MUNCUL Virus Varian Baru B.1466.2 Asal Indonesia, Kini Dalam Pengawasan WHO, Berikut Ciri-cirinya

Peneliti sekaligus Ketua Tim WGS SARS-CoV-2 LIPI Sugiyono Saputra menyatakan, kasus Covid 19 di Indonesia tidak hanya disebabkan oleh varian delta.

Editor: AbdiTumanggor
HO / tribun-medan.com
Varian Baru Covid-19 muncul di Indonesia. Kini varian B.1466.2 dalam pengawasan WHO. 

Dikutip dari situs resmi WHO varian baru lokal di Indonesia B.1.466.2 dimasukkan dalam kategori "Alerts for Further Monitoring" yang sampel pertamanya dilaporkan pada November 2020 lalu oleh Indonesia. WHO menjelaskan varian dalam kategori Alerts for Further Monitoring memiliki potensi berbahaya di masa depan karena memiliki perubahan genetik.

TRIBUN-MEDAN.COM - Lonjakan penambahan kasus positif Covid-19 yang sangat signifikan beberapa pekan terakhir ditengarai oleh virus varian baru dari SARS-CoV-2 varian delta.

Bahkan Indonesia tercatat sebagai negara dengan kasus kematian tertinggi di dunia yaitu mencapai lebih dari 2.000 orang dalam satu hari.

Peneliti sekaligus Ketua Tim WGS SARS-CoV-2 LIPI Sugiyono Saputra menyatakan, kasus Covid 19 di Indonesia tidak hanya disebabkan oleh varian delta.

Berdasarkan riset yang dilakukan, juga ditemukan varian baru asal Indonesia yaitu varian B.1.466.2

“Sebelum varian delta masuk ke Indonesia, varian lokal asal Indonesia ini pernah mendominasi kasus Covid-19 di Indonesia," ujarnya seperti dikutip dari laman LIPI, Selasa (27/7/2021).

ANCAMAN baru virus varian baru covid-19 yang berasal dari Indonesia.
ANCAMAN varian baru B.1.466.2 yang berasal dari Indonesia. (SHUTTERSTOCK/RUKSUTAKARN studio)

WHO juga memberi peringatan kepada Indonesia agar varian lokal terus dimonitor, karena secara genetik varian ini dimungkinkan tingkat penularan yang tinggi di masyarakat atau berpotensi menyebabkan penurunan efektifitas vaksin dan terapi obat.

Akan tetapi sampai saat ini, bukti ilmiah terkait efek secara epidemiologi atau bukti ilmiah yang menunjukan langsung efek dari mutasi yang terjadi belum ada.

"Varian lokal saat ini kasusnya tidak banyak dan sampai saat ini varian delta lebih berbahaya dan lebih mendominasi,” jelas Sugiyono.

Ia memaparkan, sejak penelitian Covid-19 dilakukan di Indonesia, selama lebih dari satu tahun LIPI telah menemukan lebih dari 10 varian Covid 19.

Namun varian yang menjadi perhatian (variant of concern) adalah varian alfa, beta, gamma dan delta.

Adapun varian lain yang baru mendapatkan pelabelan sebagai varian of interest (VOI) dari WHO adalah varian Lambda.

"Varian gama dan lambda belum ditemukan di indonesia sesuai data dari GISAID,” imbuhnya.

TELITI ASAL VIRUS CORONA - Pakar dari China dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengenakan masker saat mengunjungi Rumah Sakit Wuhan Tongji, pusat wabah virus corona di Hubei, China, 23 Februari 2020 lalu.(CHINA DAILY/REUTERS via VOA INDONESIA)
TELITI ASAL VIRUS CORONA - Pakar dari China dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengenakan masker saat mengunjungi Rumah Sakit Wuhan Tongji, pusat wabah virus corona di Hubei, China, 23 Februari 2020 lalu. (CHINA DAILY/REUTERS via VOA INDONESIA).

Dikutip dari situs resmi WHO varian baru lokal di Indonesia B.1.466.2 dimasukkan dalam kategori "Alerts for Further Monitoring" yang sampel pertamanya dilaporkan pada November 2020 lalu oleh Indonesia.

WHO menjelaskan varian dalam kategori Alerts for Further Monitoring memiliki potensi jadi berbahaya di masa depan karena memiliki perubahan genetik.

Hanya saja data bukti-buktinya masih belum cukup sehingga dibutuhkan pengawasan dan penelitian berulang yang kuat.

"Pemahaman kami terkait varian di kategori ini berkembang dengan cepat dan karena itu isinya bisa ditambah atau dikurangi begitu saja. Karena itu juga WHO tidak memberi label khusus," tulis WHO dalam situs resminya.

Sementara itu dikabarkan ada varian baru delta berkode AY.1 atau lazim disebut 'Delta Plus'.

Varian ini terdeteksi sudah tersebar di beberapa kota di Indonesia di antaranya Mamuju dan Jambi.

Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) varian 'Delta Plus' masuk ke dalam variant of concern (VoC).

'Varian Delta Plus' sudah diidentifikasi di 11 negara, termasuk Amerika Serikat.

Professor of Molecular Immunology and Virology, Institute of Medical Sciences, Banaras Hindu University, Sunit K Singh menjelaskan mutasi yang terdapat dalam varian 'Delta Plus' adalah K417N. Mutasi yang juga ditemukan dalam varian Beta.

Dikutip dari Hindustan Times, pakar virologi India menilai gejala varian Delta Plus tidak memiliki perbedaan signifikan dengan varian Delta dan varian Beta (B1351).

"Varian Beta dengan mutasi ini telah menunjukkan kemampuan untuk lolos dari antibodi yang diberikan oleh vaksinasi COVID, setidaknya sampai batas tertentu. Dengan kata lain, ada kemungkinan vaksin COVID-19 tidak akan melindungi dari mutasi ini secara efektif," kata Sunit.

(*)

Baca juga: PASIEN Covid-19 dengan Memiliki Kandungan Virus Miliaran Ditemukan di Kalimantan Barat

Baca juga: MENGENAL Varian Covid-19 Delta Plus yang Masuk Indonesia, Lebih Berbahaya dan Mematikan

Baca juga: Viral Wanita Pakai APD Jual Surat Bebas Covid-19 Seharga Rp 90.000, Ini Penjelasan Lengkap Polisi

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Virus Covid-19 Baru Asal Indonesia, Namanya B.1466.2, Kini Dalam Pengawasan WHO, https://www.tribunnews.com/corona/2021/07/28/virus-covid-19-baru-asal-indonesia-namanya-b14662-kini-dalam-pengawasan-who?page=all.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved