Protes Jalan Rusak Medan-Deliserdang-Marelan, Warga Demo Bawa Keranda Mayat
Puluhan orang turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa sebagai bentuk protes atas kondisi infrastruktur jalan.
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Juang Naibaho
Laporan Wartawan Tribun Medan / Dedy Kurniawan
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Puluhan orang turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa sebagai bentuk protes atas kondisi jalan rusak di Sumut.
Massa membawa keranda mayat di Jalan Veteran, Pasar VII, Desa Manunggal, Kecamatan Labuhandeli, Kabupaten Deliserdang, Kamis (27/5/2021).
Massa pengunjuk rasa mengatasnamakan dari Forum Remaja Peduli Labuhandeli ini sudah sangat kecewa, selama bertahun-tahun jalan rusak tanpa perhatian pemerintah. Mereka menuntut perbaikan jalan rusak segera dilakukan.
Kegeraman atas parahnya jalan rusak dilakukan dengan memikul keranda mayat ditutupi karton putih. Seolah ingin memberi pesan telah matinya perhatian pihak pemerintah terhadap nasib warga yang dibiarkan dengan fasilitas tidak layak.
Mereka menyampaikan aspirasi di badan jalan jalur Medan-Marelan-Belawan.
Diketahui jalan yang rusak ini sebagian berada di dekat pintu jalan tol yang menghubungkan ke sejumlah daerah, seperti Binjai, Medan.
"Kami bertahun-tahun dibiarkan dengan jalan rusak. Pemerintah hanya diam. Keranda mayat ini sebagai simbol matinya kepedulian Pemerintah Provinsi Sumatera Utara atas rusakan jalan yang menghubungkan Medan-Marelan-Belawan," kata pengunjuk rasa.
Massa aksi berunjuk rasa dengan damai, tidak sampai memblokir akses jalan lintas utama ini.
Mereka berinteraksi dengan para pengguna jalan dengan membawa karton dan spanduk berisi tulisan protes dan keresahan selama ini.
Kordinator aksi, Usman mengatakan aksi mereka sebagai bentuk kepedulian masyarakat umum. Selama ini tidak ada yang menyuarakan dengan protes keras atas jalan yang rudak parah.
"Aksi bawa keranda mayat sebagai wujud kepedulian kepada pengguna jalan, dan mendesak perbaikan jalan yang segera. Ini aksi spontan, kami sudah bosan," tukasnya.
Di Jalan Veteran ini penuh puluhan lubang menganga cukup parah. Di malam hari dan hujan kerap jatuh korban yang terperosok dalam lubang.
"Yang kami tahu ini jalan tanggung jawab pihak provinsi Sumut. Sejak dibangun tol tidak ada perbaikan. Kami minta segera dilakukan perbaikan pengaspalan bukan ditambal," jelas Usman.
Massa mendesak Gubernur Sumatera Utara Edy Ramahyadi segera merespon aspirasi mereka. Jika jalan rusak tidak segera diperbaiki, mereka mengancam akan melakukan aksi unjuk rasa dengan jumlah massa lebih besar untuk turun ke jalan.