Polemik Asuransi Sari Asih Nusantara

KORBAN Nasabah Asuransi Sari Asih Nusantara, Tiominar Nadeak: Ini Ibarat Gantungkan Tali ke Leher

Pasalnya ia telah mulai menabung di Yayasan SAN tersebut sejumlah Rp 100 ribu per bulan sejak tahun 2016 hingga saat ini.

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Randy P.F Hutagaol
Istimewa
Sejumlah orang tua peserta didik di berbagai daerah di Sumatera Utara menjadi korban Yayasan Sari Asih Nusantara (SAN), seperti di Samosir, Medan, Porsea dan Parapat. 

Korban Nasabah Asuransi SAN, Tiominar Nadeak: Ini Ibarat Gantungkan Tali ke Leher

TRIBUN-MEDAN.com, SAMOSIR - Seorang korban nasabah Asuransi Yayasan Sari Asih Nusantara (SAN) Tiominar Nadeak merasa dirugikan karena ada informasi bahwa Yayasan SAN bermasalah.

Kejadian ini ia ibaratkan menggantungkan tali ke leher.

Pasalnya ia telah mulai menabung di Yayasan SAN tersebut sejumlah Rp 100 ribu per bulan sejak tahun 2016 hingga saat ini.

Penarikan uang dari yayasan tersebut dilakukan berdasarkan jatuh tempo.

"Awalnya, kita tertarik karena yayasan ini di bidang pendidikan. Pada waktu itu, datanglah tim promosinya ke sekolah tempatku ngajar dan ke rumah juga. Jadi, yang pertama itu, anak yang kudaftarkan pada tahun 2016 dan jatuh tempo pada Oktober 2021," ujar Tiominar Nadeak saat dikonfirmasi tribun-medan.com pada Senin (28/6/2021).

"Nah, untuk pendidikan itu Rp 100 ribu per bulan. Nah setelah bermasalah ini, kita ibarat gantungkan tali ke leher lah," sambungnya.

Tidak sampai di situ, pihak Yayasan SAN juga memberikan penawaran bagi para nasabah untuk deposito besaran bunga 2 persen.

"Lalu, mereka juga meminta para nasabah untuk ber deposito dengan bunga 2 persen. Kita pun tergiur dengan besaran bunga itu. Akhirnya, aku tabung uang 100 juta, dua kali pengiriman," ungkapnya.

"Aku punya dua tabungan di sana, bagian pendidikan dan deposito. Kalau untuk pendidikan itu masuknya pada tanggal 5 November 2016," sambungnya.

Keyakinan bahwa yayasan tersebut mampu membantu keluarganya, secara khusus di bidang pendidikan anaknya semakin penuh setelah melihat postingan orang yang sudah masuk di yayasan tersebut.

"Sebenarnya, daya tarik pertama itu karena teman-teman sudah masuk dan lakukan penarikan dari yayasan itu. Lalu, kita lihat juga postingan-postingan orang-orang. Kita lihat para nasabah sampaikan terima kasih kepada Yayasan SAN. Ini kan membuat kita semakin yakin," lanjutnya.

Dari penuturannya, ia seharusnya sudah akan melakukan penarikan deposito serta bunganya. Alhasil, ia kecewa setelah mendengar Yayasan SAN tengah bermasalah.

"Inilah ternyata zonk. Kan deposito yang Rp 100 juta ini kuberikan dalam bentuk cash kepada pengurus Yayasan SAN itu di rumah yang lengkap dengan administrasinya. Deposito pertama sebesar Rp 70 juta untuk dua tahun. Nah yang Rp 30 juta untuk 6 bulan. Makanya jatuh temponya sekarang," sambungnya.

Dengan kejadian ini, sejumlah ibu-ibu di Samosir yang adalah nasabah Yayasan SAN menyambangi Polres Samosir dan menyampaikan keluhannya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved