Euro 2020
Presiden UEFA Akui Tak Fair, Inggris Telanjur ke Final Euro 2020, Format Ini Tak Bakal Dipakai Lagi
Sayangnya, format Euro 2020 dianggap tidak adil karena menguntungkan negara tertentu, terutama Inggris.
Kendati demikian, Ceferin mengaku bahwa format tersebut telah diputuskan bahkan sebelum dirinya menjabat Presiden UEFA.
"Itu adalah format yang diputuskan sebelum saya datang (menjabat) dan saya menghormatinya."
"Ini adalah ide yang menarik, tetapi sulit untuk diterapkan dan saya tidak berpikir kami akan melakukannya lagi," ungkap Ceferin.
Tidak boleh terjadi lagi format turnamen yang sangat menguntungkan Inggris seperti di Euro 2020 ini.
Jika Inggris akhirnya menjadi juara Euro 2020, UEFA tetap mencatatnya sebagai bagian dari sejarah sepak bola Eropa, meski tidak fair.
Namun, Ceferin juga mengatakan bahwa Euro 2020, yang pertama di masa jabatannya, adalah Euro paling "menarik".
Baca juga: JELANG Final Copa America 2021, Engkel Messi Sempat Berdarah, Begini Kondisi Terbarunya
"Ini Euro yang spesial pastinya, saya akan mengingatnya sebagai awal dari kehidupan normal dan kembalinya para penggemar."
"Saya belum pernah melihat Euro yang dramatis seperti ini, dengan pertandingan-pertandingan hebat dan hasil yang mengejutkan."
Menurut Ceferin, protokol kesehatan selama Euro 2020 dijalankan sangat ketat, semua orang dites.
Ceferin bahkan mengaku sudah dites Covid-19 sebanyak 76 kali.
Dia menyatakan semua yang terlibat telah divaksinasi.
"Di stadion, kami sangat ketat dan ketika saya melihat politisi mengatakan orang terinfeksi, tanpa bukti, saya sedikit kecewa," ucapnya.
Artikel ini telah tayang di SuperBall.id dengan judul Presiden UEFA Akhirnya Akui Tak Fair, Inggris Telanjur ke Final Euro 2020 Bagaimana?