Idul Adha 2021
Hukum Menyembelih Kurban Tanpa Pelaksanaan Sholat Idul Adha
Buya Yahya dalam ceramahnya, mengatakan hukum rukun sholat Idul Adha dan rukun berkurban terpisah. Artinya penilaian pada sholat tersendiri
TRIBUN-MEDAN.com - Hukum menyembelih kurban tanpa sholat (salat) Idul Adha.
Pada Idul Adha 2021 pelaksanaan sholat Idul Adha 2021 ditiadakan oleh pemerintah Indonesia. Alasan pemerintah karena di masa pandemik Covid-19 dan kebijakan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Ibadah sholat Idul Adha berjemaah dilarang, di daerah zona merah penyebaran Covid-19. Namun, penyembelihan hewan kurban Idul Adha 1442 H tetap dapat berlangsung di tengah pandemi Covid-19.
Baca juga: Adab-adab dan Tata Cara Menyembelih Hewan Kurban, Persiapan Niat, Pisau, dan Arah Kiblat
Penyembelihan hewan kurban dilaksanakan dengan prokes yang ketat, di rumah pemotongan hewan (rph) maupun di area yang memungkinkan tanpa kerumunan.
Lantas bagaimana hukum dan pahala berkurban tanpa mendirikan sholat Idul Adha?
Apakah sah ibadah berkurban diterima oleh Allah, karena terpaksa tidak sholat Idul Adha karena ada larangan pemerintah?
Buya Yahya dalam ceramahnya, mengatakan hukum rukun sholat Idul Adha dan rukun berkurban terpisah. Artinya penilaian pada sholat tersendiri, dan rukun kurban tersendiri, kedua tidak saling mengikat kewajiban.
"Rukun sholat ada di urusan hukum sholat, kurban rukunnya ada rukun kurban sendiri. Kurbannya sah. Ada orang gak sholat tapi berkurban? apa bisa diterima kurbannya? Insya Allah kurbannya dan pahalanya diterima," katanya.
Hukum sholat Idul Adha Sunnah Muakkad, artinya sangat dianjurkan
Dar Ifta Mesir mengeluarkan fatwa :
فإن صلاة العيد سنة مؤكدة لمواظبة سيدنا النبي صلى الله عليه وسلم عليها، ويُستحبُّ أن تصلى جماعة؛ ولأنّ الضرورةَ اقتضت إبقاء المساجد مغلقة للحفاظ على سلامة أرواح الناس وصحتهم، فعندئذٍ تصلى صلاة العيد في البيوت، إما جماعة مع أهل البيت الواحد، ولا يشترط لصحتها الخطبة فلا يؤثر تركُ الخطبتين على صحة الصلاة؛ لأن الخطبة في العيد سنة وليست شرطا لصحة الصلاة
Artinya; Sholat Idul Fitri adalah sunnah muakkad, yang ditegaskan dan ditekuni Nabi Muhammad SAW, dan shalat Ied itu disunnahkan mengerjakannya dalam keadaan shalat berjamaah. Dan karena keharusan menutup masjid untuk menjaga keselamatan jiwa dan juga kesehatan manusia, maka shalat Ied dilakukan di rumah, baik secara berjamaah dengan penghuni satu rumah.
Baca juga: Hukum Kurban Lebih Diutamakan, untuk Orang yang Masih Hidup atau yang Sudah Meninggal Dunia?
Baca juga: Kesalahan Fatal Berkurban di Indonesia, UAH Ingatkan Sunnah Larangan Soal Kuku dan Rambut
Baca juga: Waktu Penyembelihan Kurban Shalat Idul Adha Ditiadakan, Ini Hukum Menyaksikan Kurban
Dan khutbah Ied tidak menjadi syarat sahnya shalat.
Dan tidak ada mempengaruhi keabsahan shalat dengan meninggalkan dua khutbah. Karena khutbah di hari raya, adalah sunnah dan bukan syarat sahnya shalat.
Imam Muzani menukil pendapat dari Imam Syafi’i dalam kitab Mukhtasor Al-Umm. Imam Al Muzani berkata;