Khazanah Islam
Khalid bin Walid Sang Pedang Allah, Panglima Tak Terkalahkan, Pernah Diutus Hancurkan Berhala Uzza
Sahabat Rasulullah yang terkenal sebagai panglima tempur tiada pernah terkalahkan sekali pun adalah Abu Sulayman Khalid ibn al-Walid ibn al-Mughirah a
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Dedy Kurniawan
“Aku telah turut serta dalam 100 perang atau kurang lebih demikian. Tidak ada satu jengkal pun di tubuhku, kecuali terdapat bekas luka pukulan pedang, hujaman tombak, atau tusukan anak panah. Namun lihatlah aku sekarang, akan wafat di atas tempat tidurku. Maka janganlah mata ini terpejam (wafat) sebagaimana terpejamnya mata orang-orang penakut. Tidak ada suatu amalan yang paling aku harapkan daripada laa ilaaha illallaah, dan aku terus menjaga kalimat tersebut (tidak berbuat syirik).” (Khulashah Tadzhib Tahdzibul Kamal oleh Shafiyuddin al-Anshari, Hal: 103).
Kisah Khalid bin Walid awalnya adalah seorang musuh Islam bersama kaum kafir Quraisy. Dia lah pihak musuh yang mampu mengalahkan pasukan Muslim, bahkan kocar-kacir dalam perang Uhud yang terkenal.
Ketika perang Uhud, kecerdasan Khalid dalam strategi tempur dan memanfaat peluang begitu cerdik. Umat Islam berhasil dipukul mundur.
Pasca perang Uhud ini juga akhirnya, dia mendapat hidayah Allah untuk memeluk Islam. Yang terjadi pada tahun 8 Hijriah saat perjanjian Hudaibiyah berlangsung, diajak oleh saudaranya memeluk Islam, al Walid bin Walid lewat sepucuk surat.
Al Walid bin Walid menulis surat untuk Khalid.
“Bismillahirrahmanirrahim. Amma ba’d. Sesungguhnya aku tak menemukan sesuatu yang lebih mengherankan daripada jauhnya pikiranmu dari Islam. Engkau seorang yang cerdas. Tak seorang pun yang tidak mengenal agama seperti Islam. Aku pernah ditanya suatu kali oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang dirimu. Beliau bertanya:
‘Mana Khalid?’
Aku menjawab, ‘Semoga Allah memberinya hidayah.’
Beliau bersabda lagi:
‘Orang seperti Khalid tidak mengenai Islam? Andaikan ia gunakan kehebatan dan ketangguhannya, yang selama ini ia gunakan untuk yang lain bersama kaum muslimin, tentu akan lebih baik baginya.’
Bergegaslah wahai saudaraku untuk menjemput peluang-peluang kebaikan yang sempat luput darimu.
Khalid pun segera menuju ke Madinah bersama dengan Utsman bin Thalhah dan Amru bin Ash untuk masuk Islam.
Sesampainya disana, ia bertemu dengan saudaranya yang mengatakan bahwa Rasul telah mengetahui kedatangannya. Khalid pun masuk menemui Rasulullah dan membaiatnya. Sejak saat itu, Rasul tidak pernah memberikan apapun kepada sahabat lainnya melebihi apa yang ia berikan kepada Khalid bin Walid.
Rasul bersabda, “Jangan sakiti Khalid karena sesungguhnya ia adalah pedang di antara pedang-pedang Allah yang Dia hunuskan pada orang-orang kafir.”
Dalam perang Mut’ah, Khalid bin Walid mendapatkan pujian dari Rasul atas kecakapannya dalam berperang.