JOKI Casis Bintara Polri yang 'Dimainkan' Oknum Polwan, Ini Langkah-langkah Polda Sumut
Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Sumut kini tengah mendalami kasus temuan dugaan calo
Kasus Joki Casis Bintara Polri, Polda Sumut Beberkan Pengungkapan
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Sumut kini tengah mendalami kasus temuan dugaan calo calon siswa (Casis) Bintara Polri.
Tak hanya mendiskualifikasi peserta Casis, Polda Sumut juga memeriksa dugaan keterlibatan oknum Polwan yang bertugas di salah satu jajaran Polres.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes pol Hadi Wahyudi yang ditemui di ruangannya mengatakan, hingga kini pihak kepolisian khususnya Propam, masih melakukan pendalaman.
"Masih didalami oleh Propam. Jadi belum tahu bagaimana modusnya dan sebagainya. Nanti akan disampaikan," ujarnya, Kamis (17/6/2021).
Jadi membeberkan terungkapnya kasus dugaan calo casis ini berawal dari satu calon siswa yang diduga oleh panitia menggunakan joki.
"Ia tertangkap dan didalami, ada beberapa juga melakukan hal yang sama. Tapi tindakan kita sudah cepat, tepat, memeriksa nomor-nomor peserta kemudian mendiskualifikasi," ungkapnya.
Dalam kasus ini, lanjutnya, pihak kepolisian langsung melakukan pendalaman hingga mengarah ke satu oramg oknum anggota polisi.
"Ada dugaan mengarah ke oknum polisi yang bertugas di salah satu Polres.
Dan ini sudah kita lakukan pemeriksaan insentif oleh propam. Sampai dengan sekarang, yang bersangkutan masih dilakukan pemeriksaan," katanya.
Untuk jumlah yang menggunakan joki, Jadi mengungkapkan bahwa belum diketahui jumlah persisnya dikarenakan masih dilakukan pemeriksaan.
Tapi dirinya membeberkan bahwa dari kasus itu, panitia sudah melakukan diskualifikasi.
"Yang jelas semua pendaftar itu percaya diri saja dengan kemampuan dia, tidak usah tergiur diiming-imingi oleh siapapun itu. Baik masyarakat di luar, anggota polri, dijanjikan akan masuk polisi dengan mudah dan sebagainya," katanya.
Masih dikatakan Hadi, intinya mekanisme ataupun proses seleksi yang dilakukan polri itu terbuka, transparan, bersih, tidak ada kong kali kong alias persekongkolan dan sebagainya.
Kenapa?, Karena ada pegawas internal dan eksternal.
"Keduanya ini bekerja setiap item seleksi itu, mereka mengawasi. Makanya kejadian ini, karena kejelian panitia ini yang melihat adanya indikasi kecurangan oleh peserta. Ini tindakan sudah cepat dan tepat. Intinya masyarakat tidak usah tergiur dari apapun, tetap percaya diri. Tidak ada yang instan," sebutnya.