Mardi Lestari, Manusia Tercepat di Asia Asal Binjai yang Kini Berjuang Melawan Komplikasi Penyakit
Afdiharto Mardi Lestari, mantan atlet atletik yang membawa nama harum Indonesia di kancah internasional, sekarang banyak berdiam diri di rumahnya.
Mardi pun menjadi orang Indonesia kedua yang berhasil menembus babak semifinal cabor atletik lari setelah sebelumnya ada nama Purnomo yang berhasil melaju ke babak semifinal Olimpiade 1984. Hingga kini belum ada lagi pelari Indonesia yang tembus Semifinal Olimpiade selain dua nama ini.
Berjuang di Olimpiade 1988, saingan utama Mardi merupakan tiga pelari top dunia, Ben Jhonson, Carl Lewis, dan Calvin Smith. Hingga akhirnya, Carl Lewis berhasil menasbihkan diri sebagai yang tercepat di atas lintasan, setelah Ben Jhonson didiskualifikasi karena doping.
Ia juga berhasil menyabet medali emas pada tiga even Sea Games berturut-turut.
Pada SEA Games 1989 Kuala Lumpur Mardi berhasil menyabet dua emas dari cabor lari 100 M dan 200 M. Tahun 1991, Mardi juga mengulang kesuksesannya dengan meraih emas cabang lari 100 M. Terakhir, emas kembali ditorehkan pada ajang yang sama di Singapura 1993.
Tidak sampai di situ karirnya terus melejit dengan selalu meraih emas pada tiga even Sea Games. Bahkan, Mardi pun berhasil melaju ke babak semifinal Olimpiade.
"Lawan saya posturnya tinggi dan besar. Tapi saya tidak gentar. Walau akhirnya cuma berhasil masuk semifinal dan berada di peringkat 7 dunia kala itu," kenang atlet bertinggi 166 cm dan berat 63 kg itu.
Belum ada lagi pelari di Sumut yang menyamai prestasi Mardi Lestari. Mardi pun menyayangkan, puluhan tahun penantian hadirnya sosok sprinter baru di Sumut hanya menjadi bunga mimpi dalam tidurnya. (akb/tribun-medan.com)