Pria Ini Raup Rp 14 Juta dalam 2 Minggu Hanya dengan Pinset, Ini yang Dia Lakukan
Di saat pandemi Covid-19 seperti saat ini, banyak orang-orang yang kehilangan pekerjaannya. Orang-orang harus lebih kreatif untuk bisa menyambung
Menurut Raffy kepada The Telegraph, retakan di trotoar 47th NYC, dipenuhi dengan permata berharga yang hilang selama 60 tahun.
"Ini seperti tambang, tetapi lebih terkonsentrasi, saya mencoba menggalinya," kata Raffi.
Dia mendapatkan ide itu setelah berada di dekat 6th Avenue.
Dia melihat ada sisa-sisa emas di lantai, yang berarti masih ada sisa-sisa lainnya.
Maka dia mulai menyusuri terotoar dekat 6th Avenue dan hingga ke ajalan 47th, yang dikenal sebagai NYC Diamond District.
Kisahnya yang terungkap pada 2011, menjelaskan bahwa dia sebelumya bekerja di industri perhiasan selama 26 tahun.

Maka dia paham betul tentang berbagai jenis logam berharga.
Karena itu dia bisa dengan mudah mengidentifiksinya ketika mencarinya di trotoar.
Menariknya, dia pernah mengumpulkan logam hanya dalam dua minggu dan menghasilkan 1.010 dollar AS atau sekitar Rp14 juta.
Meski demikian, penghasilan itu sebenarnya jauh dari kata cukup untuk hidup di salah satu kota terkaya di dunia.
Akan tetapi, Raffi mengaku mencintai pekerjaannya, dan dia merasa mendapatkan kesenangan dari profesinya itu.

Dikutip dari laman kompas.com, Laporan Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organization for Economic Cooperation and Development) mengungkapkan, pandemi Covid-19 telah menghancurkan 22 juta pekerjaan di negara-negara kaya.
Organisasi yang berbasis di Paris ini mengingatkan munculnya risiko peningkatan angka pengangguran jangka panjang akibat pandemi Covid-19.
Berdasarkan laporan itu, pekerjaan di negara-negara OECD diperkirakan tidak akan pulih ke tingkat pra-pandemi sebelum 2023.
Baca juga: Ustadz Dhanu Sebut Tubuh Artis-artis Ini Jadi Sarang Jin, Ada yang Disuruh Bongkar Makam Orang Tua
Baca juga: Tabiat Asli Bambang Trihatmodjo Dibongkar Mayangsari, Ini yang Bikin Mantu Presiden Soeharto Pusing?
"Pemulihan ekonomi yang kuat yang sedang berlangsung di negara-negara OECD, belum sepenuhnya diterjemahkan ke dalam pekerjaan baru yang cukup untuk mengembalikan tingkat pekerjaan ke tingkat pra-pandemi di sebagian besar ekonomi anggota," tulis laporan itu, sebagaimana dikutip CNN, Jumat (9/7/2021).