GEGER Jenglot Ditemukan di Kantor Bupati Simalungun, Siapa yang Mau Disantet?
Jenglot ditemukan pertama kali sekitar pukul 10.00 WIB, Jumat (9/7/2021) siang oleh seorang perempuan bernama Meliana Boru Sinaga
Penulis: Alija Magribi |
TRIBUN-MEDAN.com, SIMALUNGUN - Keberadaan jenglot, salah satu media/sarana yang biasanya dipakai untuk santet dan ilmu hitam di Kantor Bupati Simalungun, Jumat (9/7/2021) membuat geger warga sekitar.
Tak sedikit warga yang kaget dengan penemuan itu, termasuk Sekretaris Daerah Sudiahman Saragih.
Sudiahman mengatakan, saat penemuan jenglot tersebut dirinya sedang mengikuti rapat organisasi perangkat daerah di Inspektorat Daerah. Ia hanya mendapat informasi dari jauh.
"Saya nggak paham itu. Saya cuma dapat informasi (penemuan jenglot) dari yang lain, karena sedang rapat di Inspektorat," kata Sudiahman.
Disinggung kemungkinan keberadaan jenglot ditujukan oleh oknum tak bertanggungjawab untuk mengirimkan pesan gaib kepada salah seorang PNS ataupun pimpinan Pemkab Simalungun, Sudiahman pun tertawa.
"Saya nggak paham masalah itu," ujarnya seraya tertawa.

Peristiwa penemuan jenglot sendiri terjadi begitu cepat. Pihak Kecamatan Raya malah mengaku mendapat informasi itu dari media sosial yang sudah menyajikan informasinya.
"Waktu kejadian saya sedang rapat di kantor Camat. Kebetulan jarak kantor Camat ke Kantor Bupati Simalungun juga jauh," kata Tagor Sitohang.
Diketahui, Kantor Bupati Simalungun di Pematangraya dihebohkan dengan penemuan alat/media santet yang biasa disebut jenglot.
Penemuan jenglot ini membuat masyarakat sekitar riuh, bahkan sempat terjadi saling tuduh sesama warga.
Jenglot ditemukan pertama kali sekitar pukul 10.00 WIB, Jumat (9/7/2021) siang oleh seorang perempuan berpakaian warna merah jambu bernama Meliana Boru Sinaga dan suaminya Anes.
Saat keduanya berada di depan Kantor Bupati Simalungun
Boru Sinaga mengatakan ia menemukan jenglot dibalut oleh kain yang biasa dipakai untuk mengelap.
"Ditanya abangmu, jenglot itu. Nggak tahu aku. Nggak tahu aku apa kian itu," ujar Br Sinaga yang menunjukkan jenglot pertama kali terletak dengan kondisi dibalut kain di atas tanaman pagar Kantor Bupati Simalungun.
Jenglot kemudian dibawa oleh salah seorang warga yang dikenal sebagai PNS ke rumah tokoh agama setempat.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Satpol-PP maupun Diskominfo Simalungun terhadap penemuan jenglot yang tengah menjadi pembicaraan publik
Penampilan Jenglot
Jenglot pernah muncul secara misterius di Indonesia, khususnya, di pulau Jawa, pada tahun 1997.
Makhluk itu diduga dapat ditemukan di berbagai tempat, misalnya di bawah tanah, di batang pohon, atau bahkan di atap rumah.
Jenglot berpenampilan mirip manusia dengan ukuran mungil dan badannya dilengkapi dengan taring tajam, kuku panjang, serta rambut panjang.
Makhluk ini kadang-kadang dianggap sebagai jenis vampir karena makanannya adalah darah (hewan atau manusia).
Pemilik jenglot harus memberinya setetes darah setiap hari.
Jika pemilik tidak menyediakannya, maka dikatakan bahwa orang-orang di sekitarnya dikatakan akan terkena musibah.
Darah tidak seharusnya dimasukkan langsung ke jenglot tetapi diletakkan di dekatnya saja.
Beberapa menuduh bahwa makhluk itu menjadi hidup untuk minum darah ketika tidak ada orang di sekitar.
Sementara yang lain mengklaim bahwa jenglot dapat memperoleh nutrisi dari darah tanpa harus bersentuhan dengannya.
Asal usul Jenglot
Beberapa percaya bahwa jenglot dulunya adalah manusia.
Tradisi menyatakan bahwa makhluk itu adalah seorang petapa atau pertapa yang mempraktikkan sihir terlarang dalam upaya untuk memperoleh kehidupan abadi.
Ketika orang tersebut meninggal, tubuhnya ditolak oleh bumi, sehingga tidak terurai, dan kemudian menyusut menjadi jenglot.
Jenglot diduga ditemukan oleh dukun asli setelah pertunjukan beberapa ritual magis, meskipun makhluk itu juga dapat muncul dengan sendirinya.
Yang lain berpendapat bahwa jenglot adalah makhluk gaib yang dapat ditangkap dan dijinakkan oleh mereka yang memiliki pengetahuan tertentu.
Ada juga yang menyatakan bahwa jenglot adalah spesies hewan langka yang tidak diketahui sains.
Namun yang lain mengklaim bahwa jenglots tidak lebih dari benda buatan manusia.
Menurut Muhammad Syakir Muhammad Azmi, seorang praktisi medis Islam Malaysia, jenglot dapat dibuat dari bahan biasa.
Harga di mana benda-benda ini dijual tergantung pada seberapa nyata mereka terlihat, meskipun mereka umumnya tidak mahal.
Di sisi lain, benda juga dapat dibuat menggunakan janin hewan.
Jenglot yang terbuat dari bahan ini diyakini lebih berkhasiat, dan karena itu harganya akan jauh lebih mahal di pasaran.
Sebagai benda buatan manusia, jenglot dikatakan tidak memiliki kekuatan sendiri.
Sebaliknya, melalui ilmu hitamlah makhluk-makhluk ini mendapatkan kekuatan gaib mereka.
Dipercaya secara populer bahwa jenglot kemudian dapat melayani tuannya dalam berbagai cara.
Misalnya, memberikan perlindungan, berfungsi sebagai jimat keberuntungan , dan bahkan membalas dendam pada musuh-musuhnya.
Pameran dan Studi Jenglot
Pernah ada pameran jenglot yang digelar di Indonesia dan Malaysia.
Mereka yang tidak percaya bahwa jenglot hanya buatan manusia mengklaim bahwa jenglot dapat dibunuh agar pameran berjalan aman.
Untuk membunuh jenglot, seseorang perlu menangkapnya dalam botol, dan berhenti memberinya makan darah.
Jenglot ini juga menimbulkan keingintahuan dalam komunitas ilmiah, dan beberapa studi telah dilakukan pada makhluk-makhluk ini.
Hasil dari salah satu penelitian tersebut dipublikasikan dalam Jurnal Ilmu Kedokteran Malaysia pada tahun 2009.
Dalam penelitian ini, sampel rambut dari dugaan jenglot dipelajari menggunakan teknik mikroskopis dan molekuler.
Para peneliti menyimpulkan bahwa rambut itu berasal dari manusia, dan mereka ditanamkan di kepala jenglot.(*)
(alj/tribun-medan.com)