Pembiayaan Ultra Mikro Pegadaian Antarkan UMKM Bangkit Lagi di Masa Pandemi

Ribuan UMKM di Sumatera Utara telah mendapatkan fasilitas pembiayaan ini dan mampu bangkit kembali di masa pandemi Covid-19.

TRIBUN MEDAN/HO
WULANDARI, pelaku UMKM di bidang usaha jahitan rumahan mengerjakan order jahitan di rumahnya beberapa waktu lalu. Pembiayaan ultra mikro merupakan upaya PT Pegadaian (Persero) dalam mewujudkan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui pembentukan ekosistem ultra mikro. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - PT Pegadaian (Persero) telah berkiprah selama 120 tahun di Indonesia. Selama kurun waktu tersebut, Pegadaian tak hanya hadir sebagai BUMN yang menerima jasa gadai saja, tetapi lebih dari itu, Pegadaian ikut membentuk ekositem ultra mikro melalui pembiayaan ultra mikro kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Ribuan UMKM di Sumatera Utara telah mendapatkan fasilitas pembiayaan ini dan mampu bangkit kembali di masa pandemi Covid-19.

***

SENJA mulai turun pelan-pelan di kawasan Jl. Jermal, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan, Minggu (27/6/2021). Meskipun hari akan berganti gelap, namun sisa-sisa panas terik di siang hari masih membekas di kening Wulandari (38). Dua minggu terakhir, cuaca memang sedang panas-panasnya. Waktu sudah hampir pukul 19.00 WIB dan Wulandari belum menunjukkan tanda-tanda bangkit dari tempat duduknya. Kakinya masih “setia” menginjak pedal mesin jahitnya. Sesekali, tangan kanannya mengusap keringat di keningnya.

“Order jahitan memang sedang rame-ramenya. Minggu ini saya terima orderan 20 buah kemeja kerja. Satu minggu ini harus selesai,” kata Wulandari kepada tribun-Medan.com, Minggu (27/6/2021).

Wulandari adalah seorang pelaku UMKM yang begerak di bidang usaha jahitan rumahan. Dia membuka usahanya di rumah kontrakannya di Jl. Jermal VI, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan. Wulandari bercerita, awalnya dirinya hanya ibu rumah tangga yang hanya mengandalkan gaji suami untuk memenuhi ekonomi keluarga. Namun, berangkat dari keinginan untuk ikut menguatkan ekonomi keluarga dan punya bakat dalam jahit menjahit, Wulandari pun memberanikan diri membuka usaha jahitan.

Bermodalkan satu mesin jahit pakaian yang dibeli dari hasil menabung uang belanja bulanan dari suaminya, Wulandari memulai usaha lima tahun lalu atau sekitar tahun 2016. Setahun pertama, usahanya tidak begitu lancar. Order jahitan yang datang masih terbatas. “Di tahun pertama, saya memang masih perkenalan ke calon-calon pelanggan. Belum banyak orderan waktu itu,” katanya.

Memasuki tahun kedua, usahanya mulai menunjukkan peningkatan. Order jahitan yang dikerjakan terus bertambah setiap tahunnya hingga tahun ke tiga. Wulandari akhirnya membeli satu lagi mesin jahit pakaian. Dirinya bahkan merekrut seorang penjahit untuk membantunya mengerjakan order-order yang datang.

Memasuki tahun keempat atau Maret 2020, usaha jahitannya mulai memperlihatkan penurunan dikarenakan pandemi Covid-19. Order jahitan mulai berkurang karena banyak aktivitas yang akhirnya dilakukan di rumah. Selain itu banyak kegiatan atau acara-acara yang kemudian ditunda atau dibatalkan untuk menghindari keramaian. “Karena sudah dibatasi, orang-orang banyak yang tidak menjahit pakaian lagi. Menjahit pakaian juga untuk apa, karena mereka tidak keluar-keluar rumah juga,” kata Wulandari.

Hingga akhir tahun 2020, order jahitan Wulandari berkurang hingga lebih dari 50 persen. Pendapatan Wulandari menurun drastis. Dampaknya bukan itu saja, dirinya terpaksa merumahkan sementara penjahit yang membantunya.

Kabar baik datang sejak awal 2021. Beroperasinya kegiatan masyarakat secara terbatas di masa pandemi membuat pelanggan-pelanggannya mulai datang mengantarkan order jahitan. Meski tak langsung pulih 100 persen, Wulandari mengaku order jahitan sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya. Seiring berjalannya waktu, orderan terus bertambah setiap bulan. “Saya panggil kembali penjahit yang sempat saya rumahkan,” ujarnya.

Tetapi ternyata masalah tak lantas selesai. Keberadaan mesin jahit pinggir menjadi kendala untuk menyelesaikan orderan tepat waktu. Wulandari melihat tabungannya. Ternyata tak cukup untuk membeli mesin jahit pinggir seharga Rp 4 juta. Wulandari merencanakan untuk meminjam dari bank. Tetapi karena tak punya agunan, rencana itupun kandas. “Waktu itu saya cuma punya sepeda motor. Kebetulan baru lunas juga cicilannya. Tapi kan bank tidak mau terima sepeda motor jadi agunan,” kata Wulandari.

Wulandari tak menyerah. Dirinya lantas berpikir untuk menggadaikan sepeda motornya ke Pegadaian. Kebetulan di dekat rumahnya ada kantor Pegadaian. Wulandari datang ke kantor Pegadaian tersebut dan menyampaikan niatnya. Gayung bersambut. Karena Pegadaian punya program pembiayaan ultra mikro untuk UMKM, Wulandari pun tak jadi menggadaikan sepeda motornya. Dirinya ditawari pembiayaan ultra mikro melalui produk Kreasi Ultra Mikro sebesar Rp 6 juta. Pinjaman ini disetujui Maret 2021 lalu. Wulandari memberikan Buku Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) sepeda motor miliknya sebagai jaminan.

“Saya hanya coba-coba saja waktu itu. Sebelumnya saya tidak pernah ambil kredit dari bank atau Pegadaian. Paling kredit sepeda motor saja ke leasing. Syukurlah permohonan saya disetujui. Dananya saya belikan mesin jahit pinggir,” kata Wulandari.

Pengalaman yang sama disampaikan Supiani (45). Warga Jl. Senam, Medan yang mempunyai usaha warung kelontong ini mengaku, di masa pandemi Covid-19, usahanya ikut terdampak. Usahanya nyaris berhenti karena pembeli yang minim. Akibatnya pendapatan jadi tidak maksimal. “Pendapatan yang saya peroleh tak cukup untuk membeli barang-barang baru. Usaha saya nyaris tutup. Saya benar-benar terpuruk saat itu,” kata Supiani.

Di tengah keterpurukannya, seorang temannya sesama pelaku usaha mikro menyarankan Supiani agar memanfaatkan pembiayaan ultra mikro dari Pegadaian. Supiani menurutinya dan kemudian mendatangi kantor Pegadaian di Jl. Sutrisno Medan. “Sebelumnya teman saya itu sudah pernah meminjam dari Pegadaian. Jadi tak ada salahnya mencoba. Ternyata pinjaman saya disetujui Rp 5 juta. Sebagai jaminan, saya menyerahkan BPKB sepeda motor ,” katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved