News Video
Ini Penjelasan Makna Ritual Masyarakat Adat di Depan Kantor Uniland Plaza Minta PT TPL Ditutup
Masyarakat adat gelar ritual atas kehadiran PT. TPL yang meresahkan warga di depan kantor Uniland Plaza.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Masyarakat adat gelar ritual atas kehadiran PT. TPL yang meresahkan warga di depan kantor Uniland Plaza, Rabu (27/7/2021).
Masyarakat adat yang memimpin ritual tersebut Thomson Ambarita menyampaikan doa dalam ritual tersebut meminta pertolongan kepada Mulajadi Na Bolon, yakni Allah sang pencipta.
"Kita juga minta bantuan ke Sisingamangaraja atas mediasi tersebut. Dan juga Raja Uti anak sulung dari raja batak dan namboru kita, yakni adik putri dari Raja Uti yang termasuk membantu pelaksanaan opung kami Mamontang Laut berangkat dari Samosir ke daerah tanah Simalungun," katanya kepada Tribun Medan.
Dia berharap melalui doa tersebut dapat membuka hati para hati pemerintah untuk mendengar jeritan masyarakat adat di tanah Batak.
"Kami harap tuntutan dari tim 11 diterima pemerintah agar TPL ditutup," ujarnya.
Thomson menjelaskan ritual itu dipanjatkan dengan ramuan tradisional dari masyarakat adat terkhususnya di daerah Sihaporas.
Bahan yang disediakan jeruk perut satu biji, sirih tujuh lembar, cawan dan piring putih air suci serta dupa dan kemenyan.
Amatan Tribun Medan, terlihat setidaknya ada lima masyarakat adat yang berdiri dengan pakaian adat berhadapan dengan kantor Uniland.
Ada dua wanita dan tiga pria yang berdiri dengan melihat tangan layaknya orang sedang berdoa. Mereka mengenakan ulos yang dibalut di kepala dan bahu.
Tampak ada satu pria yang mengomandoi ritual tersebut dengan bahasa Batak. Ia mengucapkan doa sembari mengangkat piring yang didalamnya berisi dedaunan bercampur minyak makan.
Selain itu tepat didepan kelima orang tersebut ada kemenyan yang dibakar di dalam sebuah tempat.
Terdengar pria yang mengomandoi ritual memanjatkan doa perihal persoalan yang sedang dihadapi masyarakat terkait dengan kehadiran PT. TPL.
Setelah doa - doa telah disampaikan, pria tersebut pun memeras jeruk purut dan meletakkan cairannya dalam mangkok kaca.
Kemudian cairan itu lah yang dipercikkan ke depannya, sebelah kiri, dan kanannya menggunakan daun sirih.
Setelah itu airnya diminum. Pria itu pun meletakkan jarinya ke air tersebut lalu mengeluskannya ke ubun - ubun kepalanya. Tindakan serupa diikuti empat rekan lainnya..