PENGAKUAN Wali Kota Bobby Nasution soal Alat yang Dipakai Bangun Tanggul Kampung Nelayan Indah
Bobby Nasution mengaku dalam penanggulangan banjir rob di kawasan Medan Utara pihaknya masih baru bisa melakukan pembangunan tanggul seadanya
Bobby Nasution Akui Pengerjaan Tanggul Banjir Rob di Kampung Nelayan Indah Pakai Alat Pinjaman
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Wali Kota Medan Bobby Nasution mengaku dalam penanggulangan banjir rob di kawasan Medan Utara pihaknya masih baru bisa melakukan pembangunan tanggul seadanya.
Itupun, kata Bobby, pembangunan tanggul di Kampung Nelayan Indah Kecamatan Medan Labuhan menggunakan alat berat (ekskavator pinjaman).
"Ini sudah saya sampaikan kemarin bahkan di kampung nelayan sendiri itu sudah kita buat tanggul sendiri," ujar Bobby Nasution saat ditanya wartawan, Jumat (28/5/2021).
Menurut menantu Presiden Jokowi itu, penanganan banjir rob di kawasan Medan Utara saat ini masih terus dikaji secara komprehensif. Ia pun mengklaim Pemko Medan sudah membuat desain khusus untuk pembangunan tanggul di kawasan rawan banjir rob.
"Dan ini tentunya banjir rob ini harus komprehensif. Gambarnya sudah ada pembuatan tanggul tapi itu tadi kita ajak masyarakat, perannya itu tadi harus kita aktifkan, perannya harus kita hidupkan. Kita kasih tau apa efeknya. Ini efeknya apabila masyarakat melakukan ini," tuturnya.
Ia pun mengaku penanganan banjir rob untuk sementara dilakukan dengan pembangunan tanggul khususnya di wilayah Kampung Nelayan Indah.
"Oleh karena itu sampai dengan hari ini yang kami bisa lakukan untuk sementara di Kampung Nelayan itu kita buat tanggul sementara. Bahkan alatnya kami pinjam, karena alatnya yang kita punya tidak memadai tapi sebisa mungkin apa yang kita bisa kita bantu masyarakat," katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Medan, Zulfansyah mengatakan ekskavator yang digunakan untuk pembangunan tanggul di Kampung Nelayan Indah memang bukan milik Pemko Medan. Melainkan milik Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS).
"Alat berat eskavator ampibi itu milik BWSS, kita hanya pinjam pakai alat," ujar Zul.
Zulfansyah juga mengatakan pekerja yang bertugas membangun tanggul tersebut juga merupakan pegawai BWSS.
"Operatornya itu pegawai BWSS, bukan pegawai Dinas PU Medan. Karena alatnya minjam jadi kalau mereka butuh untuk penanganan di daerah lain, maka alat itu harus segera dikembalikan," katanya.
Harapan Warga Kampung Nelayan Indah
Warga Blok DD Kampung Nelayan Indah, Khaidir Iskandar mengatakan saat ini pembangunan tanggul masih kekurangan kebutuhan tanah untuk menimbun.
"Kondisi tanggul saat ini sebenarnya baru terselesaikan berapa blok saja, masih ada blok yang belum dibangun tanggulnya. Kalau yang lebih aman sebenarnya lebar atas 4 meter tirus ke bawah 6 meter itulah yang paling ideal. Cuma masalahnya di sini kekurangan tanah," ujar Khaidir kepada tribun-medan.com, Jumat (28/5/2021).
Menurut Khaidir, dengan ukuran ekskavator yang saat ini, kemungkinan pengerjaan tanggul akan sangat lama.