaya ditangguh oleh ibunya.
"Apa yang kalian lakukan disini. Ini sudah 9 tahun lamanya dan saya tidak mendapatkan 1 persen pun bantuan perawatan. Apakah ibu saya yang harus membayar semuanya untuk saya.
"Inikah menurut kalian keadilan. Saat ibu saya membayar tagihan rumah sakit untuk semua luka yang saya alami di Gaza?," kata Ido pada tahun 2016 lalu
Baca juga: Ceramah Buya Yahya Tentang Bayi Meninggal Dalam Perut Bisa Bantu Ibunya Masuk Surga
Minta Pemerintah Israel Peduli
Razon mengatakan saat itu, Pemerintah Israel tak pernah bertanggung jawab sedikitpun atas luka yang ia alami. Ido mengaku hingga saat ini, ia masih sering dihantui oleh masa lalunya saat berperang di Jalur Gaza.
Mendapatkan kenyataan pahit seperti itu, Ido hanya bisa terdiam dalam menjalani sisa hidupnya.
Bentuk Gerakan
Kini ia pun membentuk sebuah gerakan bernama Fighters For life (FOF)
FOF sendiri adalah gerakan yang didedikasikan oleh para mantan pejuang Israel (IDF) untuk mendapatkan keadilan dari pemerintah terkait masa setelah perang yang mereka alami.
Baca juga: Dicap Pelit Pengemis, Ayu Ting Ting Santai Bicara Ini, Ayah Rozak Ungkap Fakta Sebenarnya
Kronologi
Diakui Ido Gal Razon, saat itu bergabung dalam sebuah operasi bernama 'Clear As Wine' untuk menyerbu rumah Wali Kota Gaza. Tetapi yang ditemukan oleh Ido dan rekannya bahwa operasi tersebut adalah jebakan dari para prajurit Palestina. Dalam operasi tersebut, Ido berhasil lolos meskipun teman-temannya banyak yang gugur.
Namun, dalam beberapa operasi lainnya juga memberikan trauma tersendiri terhadap Ido, salah satunya adalah operasi 'Greenhouse Effect' di mana temannya Ido yang bernama Ben Kobani harus terbunuh karena ketidaksiapan pemerintah Israel dalam menyiapkan operasi.