Kasus Covid Melonjak, RS Wisma Atlet Penuh Sesak, Pasien Positif Terpaksa Dipulangkan
Pada Sabtu (26/6/2021), kasus virus corona di Indonesia menembus angka 21.095 kasus hanya dalam 24 jam.
RS Wisma Atlet Penuh Sesak, Pasien Positif Terpaksa Dipulangkan
TRIBUN-MEDAN.COM - Kasus virus corona di Indonesia melonjak tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Pada Sabtu (26/6/2021), kasus virus corona di Indonesia menembus angka 21.095 kasus hanya dalam 24 jam.
Dengan 7.396 orang dinyatakan sembuh dan 358 kasus kematian.
Oleh karenanya kasus aktif virus corona mencapai 13.341 kasus.
Dan Jakarta menjadi provinsi dengan jumlah kasus virus corona terbanyak dengan 9.271 kasus.
Di tengah situasi itu, dilaporkan sembilan penumpang pesawat dinyatakan positif Covid-19.
Ke sembilan penumpang itu diketahui berangkat dari Bandara Internasional Juanda Surabaya, Jawa Timur, ke Bandara Internasional Supadio Pontianak menggunakan maskapai Lion Air dan Citilink.
Menurut Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kalbar, kejadian itu terjadi pada tes acak di Selasa (22/6/2021).
“Untuk penumpang Lion Air ada dua orang yang positif."
"Sedangkan penumpang Citilink ada tujuh orang positif dari 10 sampel penumpang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kalbar Harisson kepada wartawan, Jumat (25/6/2021).
Harisson menyatakan ada dua penumpang pesawat yang menggunakan surat hasil tes swab polymerase chain reaction (PCR) palsu.
Dalam surat itu tertulis nama Klinik Kantor Gubernur Kalbar yang mengeluarkannya.
Namun, setelah dilakukan pengecekan, ternyata tidak ada data dari yang bersangkutan.
“Di pesawat Lion Air pada Selasa, 22 Juni 2021, ada dua penumpang positif Covid-19, mereka membawa surat keterangan swab PCR klinik kantor gubernur, setelah kami cek ternyata palsu,” kata Harisson kepada wartawan, Jumat (25/6/2021).
Seluruh penumpang yang dinyatakan positif Covid-19 segera menjalani karantina di Upelkes Kalbar.
Sementara mereka yang menggunakan surat PCR palsu langsung diamankan pihak kepolisian.
Dua penumpang berinisial RN dan SH mengaku mendapatkan surat itu dari calo di Surabaya dengan harga Rp800.000.
"Saya tanya orang travel, (katanya) ada oknum yang menawarkan PCR tanpa tes, saya tanya, dijamin tidak keamanannya, yang bersangkutan memastikan aman."
"Karena sebelumnya sudah ada juga orang yang dapat surat PCR tanpa tes," kata RN kepada wartawan.
Keduanya menganggap surat PCR palsu dianggap praktis dan mereka bisa naik pesawat.
Karena kasus penemuan surat PCR palsu ini, maka Harisson menyampaikan pihak maskapai juga harus bertanggung jawab.
Oleh karenanya, maskapai Lion Air dan Citilink yang mengangkut penumpang tersebut juga diberikan sanksi berupa larangan membawa penumpang dengan rute yang sama selama seminggu ke depan.
“Kedua maskapai itu tidak dibolehkan terbang membawa penumpang dari Surabaya ke Pontianak selama 7 hari."
"Tapi mereka boleh tetap terbang jika membawa kargo,” jelasnya.
Sementara, di RS Wisma Atlet Penuh Sesak, Pasien Positif Terpaksa Dipulangkan, Hingga Jenazah Pasien Covid-19 Terpaksa Diangkut Pakai Truk Karena Ambulans Tak Cukup
Khususnya di DKI Jakarta yang menjadi provinsi dengan kasus virus corona di Indonesia terbanyak.
Akibatnya situasi di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, penuh sesak.
Hal itu disampaikan oleh salah satu pasien yang pernah dirawat di sana, James Andi Parinding.
Dilansir dari Intisari, James menyebutkan bahwa RS Wisma Atlet menerima pasien tiada henti.
Bahkan karena lonjakan pasien, beberapa pasien positif Covid-19 terpaksa dipulangkan.
Khususnya pasien positif Covid-19 yang sudah membaik kondisinya.
"Sebenarnya bokap sama nyokap saya masih positif, tapi disuruh pulang."
"Ini karena RS Wisma Atlet masih mau dimasukin pasien baru," ujar James kepada Kompas.com, Rabu (23/6/2021).
Sebelumnya, Jams dirawat di sana beserta ibu, bapak, dan dua orang adiknya sejak 9 Juni lalu.
Walau dipulangkan, dokter spesialis paru-paru juga sudah memberi lampu hijau bagi mereka untuk isolasi mandiri di rumah.
Sebagai informasi, sampai Rabu (23/6/2021) pukul 08.00 WIB, tercatat ada 8.096 pasien yang dirawat di RS Wisma Atlet.
Akibatnya 90% dari kapasitas rumah sakit tersebut sudah terisi.
Tak hanya di RS Wisma Atlet, beberapa RS rujukan Covid-19 di Jakarta juga terbatas.
"Pasien tiap hari banyak sekali yang masuk," katanya.
James bahkan mengaku mendengar sirine ambulans per setengah jam.
"Selama saya di sana itu setiap setengah jam pasti selalu mendengar ambulans yang membawa pasien yang terpapar," ujarnya.
Lonjakan pasien meninggal
Selain lonjakan kasus virus corona, lonjakan pasien Covid-19 yang meninggal juga meninggi.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta, Edi Sumantri.
Karena jumlah jenazah pasien Covid-19 meningkat tajam, membuat beberapa jenazah tidak bisa diangkut dengan mobil jenazah atau ambulans.
"Karena ambulans tidak memungkinkan lagi, jadi dengan truk dengan kapasitas 1 truk delapan peti," kata Edi dalam rekaman suara ketika rapat bersama Komisi C DPRD DKI Jakarta, Rabu (23/6/2021).
Edi menuturkan pada puncak gelombang pertama kasus Covid-19, kasus kematian dengan protokol Covid-19 tertinggi tercatat sebanyak 75 pemakaman.
Namun kali ini lebih mengerikan.
"Tahun ini (gelombang 2) baru jam 6 sudah 143 orang dan dinas pemakaman enggak sanggup nguburin," ucap dia.
Sumber: Intisari-Online.com
• VIRAL Kepala Desa Enak-enak Berjoget dengan Biduan Tanpa Masker, Bupati: Kurang Ajar Itu