Pengakuan PSK 17 Tahun Jadi Tulang Punggung, Tak Panik saat Satpol PP Telepon Ortu: Mama Tahu Kok
Saat diamakan Satpol PP Kota Tangerang, Novi terlihat santai. Bahkan saat petugas hendak menelpon orangtuanya, Novi tak terlihat panik.
TRIBUN-MEDAN.com - Pengakuan Pekerja Seks Komersial (PSK) Gadis 17 tahun jadi tulang punggung keluarga.
Gadis remaja ini terpaksa menghidupi keluarganya setelah orang tuanya berpisah, menurut pengakuannya.
Novi, bukan nama sebenarnya terjaring Satpol PP di sebuah hotel di kawasan Kecamatan Tangerang saat sedang malayani tamunya, Kamis (10/6/2021).
Saat diamakan Satpol PP Kota Tangerang, Novi terlihat santai.
Bahkan saat petugas hendak menelpon orangtuanya, Novi tak terlihat panik.
Baca juga: Pasang Foto Terseksi di MiChat, PSK Vera (25) Gak Sadar yang Pesan Teman dan Tetangganya
Baca juga: Rasanya Gampang-gampang Susah, Janda Muda Jadi PSK Sejak Diceraikan Suami saat Hamil
Baca juga: AKHIR Sepak Terjang Bukong dan Kawanan Rampok Modus Umpan PSK, Si Wanita Pura-pura Tak Tahu
Novi mengatakan, ibunya sudah mengetahui profesinya menjadi wanita malam.
"Yasudah telepon saja enggak apa-apa kok. Mama tahu kok saya kerjaannya begini," kata Novi yang merupakan warga Kabupaten Tangerang.
Novi bercerita kepada petugas terpaksa menjajakan dirinya di hotel walau usianya masih 17 tahun.
Terhimpit ekonomi menjadi alasan utama Novi terjerumus ke bisnis lendir.
Terlebih orang tuanya juga sudah berpisah sejak lama.

"Orang tua sudah cerai, saya jadi tulang punggung keluarga gantiin ayah,"
"Bayar makan, listrik, sama kebutuhan lain," terang Novi.
Baca juga: Usai Pakai Jasa PSK, Remaja 15 Tahun Ini Tak Mau Bayar hingga Babak Belur Dipukuli Warga
Baca juga: Pengakuan Janda Jadi PSK Sejak Drop saat SMA, Pasang Tarif 600 Ribu: Ongkos Ojek Saya yang Bayar
Baca juga: Niat Jahat Satpam Muncul Jelang Orgasme, Kencan PSK Tarif 500 Ribu Jadi Mayat di Kamar Hotel
Diceritakan Novi, hasil uang yang didapat dari menjajakan diri hampir seluruhnya dikirimkan untuk kebutuhan sehari-hari di rumah.
Ia mengaku hanya mengambil uang untuk makan dan jajan saja.
"Cuma ambil buat jajan sama makan aja, sisanya dikirim semua,"
"Boro untuk foya-foya," ujar Novi.
Disisi lain, Novi yang mengaku baru beberapa pekan menjalani profesi sebagai pekerja seks komersial tersebut lantaran terjebak dalam pergaulan bebas yang membuatnya kehilangan keperawanannya.
Berbeda dengan Novi, wanita lain yang juga ikut terjaring razia saat itu terlihat ketakutan.
Adalah Yuni, bukan nama sebenarnya merengek ke petugas agar tidak menghubungi orang tuanya.
Yuni mengaku terpaksa menjadi PSK melalui aplikasi kencan lantaran masalah perut.
Terlebih pasca dinyatakan lulus dari salah satu SMA swasta di Kota Tangerang tahun ini, dirinya belum juga mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya.
"Lagi kayak gini bagaimana saya mau cari kerja. Ijazah saja saya belum ada baru lulus tahun ini,"
"Pak maaf tolong jangan telepon orang tua saya, nanti mereka marah kalau tau," rengekan Yuni kepada petugas Satpol PP Kota Tangerang.
Baca juga: Hancur Masa Depan Gadis 16 Tahun Jadi PSK, Diculik Pasutri Mucikari & Dipaksa Jualan di Kamar Kos

Dibawa ke Dinas Sosial
Sementara, Kabid Gakumda Satpol PP Kota Tangerang, Iwan Syarifudin membenarkan kalau kegiatan penegakan perda tentang larangan prostitusi di Kota Tangerang.
Jajarannya mengamankan dua wanita open BO disebuah hotel.
"Betul kami amankan dua orang terduga pelaku open BO yang diduga menyewa kamar untuk digunakan sebagai sarang prostitusi mereka," ungkap Iwan.
Kedua wanita itu dibawa ke Dinas Sosial Kota Tangerang untuk dilakukan pembinaan.
Besar harapan setelah dibina tidak akan tercebur lg ke dunia prostitusi online.
"Kita melakukan pembinaan dengan mengirim mereka ke dinas sosial. Jadi hanya teguran dulu," jelas Iwan.
Untuk hotel yang disinyalir digunakan untuk sarana prostitusi pihaknya akan melakukan penyegelan terhadap unit kamar tersebut.
"Sudah disegel ya, ada dua kamar yang terbukti digunakan sebagai sarana prostitusi. Masih dalam pemeriksaan," pungkasnya.
Baca juga: Sebelum Ditemukan Tewas Terbakar, Sopir Ojek Online Minta Lauk Ikan Gosong ke Istri
Kasus Lain : Bocil tak mau bayar usai pakai jasa PSK
Sementara itu, ada kejadian tak terduga di Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Sudah pakai jasa Pekerja Seks Komersil (PSK), bocah 15 tahun babak kelur lantaran tidak mau bayar.
Bocah berinisial W ini dikeroyok warga di kompleks Cikijing, Kabupaten Subang, Jawa Barat..
Karena hal tersebut, W harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Kejadian itu bermula setelah W memakai jasa PSK.
PSK tersebut mengadu W tidak mau membayar jasa esek-eseknya.
Hal itu dibernarkan seorang pemiliki warung remang-remang AN (45).
"Baru abis main (memakai jasa PSK). Si PSK-nya ngadu ke kita kalau orang yang booking enggak mau bayar," ujar AN kepada awak media di lokasi kejadian, Senin dini hari (7/6/2021).
Setelah mendengar pengaduan PSK tersebut, sejumlah pria warga yang ada di sekitar lokasi lantas mendatangi kamar W lalu menghajarnya hingga babak belur.
Kampung Cikijing yang berada di wilayah Patokbeusi Kabupaten Subang merupakan salah satu kompleks prostitusi di wilayah Pantura Kabupaten Subang.
Tidak diketahui pasti berapa jumlah uang yang harus W bayar setelah menyewa jasa PSK tersebut.
"Saya si enggak tahu pasti harga sewanya berapa kan yang deal-nya mereka berdua, kalau biasanya yah sekitar Rp 600 ribu," kata AN.
Berdasarkan informasi dari AN, kini Pabuaran Kabupaten Subang, Jawa Barat itu tengah dirawat di salah satu rumah sakit di wilayah Subang kota.
(*/ Tribun-Medan.com)
Artikel ini sudah tayang di TribunJakarta.com